BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sebahagian
orang ada yang mengalami tekanan, pengalaman emosional, dan pertarungan batin
yang menyebabkan dirinya menderita penyakit jiwa. Kondisi jiwa orang – orang
yang menderita penyakit jiwa bisa digambarkan dengan tiga kelompok besar :
o Mengalami kebingungan pada dirinya
sendiri dan orang lain.
o Berprilaku tidak pantas.
o Merasa dirinya sengsara
Gangguan
kejiwaan dapat juga terjadi akibat proses pembelajaran yang salah satu atau
akibat perasaan tertentu yang menekan atau karena situasi menyakitkan yang
pernah dihadapi atau dialami seseorang dimasa lalunya. Proses pembelajaran yang
salah akan menimbulkan kekacauan persepsi tehradap diri dan alam sekitar.
Proses ini pun dapat menyebabkan seseorang mempelajari suatu perilaku dan
interaksi sosial secara menyimpang. Bila hal itu terjadi pada seseorang, maka
yang harus segera dilakukan ialah proses pendidikan yang mengarahkan seseorang
agar memiliki persepsi baru yang mampu mengenali dirinya sebaik mungkin,
mengenal alam sekitar, dan mengenal orang lain. Selain itu juga perlu
mengajarinya berprilaku yang lebih pantas dan diterima di tengah masyarakat.
Pada
dasarnya terapi/cara pengobatan dengan menggunakan pengaruh-kekuatan bathin –
dokter atas jiwa atau rohani yang memerlukan terapi yang tidak menggunakan
obat-obatan akan tetapi menggunakan Sugesti, Nasihat, Hiburan dan terapi-terapi
agama yang bisa digunakan sebagai metode yagn diberikan dalam upaya mendakwahkan
orang akan diberi terapi.
B.
Manfaat
o
Mengubah
perilaku atau kepribadian kearah yang lebih baik.
o
Menjadikan
ketengan jiwa.
o
Sebagai
obat yang digunakan untuk jiwa.
C. Tujuan
o
Tercapainya
jiwa yang damai, nyaman dan tentram.
o
Mencapai
kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.
o
Berprilaku
yang baik dan adanya hubungan interaksi sosial yang baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Terapi dan Dakwah
Terapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan
terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk mengatasi tungkah laku
abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup dan berkembang sebagai
seorang individu.
Sedangkan
dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a Yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan
sebagai mengajak, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan. Istilah ini
sering diberi arti yang sama dengan Mau’idzhoh Hasanah dan Tarbiyah.[1]
Kehadiran
islam didunia ini membawa nilai bagi manusia tentang jalan baru yang harus
ditempuh dalam hidupnya, kehadiran islam mengubah peradaban manusia dengan
memperbaharui cara berfikir dan caa baru dalam memandang dirinya, orang lain,
dan alam semesta.
Islam
juga mengajarkan cara baru dalam bertingkah laku dan berahklak serta
berinteraksi sosial. Islam banyak mengajarkan nilai kemanusian dan hal lain
yang sulit diremehkan oleh manusia dalam menggapai kenyamanan dan kesuksesan
hidup serta kedamaian jiwanya.
Berbicara
tentang “ Terapi Religius Sebagai Metode Dakwah Alternatif” tidak terlepas dari
yang namanya Al-Qur’an dan Al-Hadist. Sebagai pedoman yang digunakan sebagai
petunjuk bagi manusia dan juga sebagai obat yang digunakan oleh orang islam.
