Sunday, February 09, 2014

TERAPI RELIGIUS SEBAGAI METODE DAKWAH ALTERNATIF

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebahagian orang ada yang mengalami tekanan, pengalaman emosional, dan pertarungan batin yang menyebabkan dirinya menderita penyakit jiwa. Kondisi jiwa orang – orang yang menderita penyakit jiwa bisa digambarkan dengan tiga kelompok besar :
o   Mengalami kebingungan pada dirinya sendiri dan orang lain.
o   Berprilaku tidak pantas.
o   Merasa dirinya sengsara
Gangguan kejiwaan dapat juga terjadi akibat proses pembelajaran yang salah satu atau akibat perasaan tertentu yang menekan atau karena situasi menyakitkan yang pernah dihadapi atau dialami seseorang dimasa lalunya. Proses pembelajaran yang salah akan menimbulkan kekacauan persepsi tehradap diri dan alam sekitar. Proses ini pun dapat menyebabkan seseorang mempelajari suatu perilaku dan interaksi sosial secara menyimpang. Bila hal itu terjadi pada seseorang, maka yang harus segera dilakukan ialah proses pendidikan yang mengarahkan seseorang agar memiliki persepsi baru yang mampu mengenali dirinya sebaik mungkin, mengenal alam sekitar, dan mengenal orang lain. Selain itu juga perlu mengajarinya berprilaku yang lebih pantas dan diterima di tengah masyarakat.
Pada dasarnya terapi/cara pengobatan dengan menggunakan pengaruh-kekuatan bathin – dokter atas jiwa atau rohani yang memerlukan terapi yang tidak menggunakan obat-obatan akan tetapi menggunakan Sugesti, Nasihat, Hiburan dan terapi-terapi agama yang bisa digunakan sebagai metode yagn diberikan dalam upaya mendakwahkan orang akan diberi terapi.





B.     Manfaat
o   Mengubah perilaku atau kepribadian kearah yang lebih baik.
o   Menjadikan ketengan jiwa.
o   Sebagai obat yang digunakan untuk jiwa.

C.    Tujuan
o   Tercapainya jiwa yang damai, nyaman dan tentram.
o   Mencapai kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.
o   Berprilaku yang baik dan adanya hubungan interaksi sosial yang baik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Terapi dan Dakwah
Terapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk mengatasi tungkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup dan berkembang sebagai seorang individu.
Sedangkan dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a Yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan sebagai mengajak, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan Mau’idzhoh Hasanah dan Tarbiyah.[1]
Kehadiran islam didunia ini membawa nilai bagi manusia tentang jalan baru yang harus ditempuh dalam hidupnya, kehadiran islam mengubah peradaban manusia dengan memperbaharui cara berfikir dan caa baru dalam memandang dirinya, orang lain, dan alam semesta.
Islam juga mengajarkan cara baru dalam bertingkah laku dan berahklak serta berinteraksi sosial. Islam banyak mengajarkan nilai kemanusian dan hal lain yang sulit diremehkan oleh manusia dalam menggapai kenyamanan dan kesuksesan hidup serta kedamaian jiwanya.
Berbicara tentang “ Terapi Religius Sebagai Metode Dakwah Alternatif” tidak terlepas dari yang namanya Al-Qur’an dan Al-Hadist. Sebagai pedoman yang digunakan sebagai petunjuk bagi manusia dan juga sebagai obat yang digunakan oleh orang islam. Sebagaimana Rasulullah, ketika beliau mengubah tingkah laku para sahabat yang dianggapnya menyimpang dan cara yang ditempuhnya ketika beliau berupaya mengobati penyakit jiwa yang di derita oleh para sahabatnya. Beliau menggunakan metode terapi yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
Berikut adalah Terapi Religius yang digunakan sebagai metode dakwa.
v  Metode Terapi Dalam Agama Islam
Terapi keagamaan yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama islam, sebagaimana diketauhi bahwa dalam ajaran islam mengandung tuntunan bagaimana kehidupan manusia bebas dari rasa cemas, tegas ,depresi dan sebagainya. Dalam doa-doa, misalnya intinya adalah memohon agar kehidupan manusia diberi ketenangan, kesejahteraan, keselamatan baik didunia dan diakhirat.[2]
Perilaku dalam islam adalah suatu perubahan prilaku ke arah yang positif dengan tidak kembali melakukan perilaku yang buruk. Juga membangun kepribadian diri dengan menggunakan konsep penghargaan dengan hadiah ataupun celaan dengan hukuman, dan konsep perilaku dengan banyak metode seperti halnya dengan kisah atau perumpamaan ini sama dillakukan agar dapat mengarahkan manusia dan mengubah perilakunya ke arah perilaku imani (Perilaku baik yang didasari dengan adanya keimanan dalam diri), sebagaimana yang rasulullah lakukan,[3] allah berfirman : (Surat Al-Ahzab : 21)
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ
Artinya :
              Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

