Friday, November 22, 2013

Managing Public Issues and Stakeholder Relationship

Perusahaan pada saat ini di tuntut untuk melihat perubahan situasi dan lingkungan yang berubah, dimana manajemen harus efektif untuk mengantisipasi isu-isu publik dan hubungan yang positif dengan multipihak yang lebih luas. Apapun isu, baik tentang perubahan iklim, kelangkaan air, pekerja dibawah umur, kekerasan terhadap binatang, maupun keamanan konsumen. Pimpinan perusahaan harus dapat merespon kemungkinan resiko dimasa mendatang. Agar dapat dibangun hubungan  lintas organisasi, bekerja dengan berbagai pihak  lain dan  memperbaiki serta meresponnya dalam berbagai persoalan yang muncul. Manajemen yang efektif dalam pengelolaan isu publik dan hubungan multipihak berkaitan dengan upaya membangun nilai-nilai perusahaan.
Sebuah isu publik adalah isu yang memiliki kaitan antara organisasi dengan satu atau dua lintas mitra. Isu publik biasa disebut juga isu sosial atau isu social politik. Model isu umumnya isu luar, yang dampaknya meliputi beberapa organisasi atau kelompok dan berkaitan dengan banyak orang. Isu publik yang mendesak memiliki resiko dan peluang. Resiko muncul dalam kaitan karena perusahaan tidak mengantisipasi resiko atau tidak merencanakan dengan baik rencana perusahaan yang dapat memperburuk citra perusahaan dan di lain pihak antisipasi perbaikan isu mendesak dapat menghasilkan daya saing.
Kemunculan isu publik baru harus direspon oleh para pelaku bisnis. Perusahaan membutuhkan sebuha cara sistematis untuk menidentifikasi, memonitor dan menselesksi isu publik yang dapat menjamin kegiatan perusahaan berkaitan dengan kemungkinan resiko dan peluang saat ini. Perusahaan jarang yang memiliki kemampuan penuh dalam mengurus soal isu publik karena banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Namun hal itu dapat diatasi dengan membuat sistem manajemen yang dapat mendeteksi dan memonitor isu yang mendesak.
Analisis lingkungan merupakan sebuah metode pimpinan perusahaan menggunakan informasi luar dan sedang menjadi trend, sehingga pimpinan dapat mengembangkan sebuah strategi perusahaan yang untuk mengidentifikasi dibutuhkan perhatian dan aksi berupa kerangka kerja untuk menyerap informasi dari luar (dalam konteks ini, lingkungan di luar perusahaan), mengurangi gesekan, dan dapat meraih keuntungan lain yang baru.
Intelijen Lingkungan adalah pengumpulan informasi yang berasal dari analisis dampak lingkungan terhadap perusahaan. Pengumpulan dapat dilakukan secara informal maupun formal melalui proses manajemen. Jika dilakukan dengan benar, dapat menolong perusahaan mengatasi krisis dan mencari peluang baru. Menurut Karl Albrecht, pengumpulan infomasi tersebut dapat difokuskan pada delapan, layar radar stategis yaitu : lingkungan pelanggan, lingkungan pesaing, lingkungan ekonomi, lingkungan tehnologi, lingkungan sosial, lingkungan politik, lingkungan hukum dan lingkungan geofisik.
Ketika sebuah perusahaan mengidentifikasi sebuah isu publik dan menemukan kesejangan antara masyarakat dan praktek perusahaan, maka perusahaan harus proaktif mengatasi masalah tersebut. Identifikasi isu mengacu pada antisipasi urusan mendesak, kadangkala disebut horizon issue, karena muncul secara tiab-tiba. Kadangkala pimpinan menjadi sadar akan  isu karena pemberitaan di media, pandangan ahli, opini aktifis dan legislatif yang mengidentifikasi berbagai kasus di masyarakat.
Ketika sebuah isu dapat dikenali, maka manajer harus menganalisis. Perusahaan harus memahami bagaimana isu berkembang dan bagaimana efeknya bagi perusahaan. Setiap cabang perusahaan memiliki isu yang berbeda-beda. Sebuah profil isu menjelaskan kepada para pimpinan, bagaimana pentingnya sebuah isu bagi organisasi, namun hal tersebut tidak menjelaskan kepada mereka apa yang harus dilakukan. Langkah selanjutnya dari proses manejemen isu adalah mengumpulkan, mengevaluasi dan memilih diantaranya yang paling penting. Hal ini membutuhkan pertimbangan berdasarkan pertimbangan etika, reputasi perusahaan dan nama baik serta faktor lainnya. Ketika sebuah isu telah dipilih, perusahaan harus mendesain dan melakasanakan rencana aksi.
Ketika sebuah organisasi telah mengimplementasikan program manejemen isu, mereka harus menilai dan mempertimbangkan hal yang dibutuhkan. Pimpinan perusahaan harus melihat manejemen isu sebuah proses yang terus menerus, sehingga satu persatu mendapatkan jalan keluar yang jelas. Sekarang ini manajemen isu merupakan sebuah proses interaktif yang serius, perusahaan yang berpikir panjang harus secara terus menerus melakukan dialog dengan multipihak tentang isu yang menjadi masalah.