Sebagaimana Rasulullah, ketika beliau mengubah tingkah laku para sahabat yang
dianggapnya menyimpang dan cara yang ditempuhnya ketika beliau berupaya mengobati
penyakit jiwa yang di derita oleh para sahabatnya. Beliau menggunakan metode
terapi yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
Berikut
adalah Terapi Religius yang digunakan sebagai metode dakwa.
v
Metode
Terapi Dalam Agama Islam
Terapi
keagamaan yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama islam, sebagaimana diketauhi bahwa dalam ajaran islam
mengandung tuntunan bagaimana kehidupan manusia bebas dari rasa cemas, tegas
,depresi dan sebagainya. Dalam doa-doa, misalnya intinya adalah memohon agar
kehidupan manusia diberi ketenangan, kesejahteraan, keselamatan baik didunia
dan diakhirat.[2]
Perilaku
dalam islam adalah suatu perubahan prilaku ke arah yang positif dengan tidak
kembali melakukan perilaku yang buruk. Juga membangun kepribadian diri dengan
menggunakan konsep penghargaan dengan hadiah ataupun celaan dengan hukuman, dan
konsep perilaku dengan banyak metode seperti halnya dengan kisah atau
perumpamaan ini sama dillakukan agar dapat mengarahkan manusia dan mengubah perilakunya
ke arah perilaku imani (Perilaku baik yang didasari dengan adanya keimanan
dalam diri), sebagaimana yang rasulullah lakukan,[3]
allah berfirman : (Surat Al-Ahzab : 21)
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Artinya
:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
v
Terapi
Menggunakan Metode Al-Qur’an Dan Hadist
Untuk
merubah perilaku seseorang, harus merubah pola pikirnya terlebih dahulu, karena
perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya. Oleh karena itu,
terapi ini pada intinya bertujuan merubah pemikiran penderita, yang merupakan
penyebab timbulnya rasa cemas, jika pola pikirnya telah berubah, ia pasti mampu
mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya.
Allah
berfirman dalam surat Ar-Rad :
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767].
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Al-Qur’an diturunkan untuk merubah pola
pikir dan perilku manusia memberikan hidayah, serta merubah bayang – bayang
kesehatan dan kebodohan, lalu mengarahkannya pada hal-hal yang benar dan
memberikan pemikiran baru (Tentang tabiat manusia serta misinya dalam
kehidupan). Nilai – nilai etis yang baru, serta teladan yang luhur.[4]
v
Berikut
Merupakan Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Terapi
o
Mengajak
Untuk Beriman Kepada Allah
Hal
yang pertama kali ingin dirubah Al-Qur’an pada diri bangsa arab adalah Akidah,
maka ayat-ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun dimakkah. Pada fase pertama
dakwah islam pada pokoknya bertujuan memperkuat akidah tauhid.
Beriman
pada akidah tauhid merupakan langkah pertama merubah suatu kepribadian, ia
dapat melahirkan sebuah kekuatan rohani (yang dapat merubah pemahaman seseorang
tentang eksistensi dirinya, orang lain, kehidupan,dan alam semesta), memberikan
hal baru bagi misi kehidupan manusia, mengisi hati manusia dengan cerita kepada
Tuhan, Rasul dan Manusia secara umum, serta membangkitkan rasa aman dan
tenteram.[5]
o
Bertakwa
Kepada Allah
Beriman
kepada Allah Swt senantiasa diikuti oleh sikap takwa kepadanya, orang yang
bertakwa pasti akan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Pemahaman
tentang takwa mengandung penguasaan seseoarang terhadap dorongan-dorongan hawa
nafsu serta sikap emosional berikut kecenderungannya :
Takwa
juga mengandung pengertian melaksanakan kewajiban kepada Allah, semata-mata
demi mencari pahala dan keridhaan-Nya. Hal ini senantiasa mendorong seseorang
untuk melakukan perbaikan diri dan mengembangkan kemampuan serta pengetauhannya,
yang menuntut seseorang untuk melakukan Mujahadah dan menguasai serta
mengarahkan hawa nafsu. Allah berfirman.[6]
(Qs. Al-Hadid : 28).