v  Terapi Menggunakan Metode Al-Qur’an Dan Hadist
Untuk merubah perilaku seseorang, harus merubah pola pikirnya terlebih dahulu, karena perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya. Oleh karena itu, terapi ini pada intinya bertujuan merubah pemikiran penderita, yang merupakan penyebab timbulnya rasa cemas, jika pola pikirnya telah berubah, ia pasti mampu mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya.

Allah berfirman dalam surat Ar-Rad :
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ

Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Al-Qur’an diturunkan untuk merubah pola pikir dan perilku manusia memberikan hidayah, serta merubah bayang – bayang kesehatan dan kebodohan, lalu mengarahkannya pada hal-hal yang benar dan memberikan pemikiran baru (Tentang tabiat manusia serta misinya dalam kehidupan). Nilai – nilai etis yang baru, serta teladan yang luhur.[4]

v  Berikut Merupakan Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Terapi
o   Mengajak Untuk Beriman Kepada Allah
Hal yang pertama kali ingin dirubah Al-Qur’an pada diri bangsa arab adalah Akidah, maka ayat-ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun dimakkah. Pada fase pertama dakwah islam pada pokoknya bertujuan memperkuat akidah tauhid.
Beriman pada akidah tauhid merupakan langkah pertama merubah suatu kepribadian, ia dapat melahirkan sebuah kekuatan rohani (yang dapat merubah pemahaman seseorang tentang eksistensi dirinya, orang lain, kehidupan,dan alam semesta), memberikan hal baru bagi misi kehidupan manusia, mengisi hati manusia dengan cerita kepada Tuhan, Rasul dan Manusia secara umum, serta membangkitkan rasa aman dan tenteram.[5]
                                                  
o   Bertakwa Kepada Allah
Beriman kepada Allah Swt senantiasa diikuti oleh sikap takwa kepadanya, orang yang bertakwa pasti akan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pemahaman tentang takwa mengandung penguasaan seseoarang terhadap dorongan-dorongan hawa nafsu serta sikap emosional berikut kecenderungannya :
Takwa juga mengandung pengertian melaksanakan kewajiban kepada Allah, semata-mata demi mencari pahala dan keridhaan-Nya. Hal ini senantiasa mendorong seseorang untuk melakukan perbaikan diri dan mengembangkan kemampuan serta pengetauhannya, yang menuntut seseorang untuk melakukan Mujahadah dan menguasai serta mengarahkan hawa nafsu. Allah berfirman.[6] (Qs. Al-Hadid : 28).
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qãZÏB#uäur ¾Ï&Î!qßtÎ öNä3Ï?÷sムÈû÷,s#øÿÏ. `ÏB ¾ÏmÏGyJôm§ @yèøgsur öNà6©9 #YqçR tbqà±ôJs? ¾ÏmÎ öÏÿøótƒur öNä3s9 4 ª!$#ur Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇËÑÈ

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

o   Beribadah Kepada Allah
Perubahan pemikiran merupakan langkah pertama dalam merubah kepribadian dan perilaku seseorang. Mempelajari perilku yang baru juga menuntut praktek langsung (Latihan) dari kepribadian ini dalam waktu yang lama (agar menjadi stabil dan permanen).
Al-Qur’an telah menetapkan suatu pola dalam mendidik kepribadian dan merubah perilaku seseorang melalui metode beramal dan praktek langsung, yaitu :

