KONSEP DASAR PERILAKU
ORGANISASI
Abstrak
Manusia
merupakan makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat
membutuhkan orang lain dalam setiap kegiatannya. Oleh karena itu dalam
kehidupannya manusia selalu tergabung dalam suatu organisasi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Organisasi merupakan sebuah wadah yang sekurang-kurangnya
terdiri dari dua orang atau lebih sebagai kesatuan sosial yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.Pada dasarnya manusia ialah komponen
atau pendukung utama dalam berjalannya suatu organisasi. Namun, keadaan suatu
organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku masaing-masing individu yang berada
didalamnya. Manusia memiliki perilaku yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi
perilaku organisasi itu sendiri. Maka diperlukan sebuah keterampilan untuk
memperhatikan dan memahami individu-individu yang ada di dalam organisasi atau
kelompok tersebut. Berkembanglah ilmu perilaku organisasi yang menjelaskan
tentang interaksi antar manusia dalam organisasi.
A.
PENDAHULUAN
Perilaku
organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan
dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia. Kerangka dasar bidang
pengetahuan ini didukung paling sedikit dua komponen, yaitu individuyang
berperilaku (secara pribadi/individu dan atau kelompok) dan organisasi.
Ilmu
perilaku organisasi ini dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada perilaku
individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi tertentu. Penempatan kembali
manusia sebagai salah satu unsur yang amat penting dalam organisasi adalah
orientasi dasar dari ilmu perilaku organisasi. Hal ini berarti birokrat
hendaknya sadar tentang pentingnya dimensi manusia selain dimensi teknis dan
dimensi konsep.
Perilaku
organisasi merupakan terjemahan dari organizational Behavior. Perilaku
organisasi merupakan studi menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Dia meliputi aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia atau sebaliknya. Tujuan
praktis dari penelahaan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah
perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.
Larry L. Cumming dalam “Toward
Organizational Behavior”. Academic of Management Review January 1978, hlm 92
menyatakan :”Perbedaan antara Perilaku Organisasi dengan Psikologi Organisasi,
antara lain: Psikologi Organisasi membatasi kontruksi penjelasannya pada
multidisiplin. Persamaannya kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku
orang-orang dalam organisasi. Perbedaan antara Perilaku Organisasi dengan Teori
Organisasi: perbedaannya didasarkan pada dua perbedaan antara unit analisanya
dan pusat variabel tak bebas.
Perilaku
organisasi dirumuskan sebagai studi dari tingkah laku individu dan kelompok di
dalam suatu organisasi dan penerapan ilmu pengetahuan tertentu (pandangan
mikro: Hary Sulaksono). Teori organisasi adalah suatu studi tentang susunan,
proses dan hasil organisasi itu sendiri. (pandangan mikro : Hary Sulaksono)
Perbedaan antara Perilaku Organisasi dengan Personel dan Human Resources
(P&HR) adalah, bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi
konsep, sedangkan P&HR menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel tak
bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi yang efektif dalam organisasi
seringkali muncul pada keduanya. P&HR nampaknya berada pada permukaan
antara organisasi dan individu dengan menekankan pada pengembangan dan
pelaksanaan sistem pengangkatan, pengembangan, dan motivasi individu dalam
organisasi.
Perlu disadari bahwa faktor
pendukung utama dari suatu organisasi adalah manusia. Ilmu perilaku organisasi
mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif pada manusia dengan cara menarik
sebagian pandangannya terpusat pada perilaku manusia itu sendiri.
Perkembangan
ilmu perilaku manusia dalam organisasi menurut sejarahnya telah dimulai sejak
awal perkembangan gerakan manajemen ilmiah bahkan jauh sebelumnya dapat
dikenali sebagai langkah awal dari pengambangan ilmu ini.
B. PERMASALAHAN
1. Organisasi
merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu
sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi.
Karena manusia berbeda – beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna
untuk mengetahui sifat – sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi.
Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara – cara mengatasi
masalah – masalah yang ada di lingkungan organisasi. ?
2. Bagaimana pentingnya perilaku individu
dalam sebuah organisasi ?
C. PEMBAHASAN
a) Pengertian
organisasi
adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok
tujuan. Robbins, 2001; 4) Pengertian yang dapat dipetik dari definisi tersebut
diatas adalah kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau
sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Dikoordinasikan dengan sadar
mengandung pengertian manajemen. Batasan sosial yang relatif dapat
diidentifikasikan maksudnya adalah batasan tersebut dapat berubah seiring
eksplisit maupun implisit antara anggota dan organisasinya.
Orang-orang
dalam organisasi mempunyai keterikatan yang terus menerus, biasanya berbentuk
hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawab.Selanjutnya organisasi itu ada untuk
mencapai tujuan. “Sesuatu” itu adalah tujuan.[1]
b. Perilaku Organisasi Mengikuti
Prinsip-prinsip Perilaku Manusia
Keefektifan
setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Orang adalah
sumber daya yang umum bagi semua organisasi. Tidak ada organisasi “tanpa
orang”. Satu prinsip yang penting dalam psikologi ialah bahwa setiap orang
berbeda-beda. Setiap orang mempunyai keunikan persepsi, kepribadian dan
pengalaman hidup, perbedaan sikap, kenyakinan, dan tingkat cita-cita. Agar
efektif, para manajer organisasi harus memandang sikap pegawai atau anggotanya
sebagai perwujudan yang unik dari seluruh faktor keperilakuan itu.
c. Organisasi sebagai Sistem Sosial
Hubungan
antara individu dan kelompok dalam organisasi menciptakan harapan harapan bagi
perilaku individu. Harapan-harapan ini menghasilkan peranan-peranan tertentu
yang harus dimainkan. Sebagian orang harus memainkan peranan sebagai pemimpin,
sementara yang lainnya memainkan peranan sebagai pengikut. Manajer tingkat
menengah harus memainkan kedua peranan itu, karena ia mempunyai seorang atasan
dan bawahan. Organisasi mempunyai sistem wewenang, status, dan kekuasaan; dan
orang-orang di dalam organisasi itu mempunyai kebutuhan yang beraneka dari
setiap sistem. Kelompok di dalam organisasipun mempunyai dampak yang sangat uat
terhadap perilaku individu dan terhadap prestasi organisasi.[2]
d. Faktor Membentuk Perilaku Organisasi
Perilaku
kita dalam setiap situasi melibatkan interaksi karakteristik pribadi kita dan
karakteristik situasi. Jadi untuk mengidentifikasi semua faktor itu memakan
waktu dan sulit, malahan sering tidak mungkin. Untuk membantu kita
mengidentifikasi faktor-faktor manajerial yang penting, kita menggunakan pendekatan
kontingensi atau pendekatan menurut situasi. Dasar pemikiran dari pendekatan
kontingensi ialah bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam memimpin.
Suatu
metode yang sangat efektif dari satu situasi tidak akan sesuai pada situasi
yang lain. Pendekatan kontingensi telah berkembang secara populer dalam dua
dasa warsa lebih, karena hasil riset telah membuktikan bahwa suatu
karakteristik tertentu dari suatu pekerjaan dan karakteristik tertentu dari
orang yang melakukan pekerjaan itu
menghasilkan beberapapraktek manajemen tertentu yang terbukti lebih baik dari
praktekpraktek manajemen lainnya.
Jadi
jika dihadapkan kepada suatu masalah, seorang manajer yang menggunakan
pendekatan kontingensi tidak berasumsi bahwa suatu pendekatan tertentu akan
berhasil. Melainkan ia akan mendiagnosis berbagai karakteristik individu dan
kelompok yang terlibat, struktur organisasi itu dan corak kepemimpinannya
sendiri sebelum memutuskan suatu penyelesaian.
e. Bagaimana Struktur dan Proses
Mempengaruhi Perilaku Organisasi
Struktur
organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan pekerjaan
dikelompokkan. Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan organisasi.