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qãZÏB#uäur ¾Ï&Î!qßtÎ öNä3Ï?÷sã Èû÷,s#øÿÏ. `ÏB ¾ÏmÏGyJôm§ @yèøgsur öNà6©9 #YqçR tbqà±ôJs? ¾ÏmÎ öÏÿøótur öNä3s9 4 ª!$#ur Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇËÑÈ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada
Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu
dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat
berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
o
Beribadah
Kepada Allah
Perubahan
pemikiran merupakan langkah pertama dalam merubah kepribadian dan perilaku
seseorang. Mempelajari perilku yang baru juga menuntut praktek langsung
(Latihan) dari kepribadian ini dalam waktu yang lama (agar menjadi stabil dan
permanen).
Al-Qur’an
telah menetapkan suatu pola dalam mendidik kepribadian dan merubah perilaku
seseorang melalui metode beramal dan praktek langsung, yaitu :
o
Terapi
Melalui Shalat
Kata
shalat mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia dengan tuhannya. Ritual
shalat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan
gundah dalam diri manusia. Dengan mengerjakan shalat secara khusyuk,yakni
dengan niat menghadap dan berserah diri secara total kepada tuhan, serta
meninggalkan semua kesibukan maupun problematika kehidupan, maka seseorang akan
merasa tenang,tentram dan damai.
Kekuatan
spritual ini menghilangkan stress, menyingkirkan kelemahan dan menyembuhkan
berbagai penyakit, kekuatan tersebut mampu membangkitkan harapan, memantapkan
niat, memperkokoh semangat, dan memunculkan kekuatan besar yang membuatnya siap
menerima ilmu pengetauhan dan hikmah, serta lebih memiliki jiwa patriotisme
yang begitu kuat.[7]
v
Terapi
Melalui Puasa
Ibadah
puasa memiliki banyak sekali faedah, diantara faedah yang terkandung dalam
ibadah puasa adalah memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk
menakhlukan hawa nafsu. Ibadah puasa terkandung latihan untuk mengendalikan
motivasi dan emosi dan melatih seseorang untuk bersabar.
Ketika
seseorang menjalankan ibadah puasa merasa terhalangi untuk mengkonsumsi makanan
maupun minuman, dan ikut merasakan penderitaan kaum kafir, sehinggga dia
mengasihani saudaranya. Hal itu membuat hubungan sosial menjadi lebih baik, dan
lebih peka pada perkembangan yang terjadi di masyarakat dan menumbuhkan rasa
tanggung jawab sosial.[8]
v
Terapi
Melalui Membayar Zakat
Kewajiban
membayar zakat pada setiap tahun sesungguhnya merupakan latihan untuk membentuk
rasa kasih bagi yang membutuhkan dan memerlukan bantuan-bantuan, dengan
membayar zakat mengajarkan seorang muslim untuk mencintai orang lain dan
melepaskan diri dari sikap egois, mencintai diri sendiri, kikir dan tamak. Hal
ini memiliki nilai penting yang tinggi bagi kesehatan jiwa seseorang.[9]
v
Terapi
Amarah
Terapi
amarah yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah disusun berdasarkan penalaran logis.
Terapi tersebut adalah dengan menyebutkan keistimewaan menahan Amarah dan
Keistemewaan memaafkaan orang berbuat salah. Ini semua adalah bentuk terapi
perilaku dengan merenungkan dan memikirkan faktor-faktor kemarahan dan balas
dendam serta pengaruh yang ada sesuudahnya. Dengan demikian seseorang akan
dapat melihat lebih jelas permasalahan yang sedang dihadapinya dan kemudian
melakukan aplikasi terapi amarah ini.[10]
v
Terapi
Melalui Bersabar
Al-Qur’an
mengajak orang beriman untuk menghiasi diri dengan kesabaran, karena didalamnya
mengandung pendidikan jiwa, menguatkan kepribadian, menambah kemampuan manusia
dalam mengemban kesulitan dan mempengaruhi kekuatannya dalam menghadapi
problematika dan beban hidup.