o   Terapi Melalui Shalat
Kata shalat mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia dengan tuhannya. Ritual shalat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan gundah dalam diri manusia. Dengan mengerjakan shalat secara khusyuk,yakni dengan niat menghadap dan berserah diri secara total kepada tuhan, serta meninggalkan semua kesibukan maupun problematika kehidupan, maka seseorang akan merasa tenang,tentram dan damai.
Kekuatan spritual ini menghilangkan stress, menyingkirkan kelemahan dan menyembuhkan berbagai penyakit, kekuatan tersebut mampu membangkitkan harapan, memantapkan niat, memperkokoh semangat, dan memunculkan kekuatan besar yang membuatnya siap menerima ilmu pengetauhan dan hikmah, serta lebih memiliki jiwa patriotisme yang begitu kuat.[7]

v  Terapi Melalui Puasa
Ibadah puasa memiliki banyak sekali faedah, diantara faedah yang terkandung dalam ibadah puasa adalah memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk menakhlukan hawa nafsu. Ibadah puasa terkandung latihan untuk mengendalikan motivasi dan emosi dan melatih seseorang untuk bersabar.
Ketika seseorang menjalankan ibadah puasa merasa terhalangi untuk mengkonsumsi makanan maupun minuman, dan ikut merasakan penderitaan kaum kafir, sehinggga dia mengasihani saudaranya. Hal itu membuat hubungan sosial menjadi lebih baik, dan lebih peka pada perkembangan yang terjadi di masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.[8]

v  Terapi Melalui Membayar Zakat
Kewajiban membayar zakat pada setiap tahun sesungguhnya merupakan latihan untuk membentuk rasa kasih bagi yang membutuhkan dan memerlukan bantuan-bantuan, dengan membayar zakat mengajarkan seorang muslim untuk mencintai orang lain dan melepaskan diri dari sikap egois, mencintai diri sendiri, kikir dan tamak. Hal ini memiliki nilai penting yang tinggi bagi kesehatan jiwa seseorang.[9]

v  Terapi Amarah
Terapi amarah yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah disusun berdasarkan penalaran logis. Terapi tersebut adalah dengan menyebutkan keistimewaan menahan Amarah dan Keistemewaan memaafkaan orang berbuat salah. Ini semua adalah bentuk terapi perilaku dengan merenungkan dan memikirkan faktor-faktor kemarahan dan balas dendam serta pengaruh yang ada sesuudahnya. Dengan demikian seseorang akan dapat melihat lebih jelas permasalahan yang sedang dihadapinya dan kemudian melakukan aplikasi terapi amarah ini.[10]

v  Terapi Melalui Bersabar
Al-Qur’an mengajak orang beriman untuk menghiasi diri dengan kesabaran, karena didalamnya mengandung pendidikan jiwa, menguatkan kepribadian, menambah kemampuan manusia dalam mengemban kesulitan dan mempengaruhi kekuatannya dalam menghadapi problematika dan beban hidup.
Sabar mengajarkan seseorang untuk terbiasa bekerja dan berusaha keras dalam merealisasikan tujuan-tujuannya, oleh karena itu melalui terapi kesabaran ini, mampu mengemban dan mencapai kebahagiaan.

v  Terapi Melalui Berzikir Kepada Allah
Seorang yang selalu berdzikir kepada Allah akan merasa dekat dengan Allah dan Senantiasa berada dalam perlindungan dan pengawasannya. Terapi zikir ini bertujua dalam rangka mencari suatu kesejatian atau makna hakikat dari kehidupan yang kita jalani. Dimana manusia harus memahami bahwa satu-satunya pembimbing sejati adalah Allah SWT.[11]

v  Terapi Melalui Membaca Al-Qur’an
Diantara jenis terapi-terapi yang utama membaca Al-Qur’an merupakan salah satu terapi yang ampuh, dengan membaca Al-Qur’an maka hati akan tenang. Konsep metode terapi Al-Qur’an ini adalah penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu penyakit atau Al-Qur’an merupakan penyembuh / obat bagi siapa saja yang menyakininya.[12] Sebagaimana firman Allah dalam Qs . Yunus : 57)

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ

Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.





Jadi pada dasarnya terapi merupakan sebagai alat pengendali yang digunakan untuk mengontrol prilaku seseorang yang menyimpang ata tidak baik.






BAB III
PENUTUP

v  Kesimpulan

Untuk mengubah perilaku seseorang harus mengubah pola pikirnya terlebih dahulu, karena perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya, jadi terapi ini bertujuan merubah seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya. Serta problematika yang menyebabkan seseorang hilang kendali.