The Coca - Cola Company ( TCCC ) adalah sebuah perusahaan minuman terbesar di dunia.  Mulai tahun 2005 hingga awal 2010-an, Coca-Cola menghadapi suatu masalah baru sebagai dampak perusahaan terhadap kualitas air, ketersediaan dan akses di seluruh dunia.. Perusahaan ini beroperasi di lebih dari 200 negara, menyediakan 1,7 miliar porsi sehari minuman berkarbonasi, minuman jus, botol air dan kopi siap minum dan teh. Perusahaan juga bermitra dengan lebih dari 300 perusahaan pembotolan, perusahaan independen yang memproduksi berbagai produk Coca - Cola di bawah waralaba . 70% dari pendapatan perusahaan berasal dari luar Amerika Serikat. Air adalah kebutuhan penting untuk bisnis coca -cola. Perusahaan dan pembotolan yang digunakan sekitar 82 miliar galon air di seluruh dunia setiap tahun. Dari jumlah ini, sekitar dua -perlima menjadi minuman jadi dan sisanya digunakan dalam proses manufaktur, misalnya, untuk mencuci botol, peralatan bersih dan menyediakan sanitasi bagi karyawan. Persediaan air juga penting untuk produksi banyak bahan dalam produk-produknya , seperti gula, com, buah jeruk, teh dan kopi.
Pada tahun 2003, Coca-Cola tiba-tiba teringat pada dampak penggunaan air dalam masyarakat lokal ketika Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan, sebuah think tank di India, menuduh bahwa produk Coca- Cola mengandung tingkat residu pestisida berbahaya. Aktivis lain di India menuduh bahwa pembotolan perusahaan menggunakan terlalu banyak air, merampas persediaan air warga lokal untuk minum dan irigasi . Pejabat lokal menutup pabrik pembotolan Coca - Cola di Negara Bagian Kerala. Coca - Cola melakukan kajian komprehensif, survei operasi global untuk menilai praktek pengelolaan air dan dampak. Hal ini juga mencapai Out ke multipihak lainnya, termasuk World Wildlife Fund, The Nature Conservancy, CARE organisasi kemanusiaan dan berbagai ahli akademik, untuk mencari nasihat mereka.
Pada tahun 2007, TCCC mengumumkan tujuan aspirasi netralitas air, "Dengan aman kembali ke alam dan masyarakat memiliki akses air yang sama dengan apa yang kami gunakan di semua minuman kami dan produksi mereka, pada tahun 2020". Tujuan ini akan dicapai dalam tiga cara : mengurangi, mendaur ulang  dan mengisi. Perusahaan itu akan mengurangi penggunaan air dengan menjalankan operasi yang lebih efisien. Sebagai inisiatif netralitas air,  pada tahun 2011, perusahaan melaporkan bahwa mereka telah mengurangi rasio air (jumlah galon air yang digunakan per galon produk yang dihasilkan ) sebesar 13 persen dari tingkat dasar.  Diperkirakan bahwa 39 persen dari fasilitas yang menggunakan air daur ulang dan 23 persen dari air yang digunakan dalam produk jadi telah diisi ulang melalui proyek-proyek air masyarakat dan perusahaan juga berusaha untuk mengukur manfaat lebih dari 300 kemitraan dengan pemerintah dan organisasi nirlaba di seluruh dunia , mulai dari membangun fasilitas pengolahan air di Kolombia dan lain-lain.


Thursday, November 07, 2013

Resume : Analisis Lingkungan Manajemen Dan Bisnis



The American Fur Company

The American Fur Company adalah sebuah perusahaan monopoli terbesar yang dibangun pada era iklim perdagangan bulu. Yang dibangun pada tahun 1808 oleh John Jacob Astor, seorang imigran pekerja keras asal Jerman. Sebagai seorang manajer, kualitas yang dimiliki Astor sangat mengagumkan, dia seorang pekerja keras, percaya diri dan seorang negosiator yang hebat. Perencanaannya yang cermat dan ketelitiannya terhadap perusahaan membuktikan bahwa dia adalah seorang manajer yang luar biasa. Ia memiliki pemikiran yang tajam untuk kemajuan perusahaan. Tindakan yang ia lakukan untuk mencapai keuntungan dalam perdagangannya terhadap lawan bisnisnya dan politisi menunjukkan bahwa dia membutuhkan kekuatan dan pengaruh yang besar untuk mengontrol perusahaannya.
Keberanian Astor dalam mengambil resiko dan merencanakan taktik merupakan salah satu cara untuk  sukses dalam mendapatkan menjalankan perusahaan untuk mendapat keuntungan. Dan sebagai seorang manajer Astor juga harus melakukan apapun untuk mempertahankan usahanya. Dalam dunia bisnis keberanian dalam mengambil keputusan dan kerja keras adalah hal yang mutlak diperlukan. Stakeholder yang paling penting dalam menjalankan perusahaan astor adalah orang-orang Indian. Mereka digunakan untuk menjebak binatang, menguliti dan mempersiapkan kulit yang siap diperdagangkan. Pada masa itu, mereka hanya memperdagangkan bulu kepada kelompok yang memberikan imbalan dengan layak atau yang lebih tinggi.
Astor membangun bisnisnya  untuk kepentingan pribadi dan masyarakat karena dia menggunakan sumber daya pekerja seperti orang Indian karena ia tahu ia akan mendapatkan sesuatu yang mereka sukai. Mereka juga memberikan produk yang tahan lama. Sedangkan pemerintahan didekati untuk melancarkan bisnis dan memonopoli perdagangan. Pada masa itu perdagangan ini membuat dampak besar bagi perubahan kapitalisme karena perdagangan pada masa itu perlahan-lahan dilakukan dengan kebijakan pemerintah. Dan selama bertahun-tahun kapitalisme pun berubah karena The American Fur Company tidak lagi memonopoli pasar..
Sisi positif dari berdirinya  The American Fur Company ini berdampak pada pertumbuhan Ekonomi yang semakin baik dan munculnya kota-kota berkembang karena adanya pusat-pusat perdagangan, dan juga dapat membuka jalan-jalan di wilayah baru. Sisi negatifnya menyebabkan terjadinya kerusakan ekologi yang luas yaitu memusnahkan populasi hewan dan penggundulan hutan, juga penggerogotan budaya Indian.