Sabar
mengajarkan seseorang untuk terbiasa bekerja dan berusaha keras dalam
merealisasikan tujuan-tujuannya, oleh karena itu melalui terapi kesabaran ini,
mampu mengemban dan mencapai kebahagiaan.
v
Terapi
Melalui Berzikir Kepada Allah
Seorang
yang selalu berdzikir kepada Allah akan merasa dekat dengan Allah dan
Senantiasa berada dalam perlindungan dan pengawasannya. Terapi zikir ini
bertujua dalam rangka mencari suatu kesejatian atau makna hakikat dari
kehidupan yang kita jalani. Dimana manusia harus memahami bahwa satu-satunya
pembimbing sejati adalah Allah SWT.[11]
v
Terapi
Melalui Membaca Al-Qur’an
Diantara
jenis terapi-terapi yang utama membaca Al-Qur’an merupakan salah satu terapi
yang ampuh, dengan membaca Al-Qur’an maka hati akan tenang. Konsep metode
terapi Al-Qur’an ini adalah penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu
penyakit atau Al-Qur’an merupakan penyembuh / obat bagi siapa saja yang
menyakininya.[12]
Sebagaimana firman Allah dalam Qs . Yunus : 57)
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrßÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Jadi
pada dasarnya terapi merupakan sebagai alat pengendali yang digunakan untuk
mengontrol prilaku seseorang yang menyimpang ata tidak baik.
BAB
III
PENUTUP
v
Kesimpulan
Untuk
mengubah perilaku seseorang harus mengubah pola pikirnya terlebih dahulu,
karena perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya, jadi terapi ini
bertujuan merubah seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap
seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap permasalahan yang
dihadapinya. Serta problematika yang menyebabkan seseorang hilang kendali.
Melalui
terapi ini manusia bisa melihat siapa dirinya dan apa yang harus dilakukannya
dan mempelajari beberapa metode terapi yang dipelajarinya guna yang lebih
pantas bagi perilkunya baik mempelajari yang ada dalam Al-Qur’an maupun
Al-Hadist.
Daftar
Pustaka
Adz. Dzaky, Hamdani Bakran.2002. Konseling dan
Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru.
Bin Said, Musfir. 2005. Konseling Terapi. Jakarta :
Gema Iusani Press.
Efendi, Lalu Muchsin, dkk. 2009. Psikologi Dakwah.
Jakarta : Kencana.
Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama Edisi Revisi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo.
.Najati, Muhammad Utsman. 2004. Psikologi Dalam
Perspektif Hadits (Al-Hadist Wa’ulum an-nats. Jakarta : PT. Pustaka Al-Husnah
Baru.
Najati,
Muhammad Utsman. 2003. Psikologi Dalam Tinjauan Hadist Nabi Saw. Jakarta :
Mustaqim.
Najati,
Muhammad Utsman. 2005. Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an. Jakarta : Pustaka Azzam.
Sukmono, Rizki Joko. 2008. Psikologi Zikir. Jakarta
: Sri Gunting.
Sururin.
2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
[1] Faizah & Lalu
Nuchsin Effendi, Psikologi Dakwah
(Jakarta : Kencana, 2009) hal.4
[2] Ps Prof. H. Jalaludin, Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2004) hal 160-161.
[4] Musafir bin Said, Konseling Terapi, (Jakarta : Gema Insani
Press, 2005) hal :88
[5] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-qur’an, (Jakarta :
Pustaka Azzam, 2005) hal.277.
[7] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadist
(Al-Hadist Wa’ulum an-nafs), (Jakarta
: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004). Hal. 338 – 339.
[8] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Tinjaun Hadist Nabi Saw,
(Jakarta : Mustaqim, 2003). Hal. 410.
[9] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-Qur’an
(Jakarta : Pustaka Azzam, 2005) Hal : 328.
[11] Rizki Joko Sukmono, Psikologi Zikir (Jakarta : Sri
Gunting, 2008) hal. 9.
[12] M. Hamdani Bakran Adz –
Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam.