Melalui terapi ini manusia bisa melihat siapa dirinya dan apa yang harus dilakukannya dan mempelajari beberapa metode terapi yang dipelajarinya guna yang lebih pantas bagi perilkunya baik mempelajari yang ada dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadist.





Daftar Pustaka

Adz. Dzaky, Hamdani Bakran.2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru.
Bin Said, Musfir. 2005. Konseling Terapi. Jakarta : Gema Iusani Press.
Efendi, Lalu Muchsin, dkk. 2009. Psikologi Dakwah. Jakarta : Kencana.
Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
.Najati, Muhammad Utsman. 2004. Psikologi Dalam Perspektif Hadits (Al-Hadist Wa’ulum an-nats. Jakarta : PT. Pustaka Al-Husnah Baru.
Najati, Muhammad Utsman. 2003. Psikologi Dalam Tinjauan Hadist Nabi Saw. Jakarta : Mustaqim.
Najati, Muhammad Utsman. 2005. Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an. Jakarta : Pustaka Azzam.
Sukmono, Rizki Joko. 2008. Psikologi Zikir. Jakarta : Sri Gunting.
 Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada




[1] Faizah & Lalu Nuchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta : Kencana, 2009) hal.4
[2] Ps Prof. H. Jalaludin, Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004) hal 160-161.
[3] Sururin, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal.102.
[4] Musafir bin Said, Konseling Terapi, (Jakarta : Gema Insani Press, 2005) hal :88
[5] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-qur’an, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2005) hal.277.
[6] Ibid......... hal 279.
[7] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadist (Al-Hadist  Wa’ulum an-nafs), (Jakarta : PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004). Hal. 338 – 339.
[8] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Tinjaun Hadist Nabi Saw, (Jakarta : Mustaqim, 2003). Hal. 410.
[9]  Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-Qur’an  (Jakarta : Pustaka Azzam, 2005) Hal : 328.
[10] Musfin bin Said, Konseling Terapi, Jakarta : Gema Insani Press, 2005, hal. 91-92.
[11] Rizki Joko Sukmono, Psikologi Zikir (Jakarta : Sri Gunting, 2008) hal. 9.
[12] M. Hamdani Bakran Adz – Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam. (Yogyakarta : Fajar Pustaka baru, 2002) hal : 279-280.BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebahagian orang ada yang mengalami tekanan, pengalaman emosional, dan pertarungan batin yang menyebabkan dirinya menderita penyakit jiwa. Kondisi jiwa orang – orang yang menderita penyakit jiwa bisa digambarkan dengan tiga kelompok besar :
o   Mengalami kebingungan pada dirinya sendiri dan orang lain.
o   Berprilaku tidak pantas.
o   Merasa dirinya sengsara
Gangguan kejiwaan dapat juga terjadi akibat proses pembelajaran yang salah satu atau akibat perasaan tertentu yang menekan atau karena situasi menyakitkan yang pernah dihadapi atau dialami seseorang dimasa lalunya. Proses pembelajaran yang salah akan menimbulkan kekacauan persepsi tehradap diri dan alam sekitar. Proses ini pun dapat menyebabkan seseorang mempelajari suatu perilaku dan interaksi sosial secara menyimpang. Bila hal itu terjadi pada seseorang, maka yang harus segera dilakukan ialah proses pendidikan yang mengarahkan seseorang agar memiliki persepsi baru yang mampu mengenali dirinya sebaik mungkin, mengenal alam sekitar, dan mengenal orang lain. Selain itu juga perlu mengajarinya berprilaku yang lebih pantas dan diterima di tengah masyarakat.
Pada dasarnya terapi/cara pengobatan dengan menggunakan pengaruh-kekuatan bathin – dokter atas jiwa atau rohani yang memerlukan terapi yang tidak menggunakan obat-obatan akan tetapi menggunakan Sugesti, Nasihat, Hiburan dan terapi-terapi agama yang bisa digunakan sebagai metode yagn diberikan dalam upaya mendakwahkan orang akan diberi terapi.





B.     Manfaat
o   Mengubah perilaku atau kepribadian kearah yang lebih baik.
o   Menjadikan ketengan jiwa.
o   Sebagai obat yang digunakan untuk jiwa.