(Yogyakarta : Fajar Pustaka baru, 2002) hal : 279-280. BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sebahagian
orang ada yang mengalami tekanan, pengalaman emosional, dan pertarungan batin
yang menyebabkan dirinya menderita penyakit jiwa. Kondisi jiwa orang – orang
yang menderita penyakit jiwa bisa digambarkan dengan tiga kelompok besar :
o Mengalami kebingungan pada dirinya
sendiri dan orang lain.
o Berprilaku tidak pantas.
o Merasa dirinya sengsara
Gangguan
kejiwaan dapat juga terjadi akibat proses pembelajaran yang salah satu atau
akibat perasaan tertentu yang menekan atau karena situasi menyakitkan yang
pernah dihadapi atau dialami seseorang dimasa lalunya. Proses pembelajaran yang
salah akan menimbulkan kekacauan persepsi tehradap diri dan alam sekitar.
Proses ini pun dapat menyebabkan seseorang mempelajari suatu perilaku dan
interaksi sosial secara menyimpang. Bila hal itu terjadi pada seseorang, maka
yang harus segera dilakukan ialah proses pendidikan yang mengarahkan seseorang
agar memiliki persepsi baru yang mampu mengenali dirinya sebaik mungkin,
mengenal alam sekitar, dan mengenal orang lain. Selain itu juga perlu
mengajarinya berprilaku yang lebih pantas dan diterima di tengah masyarakat.
Pada
dasarnya terapi/cara pengobatan dengan menggunakan pengaruh-kekuatan bathin –
dokter atas jiwa atau rohani yang memerlukan terapi yang tidak menggunakan
obat-obatan akan tetapi menggunakan Sugesti, Nasihat, Hiburan dan terapi-terapi
agama yang bisa digunakan sebagai metode yagn diberikan dalam upaya mendakwahkan
orang akan diberi terapi.
B.
Manfaat
o
Mengubah
perilaku atau kepribadian kearah yang lebih baik.
o
Menjadikan
ketengan jiwa.
o
Sebagai
obat yang digunakan untuk jiwa.
C. Tujuan
o
Tercapainya
jiwa yang damai, nyaman dan tentram.
o
Mencapai
kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.
o
Berprilaku
yang baik dan adanya hubungan interaksi sosial yang baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Terapi dan Dakwah
Terapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan
terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk mengatasi tungkah laku
abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup dan berkembang sebagai
seorang individu.
Sedangkan
dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a Yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan
sebagai mengajak, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan. Istilah ini
sering diberi arti yang sama dengan Mau’idzhoh Hasanah dan Tarbiyah.[1]
Kehadiran
islam didunia ini membawa nilai bagi manusia tentang jalan baru yang harus
ditempuh dalam hidupnya, kehadiran islam mengubah peradaban manusia dengan
memperbaharui cara berfikir dan caa baru dalam memandang dirinya, orang lain,
dan alam semesta.
Islam
juga mengajarkan cara baru dalam bertingkah laku dan berahklak serta
berinteraksi sosial. Islam banyak mengajarkan nilai kemanusian dan hal lain
yang sulit diremehkan oleh manusia dalam menggapai kenyamanan dan kesuksesan
hidup serta kedamaian jiwanya.
Berbicara
tentang “ Terapi Religius Sebagai Metode Dakwah Alternatif” tidak terlepas dari
yang namanya Al-Qur’an dan Al-Hadist. Sebagai pedoman yang digunakan sebagai
petunjuk bagi manusia dan juga sebagai obat yang digunakan oleh orang islam.