C.    Tujuan
o   Tercapainya jiwa yang damai, nyaman dan tentram.
o   Mencapai kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.
o   Berprilaku yang baik dan adanya hubungan interaksi sosial yang baik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Terapi dan Dakwah
Terapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk mengatasi tungkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup dan berkembang sebagai seorang individu.
Sedangkan dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a Yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan sebagai mengajak, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan Mau’idzhoh Hasanah dan Tarbiyah.[1]
Kehadiran islam didunia ini membawa nilai bagi manusia tentang jalan baru yang harus ditempuh dalam hidupnya, kehadiran islam mengubah peradaban manusia dengan memperbaharui cara berfikir dan caa baru dalam memandang dirinya, orang lain, dan alam semesta.
Islam juga mengajarkan cara baru dalam bertingkah laku dan berahklak serta berinteraksi sosial. Islam banyak mengajarkan nilai kemanusian dan hal lain yang sulit diremehkan oleh manusia dalam menggapai kenyamanan dan kesuksesan hidup serta kedamaian jiwanya.
Berbicara tentang “ Terapi Religius Sebagai Metode Dakwah Alternatif” tidak terlepas dari yang namanya Al-Qur’an dan Al-Hadist. Sebagai pedoman yang digunakan sebagai petunjuk bagi manusia dan juga sebagai obat yang digunakan oleh orang islam. Sebagaimana Rasulullah, ketika beliau mengubah tingkah laku para sahabat yang dianggapnya menyimpang dan cara yang ditempuhnya ketika beliau berupaya mengobati penyakit jiwa yang di derita oleh para sahabatnya. Beliau menggunakan metode terapi yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
Berikut adalah Terapi Religius yang digunakan sebagai metode dakwa.
v  Metode Terapi Dalam Agama Islam
Terapi keagamaan yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama islam, sebagaimana diketauhi bahwa dalam ajaran islam mengandung tuntunan bagaimana kehidupan manusia bebas dari rasa cemas, tegas ,depresi dan sebagainya. Dalam doa-doa, misalnya intinya adalah memohon agar kehidupan manusia diberi ketenangan, kesejahteraan, keselamatan baik didunia dan diakhirat.[2]
Perilaku dalam islam adalah suatu perubahan prilaku ke arah yang positif dengan tidak kembali melakukan perilaku yang buruk. Juga membangun kepribadian diri dengan menggunakan konsep penghargaan dengan hadiah ataupun celaan dengan hukuman, dan konsep perilaku dengan banyak metode seperti halnya dengan kisah atau perumpamaan ini sama dillakukan agar dapat mengarahkan manusia dan mengubah perilakunya ke arah perilaku imani (Perilaku baik yang didasari dengan adanya keimanan dalam diri), sebagaimana yang rasulullah lakukan,[3] allah berfirman : (Surat Al-Ahzab : 21)
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ
Artinya :
              Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

v  Terapi Menggunakan Metode Al-Qur’an Dan Hadist
Untuk merubah perilaku seseorang, harus merubah pola pikirnya terlebih dahulu, karena perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya. Oleh karena itu, terapi ini pada intinya bertujuan merubah pemikiran penderita, yang merupakan penyebab timbulnya rasa cemas, jika pola pikirnya telah berubah, ia pasti mampu mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya.

Allah berfirman dalam surat Ar-Rad :
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ

Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Al-Qur’an diturunkan untuk merubah pola pikir dan perilku manusia memberikan hidayah, serta merubah bayang – bayang kesehatan dan kebodohan, lalu mengarahkannya pada hal-hal yang benar dan memberikan pemikiran baru (Tentang tabiat manusia serta misinya dalam kehidupan). Nilai – nilai etis yang baru, serta teladan yang luhur.[4]

v  Berikut Merupakan Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Terapi
o   Mengajak Untuk Beriman Kepada Allah
Hal yang pertama kali ingin dirubah Al-Qur’an pada diri bangsa arab adalah Akidah, maka ayat-ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun dimakkah. Pada fase pertama dakwah islam pada pokoknya bertujuan memperkuat akidah tauhid.
Beriman pada akidah tauhid merupakan langkah pertama merubah suatu kepribadian, ia dapat melahirkan sebuah kekuatan rohani (yang dapat merubah pemahaman seseorang tentang eksistensi dirinya, orang lain, kehidupan,dan alam semesta), memberikan hal baru bagi misi kehidupan manusia, mengisi hati manusia dengan cerita kepada Tuhan, Rasul dan Manusia secara umum, serta membangkitkan rasa aman dan tenteram.[5]
                                                  