Sebagaimana Rasulullah, ketika beliau mengubah tingkah laku para sahabat yang
dianggapnya menyimpang dan cara yang ditempuhnya ketika beliau berupaya mengobati
penyakit jiwa yang di derita oleh para sahabatnya. Beliau menggunakan metode
terapi yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
Berikut
adalah Terapi Religius yang digunakan sebagai metode dakwa.
v
Metode
Terapi Dalam Agama Islam
Terapi
keagamaan yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama islam, sebagaimana diketauhi bahwa dalam ajaran islam
mengandung tuntunan bagaimana kehidupan manusia bebas dari rasa cemas, tegas
,depresi dan sebagainya. Dalam doa-doa, misalnya intinya adalah memohon agar
kehidupan manusia diberi ketenangan, kesejahteraan, keselamatan baik didunia
dan diakhirat.[2]
Perilaku
dalam islam adalah suatu perubahan prilaku ke arah yang positif dengan tidak
kembali melakukan perilaku yang buruk. Juga membangun kepribadian diri dengan
menggunakan konsep penghargaan dengan hadiah ataupun celaan dengan hukuman, dan
konsep perilaku dengan banyak metode seperti halnya dengan kisah atau
perumpamaan ini sama dillakukan agar dapat mengarahkan manusia dan mengubah perilakunya
ke arah perilaku imani (Perilaku baik yang didasari dengan adanya keimanan
dalam diri), sebagaimana yang rasulullah lakukan,[3]
allah berfirman : (Surat Al-Ahzab : 21)
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Artinya
:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
v
Terapi
Menggunakan Metode Al-Qur’an Dan Hadist
Untuk
merubah perilaku seseorang, harus merubah pola pikirnya terlebih dahulu, karena
perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya. Oleh karena itu,
terapi ini pada intinya bertujuan merubah pemikiran penderita, yang merupakan
penyebab timbulnya rasa cemas, jika pola pikirnya telah berubah, ia pasti mampu
mencari solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapinya.
Allah
berfirman dalam surat Ar-Rad :
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767].
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Al-Qur’an diturunkan untuk merubah pola
pikir dan perilku manusia memberikan hidayah, serta merubah bayang – bayang
kesehatan dan kebodohan, lalu mengarahkannya pada hal-hal yang benar dan
memberikan pemikiran baru (Tentang tabiat manusia serta misinya dalam
kehidupan). Nilai – nilai etis yang baru, serta teladan yang luhur.[4]
v
Berikut
Merupakan Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Terapi
o
Mengajak
Untuk Beriman Kepada Allah
Hal
yang pertama kali ingin dirubah Al-Qur’an pada diri bangsa arab adalah Akidah,
maka ayat-ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun dimakkah. Pada fase pertama
dakwah islam pada pokoknya bertujuan memperkuat akidah tauhid.
Beriman
pada akidah tauhid merupakan langkah pertama merubah suatu kepribadian, ia
dapat melahirkan sebuah kekuatan rohani (yang dapat merubah pemahaman seseorang
tentang eksistensi dirinya, orang lain, kehidupan,dan alam semesta), memberikan
hal baru bagi misi kehidupan manusia, mengisi hati manusia dengan cerita kepada
Tuhan, Rasul dan Manusia secara umum, serta membangkitkan rasa aman dan
tenteram.[5]
o
Bertakwa
Kepada Allah
Beriman
kepada Allah Swt senantiasa diikuti oleh sikap takwa kepadanya, orang yang
bertakwa pasti akan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Pemahaman
tentang takwa mengandung penguasaan seseoarang terhadap dorongan-dorongan hawa
nafsu serta sikap emosional berikut kecenderungannya :
Takwa
juga mengandung pengertian melaksanakan kewajiban kepada Allah, semata-mata
demi mencari pahala dan keridhaan-Nya. Hal ini senantiasa mendorong seseorang
untuk melakukan perbaikan diri dan mengembangkan kemampuan serta pengetauhannya,
yang menuntut seseorang untuk melakukan Mujahadah dan menguasai serta
mengarahkan hawa nafsu. Allah berfirman.[6]
(Qs. Al-Hadid : 28).
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qãZÏB#uäur ¾Ï&Î!qßtÎ öNä3Ï?÷sã Èû÷,s#øÿÏ. `ÏB ¾ÏmÏGyJôm§ @yèøgsur öNà6©9 #YqçR tbqà±ôJs? ¾ÏmÎ öÏÿøótur öNä3s9 4 ª!$#ur Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇËÑÈ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada
Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu
dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat
berjalan dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
o
Beribadah
Kepada Allah
Perubahan
pemikiran merupakan langkah pertama dalam merubah kepribadian dan perilaku
seseorang. Mempelajari perilku yang baru juga menuntut praktek langsung
(Latihan) dari kepribadian ini dalam waktu yang lama (agar menjadi stabil dan
permanen).