o   Bertakwa Kepada Allah
Beriman kepada Allah Swt senantiasa diikuti oleh sikap takwa kepadanya, orang yang bertakwa pasti akan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pemahaman tentang takwa mengandung penguasaan seseoarang terhadap dorongan-dorongan hawa nafsu serta sikap emosional berikut kecenderungannya :
Takwa juga mengandung pengertian melaksanakan kewajiban kepada Allah, semata-mata demi mencari pahala dan keridhaan-Nya. Hal ini senantiasa mendorong seseorang untuk melakukan perbaikan diri dan mengembangkan kemampuan serta pengetauhannya, yang menuntut seseorang untuk melakukan Mujahadah dan menguasai serta mengarahkan hawa nafsu. Allah berfirman.[6] (Qs. Al-Hadid : 28).
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qãZÏB#uäur ¾Ï&Î!qßtÎ öNä3Ï?÷sムÈû÷,s#øÿÏ. `ÏB ¾ÏmÏGyJôm§ @yèøgsur öNà6©9 #YqçR tbqà±ôJs? ¾ÏmÎ öÏÿøótƒur öNä3s9 4 ª!$#ur Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇËÑÈ

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

o   Beribadah Kepada Allah
Perubahan pemikiran merupakan langkah pertama dalam merubah kepribadian dan perilaku seseorang. Mempelajari perilku yang baru juga menuntut praktek langsung (Latihan) dari kepribadian ini dalam waktu yang lama (agar menjadi stabil dan permanen).
Al-Qur’an telah menetapkan suatu pola dalam mendidik kepribadian dan merubah perilaku seseorang melalui metode beramal dan praktek langsung, yaitu :

o   Terapi Melalui Shalat
Kata shalat mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia dengan tuhannya. Ritual shalat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan gundah dalam diri manusia. Dengan mengerjakan shalat secara khusyuk,yakni dengan niat menghadap dan berserah diri secara total kepada tuhan, serta meninggalkan semua kesibukan maupun problematika kehidupan, maka seseorang akan merasa tenang,tentram dan damai.
Kekuatan spritual ini menghilangkan stress, menyingkirkan kelemahan dan menyembuhkan berbagai penyakit, kekuatan tersebut mampu membangkitkan harapan, memantapkan niat, memperkokoh semangat, dan memunculkan kekuatan besar yang membuatnya siap menerima ilmu pengetauhan dan hikmah, serta lebih memiliki jiwa patriotisme yang begitu kuat.[7]

v  Terapi Melalui Puasa
Ibadah puasa memiliki banyak sekali faedah, diantara faedah yang terkandung dalam ibadah puasa adalah memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk menakhlukan hawa nafsu. Ibadah puasa terkandung latihan untuk mengendalikan motivasi dan emosi dan melatih seseorang untuk bersabar.
Ketika seseorang menjalankan ibadah puasa merasa terhalangi untuk mengkonsumsi makanan maupun minuman, dan ikut merasakan penderitaan kaum kafir, sehinggga dia mengasihani saudaranya. Hal itu membuat hubungan sosial menjadi lebih baik, dan lebih peka pada perkembangan yang terjadi di masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.[8]

v  Terapi Melalui Membayar Zakat
Kewajiban membayar zakat pada setiap tahun sesungguhnya merupakan latihan untuk membentuk rasa kasih bagi yang membutuhkan dan memerlukan bantuan-bantuan, dengan membayar zakat mengajarkan seorang muslim untuk mencintai orang lain dan melepaskan diri dari sikap egois, mencintai diri sendiri, kikir dan tamak. Hal ini memiliki nilai penting yang tinggi bagi kesehatan jiwa seseorang.[9]

v  Terapi Amarah
Terapi amarah yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah disusun berdasarkan penalaran logis. Terapi tersebut adalah dengan menyebutkan keistimewaan menahan Amarah dan Keistemewaan memaafkaan orang berbuat salah. Ini semua adalah bentuk terapi perilaku dengan merenungkan dan memikirkan faktor-faktor kemarahan dan balas dendam serta pengaruh yang ada sesuudahnya. Dengan demikian seseorang akan dapat melihat lebih jelas permasalahan yang sedang dihadapinya dan kemudian melakukan aplikasi terapi amarah ini.[10]

v  Terapi Melalui Bersabar
Al-Qur’an mengajak orang beriman untuk menghiasi diri dengan kesabaran, karena didalamnya mengandung pendidikan jiwa, menguatkan kepribadian, menambah kemampuan manusia dalam mengemban kesulitan dan mempengaruhi kekuatannya dalam menghadapi problematika dan beban hidup.
Sabar mengajarkan seseorang untuk terbiasa bekerja dan berusaha keras dalam merealisasikan tujuan-tujuannya, oleh karena itu melalui terapi kesabaran ini, mampu mengemban dan mencapai kebahagiaan.