Al-Qur’an
telah menetapkan suatu pola dalam mendidik kepribadian dan merubah perilaku
seseorang melalui metode beramal dan praktek langsung, yaitu :
o
Terapi
Melalui Shalat
Kata
shalat mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia dengan tuhannya. Ritual
shalat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau dan
gundah dalam diri manusia. Dengan mengerjakan shalat secara khusyuk,yakni
dengan niat menghadap dan berserah diri secara total kepada tuhan, serta
meninggalkan semua kesibukan maupun problematika kehidupan, maka seseorang akan
merasa tenang,tentram dan damai.
Kekuatan
spritual ini menghilangkan stress, menyingkirkan kelemahan dan menyembuhkan
berbagai penyakit, kekuatan tersebut mampu membangkitkan harapan, memantapkan
niat, memperkokoh semangat, dan memunculkan kekuatan besar yang membuatnya siap
menerima ilmu pengetauhan dan hikmah, serta lebih memiliki jiwa patriotisme
yang begitu kuat.[7]
v
Terapi
Melalui Puasa
Ibadah
puasa memiliki banyak sekali faedah, diantara faedah yang terkandung dalam
ibadah puasa adalah memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk
menakhlukan hawa nafsu. Ibadah puasa terkandung latihan untuk mengendalikan
motivasi dan emosi dan melatih seseorang untuk bersabar.
Ketika
seseorang menjalankan ibadah puasa merasa terhalangi untuk mengkonsumsi makanan
maupun minuman, dan ikut merasakan penderitaan kaum kafir, sehinggga dia
mengasihani saudaranya. Hal itu membuat hubungan sosial menjadi lebih baik, dan
lebih peka pada perkembangan yang terjadi di masyarakat dan menumbuhkan rasa
tanggung jawab sosial.[8]
v
Terapi
Melalui Membayar Zakat
Kewajiban
membayar zakat pada setiap tahun sesungguhnya merupakan latihan untuk membentuk
rasa kasih bagi yang membutuhkan dan memerlukan bantuan-bantuan, dengan
membayar zakat mengajarkan seorang muslim untuk mencintai orang lain dan
melepaskan diri dari sikap egois, mencintai diri sendiri, kikir dan tamak. Hal
ini memiliki nilai penting yang tinggi bagi kesehatan jiwa seseorang.[9]
v
Terapi
Amarah
Terapi
amarah yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah disusun berdasarkan penalaran logis.
Terapi tersebut adalah dengan menyebutkan keistimewaan menahan Amarah dan
Keistemewaan memaafkaan orang berbuat salah. Ini semua adalah bentuk terapi
perilaku dengan merenungkan dan memikirkan faktor-faktor kemarahan dan balas
dendam serta pengaruh yang ada sesuudahnya. Dengan demikian seseorang akan
dapat melihat lebih jelas permasalahan yang sedang dihadapinya dan kemudian
melakukan aplikasi terapi amarah ini.[10]
v
Terapi
Melalui Bersabar
Al-Qur’an
mengajak orang beriman untuk menghiasi diri dengan kesabaran, karena didalamnya
mengandung pendidikan jiwa, menguatkan kepribadian, menambah kemampuan manusia
dalam mengemban kesulitan dan mempengaruhi kekuatannya dalam menghadapi
problematika dan beban hidup.