v  Terapi Melalui Berzikir Kepada Allah
Seorang yang selalu berdzikir kepada Allah akan merasa dekat dengan Allah dan Senantiasa berada dalam perlindungan dan pengawasannya. Terapi zikir ini bertujua dalam rangka mencari suatu kesejatian atau makna hakikat dari kehidupan yang kita jalani. Dimana manusia harus memahami bahwa satu-satunya pembimbing sejati adalah Allah SWT.[11]

v  Terapi Melalui Membaca Al-Qur’an
Diantara jenis terapi-terapi yang utama membaca Al-Qur’an merupakan salah satu terapi yang ampuh, dengan membaca Al-Qur’an maka hati akan tenang. Konsep metode terapi Al-Qur’an ini adalah penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu penyakit atau Al-Qur’an merupakan penyembuh / obat bagi siapa saja yang menyakininya.[12] Sebagaimana firman Allah dalam Qs . Yunus : 57)

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ

Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.





Jadi pada dasarnya terapi merupakan sebagai alat pengendali yang digunakan untuk mengontrol prilaku seseorang yang menyimpang ata tidak baik.






BAB III
PENUTUP

v  Kesimpulan

Untuk mengubah perilaku seseorang harus mengubah pola pikirnya terlebih dahulu, karena perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya, jadi terapi ini bertujuan merubah seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya. Serta problematika yang menyebabkan seseorang hilang kendali.

Melalui terapi ini manusia bisa melihat siapa dirinya dan apa yang harus dilakukannya dan mempelajari beberapa metode terapi yang dipelajarinya guna yang lebih pantas bagi perilkunya baik mempelajari yang ada dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadist.





Daftar Pustaka

Adz. Dzaky, Hamdani Bakran.2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru.
Bin Said, Musfir. 2005. Konseling Terapi. Jakarta : Gema Iusani Press.
Efendi, Lalu Muchsin, dkk. 2009. Psikologi Dakwah. Jakarta : Kencana.
Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
.Najati, Muhammad Utsman. 2004. Psikologi Dalam Perspektif Hadits (Al-Hadist Wa’ulum an-nats. Jakarta : PT. Pustaka Al-Husnah Baru.
Najati, Muhammad Utsman. 2003. Psikologi Dalam Tinjauan Hadist Nabi Saw. Jakarta : Mustaqim.
Najati, Muhammad Utsman. 2005. Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an. Jakarta : Pustaka Azzam.
Sukmono, Rizki Joko. 2008. Psikologi Zikir. Jakarta : Sri Gunting.
 Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada



[1] Faizah & Lalu Nuchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta : Kencana, 2009) hal.4
[2] Ps Prof. H. Jalaludin, Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004) hal 160-161.
[3] Sururin, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal.102.
[4] Musafir bin Said, Konseling Terapi, (Jakarta : Gema Insani Press, 2005) hal :88
[5] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-qur’an, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2005) hal.277.
[6] Ibid......... hal 279.
[7] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadist (Al-Hadist  Wa’ulum an-nafs), (Jakarta : PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004). Hal. 338 – 339.
[8] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Tinjaun Hadist Nabi Saw, (Jakarta : Mustaqim, 2003). Hal. 410.
[9]  Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-Qur’an  (Jakarta : Pustaka Azzam, 2005) Hal : 328.
[10] Musfin bin Said, Konseling Terapi, Jakarta : Gema Insani Press, 2005, hal. 91-92.
[11] Rizki Joko Sukmono, Psikologi Zikir (Jakarta : Sri Gunting, 2008) hal. 9.
[12] M. Hamdani Bakran Adz – Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam. (Yogyakarta : Fajar Pustaka baru, 2002) hal : 279-280.