Sabar
mengajarkan seseorang untuk terbiasa bekerja dan berusaha keras dalam
merealisasikan tujuan-tujuannya, oleh karena itu melalui terapi kesabaran ini,
mampu mengemban dan mencapai kebahagiaan.
v
Terapi
Melalui Berzikir Kepada Allah
Seorang
yang selalu berdzikir kepada Allah akan merasa dekat dengan Allah dan
Senantiasa berada dalam perlindungan dan pengawasannya. Terapi zikir ini
bertujua dalam rangka mencari suatu kesejatian atau makna hakikat dari
kehidupan yang kita jalani. Dimana manusia harus memahami bahwa satu-satunya
pembimbing sejati adalah Allah SWT.[11]
v
Terapi
Melalui Membaca Al-Qur’an
Diantara
jenis terapi-terapi yang utama membaca Al-Qur’an merupakan salah satu terapi
yang ampuh, dengan membaca Al-Qur’an maka hati akan tenang. Konsep metode
terapi Al-Qur’an ini adalah penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu
penyakit atau Al-Qur’an merupakan penyembuh / obat bagi siapa saja yang
menyakininya.[12]
Sebagaimana firman Allah dalam Qs . Yunus : 57)
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrßÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Jadi
pada dasarnya terapi merupakan sebagai alat pengendali yang digunakan untuk
mengontrol prilaku seseorang yang menyimpang ata tidak baik.
BAB
III
PENUTUP
v
Kesimpulan
Untuk
mengubah perilaku seseorang harus mengubah pola pikirnya terlebih dahulu,
karena perilaku seseorang banyak terpengaruh oleh pola pikirnya, jadi terapi ini
bertujuan merubah seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap
seseorang, supaya mampu mencari solusi untuk setiap permasalahan yang
dihadapinya. Serta problematika yang menyebabkan seseorang hilang kendali.
Melalui
terapi ini manusia bisa melihat siapa dirinya dan apa yang harus dilakukannya
dan mempelajari beberapa metode terapi yang dipelajarinya guna yang lebih
pantas bagi perilkunya baik mempelajari yang ada dalam Al-Qur’an maupun
Al-Hadist.
Daftar
Pustaka
Adz. Dzaky, Hamdani Bakran.2002. Konseling dan
Psikoterapi Islam. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru.
Bin Said, Musfir. 2005. Konseling Terapi. Jakarta :
Gema Iusani Press.
Efendi, Lalu Muchsin, dkk. 2009. Psikologi Dakwah.
Jakarta : Kencana.
Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama Edisi Revisi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo.
.Najati, Muhammad Utsman. 2004. Psikologi Dalam
Perspektif Hadits (Al-Hadist Wa’ulum an-nats. Jakarta : PT. Pustaka Al-Husnah
Baru.
Najati,
Muhammad Utsman. 2003. Psikologi Dalam Tinjauan Hadist Nabi Saw. Jakarta :
Mustaqim.
Najati,
Muhammad Utsman. 2005. Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an. Jakarta : Pustaka Azzam.
Sukmono, Rizki Joko. 2008. Psikologi Zikir. Jakarta
: Sri Gunting.
Sururin.
2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
[1] Faizah & Lalu
Nuchsin Effendi, Psikologi Dakwah
(Jakarta : Kencana, 2009) hal.4
[2] Ps Prof. H. Jalaludin, Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2004) hal 160-161.
[4] Musafir bin Said, Konseling Terapi, (Jakarta : Gema Insani
Press, 2005) hal :88
[5] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-qur’an, (Jakarta :
Pustaka Azzam, 2005) hal.277.
[7] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadist
(Al-Hadist Wa’ulum an-nafs), (Jakarta
: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004). Hal. 338 – 339.
[8] Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Tinjaun Hadist Nabi Saw,
(Jakarta : Mustaqim, 2003). Hal. 410.
[9] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-Qur’an
(Jakarta : Pustaka Azzam, 2005) Hal : 328.
[11] Rizki Joko Sukmono, Psikologi Zikir (Jakarta : Sri
Gunting, 2008) hal. 9.
[12] M. Hamdani Bakran Adz –
Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam.
(Yogyakarta : Fajar Pustaka baru, 2002) hal : 279-280.