Proses berkenaan dengan aktivitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi
itu. Komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja sosialisasi,
dan pengembangan karier adalah proses dalam setiap organisasi. Kadang-kadang
pemahaman masalah proses seperti gangguan komunikasi, pengambilan keputusan,
atau sistem evaluasi prestasi kerja yang disusun secara kurang baik, dapat
menghasilkan pengertian yang lebih tepat atas perilaku organisasi daripada
hanya mengkaji tatanan struktural.
Para manajer yang efaktif tahu apa
yang dicarinya dalam suatu situasi kerja dan tahu bagaimana memahami apa yang ditemukan.
Oleh karena itu, para manajer harus mengembangkan kemampuan bertindak dan
mendiagnosis. Mereka harus dilatih untuk mengidentifikasi kondisi masalah yang
menghendaki perhatian lebih lanjut. Indikator masalah manajer antara lain
mencakup menurunnya laba, menurunnya kuantitas/kualitas pekerjaan, meningkatnya
kemangkiran dan keterlambatan, dan sikap pegawai yang negatif. Masing-masing
masalah tersebut merupakan asyu perilaku organisasi.
f. Struktur Organisasi
Berdasarkan definisi tentang organisasi
tersebut diatas mengajui adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola
interaksi para anggotanya secara formal. Melalui struktur organisasi.
Struktur organisasi menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme
koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur
organisasi biasanya berbentuk bagan yang menunjukkan hierarki jabatan dari
kekuasaan maupun kewenangan, bidang yang menunjukkan hierarki jabatan dari
kekuasaan maupun kewenangan, bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
serta akses sumber dayanya.
Struktur organisasi memiliki tiga
komponen: Kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas,
mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk
didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan
dalam hierarki organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi
tersebar secara geografis. Formalisasi adalah tingkat sejauh mana sebuah
organisasi menyandarkan dirinya kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur
perilaku karyawannya. Sentralisasi mempertimbangkan dimana letak dari pusat
pengambilan keputusan. Pada kasus lainnya, pengambilan keputusan bisa
didesentralisasikan.
Dengan demikian organisasi cenderung untuk
disentralisasikan maupun cenderung didesentralisasikan, namun menetapkan letak
organisasi dalam rangkaian keputusan tersebut, merupakan salah satu faktor
utama dalam menent ukan apa
jenis struktur yang ada. Struktur organisasi dapat berbentuk lini (garis), lini
dan staf maupun matriks.
Untuk dapat bekerja secara efektif
dalam organisasi, para manajer harus memiliki pemahaman yang jelas tentang
struktur organisasi. Dengan memandang suatu bagan organisasi, seseorang hanya
melihat suatu susunan posisi, tugas-tugas pekerjaan dan garis wewenang dari
bagian-bagian dalam organisasi.
g. Proses Organisasi
Proses
perilaku tertentu memberi jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses ini tidak
berfungsi dengan baik, masalah yang tidak diharapkan akan timbul. Maka dari itu
empat proses keperilakuan yang menyumbang pada prestasi organisasi yang efektif
: komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi, serta sosialisasi dan
karier.
§ Proses
Komunikasi (Communication Process). Kelangsungan hidup organisasi berkaitan
dengan kemampuan manajemen untuk menerima, menyampaikan, dan melaksanakan
komunikasi.
§ Proses
Pengembalian Keputusan (Decision Making Process). Masalah pengambilan keputusan
dalam suatu organisasi tergantung pada tujuan yang tepat dan
pengindentifikasian sarana untuk mencapai tujuan itu. Dengan pengintegrasian faktor-faktor
perilaku dan struktur secara baik, manajemen dapat meningkatkan kemungkinan
membuat keputusan yang berkualitas tinggi.
§ Proses
Evaluasi Prestasi (Performance Evaluation Process). Para manajer harus
mengevaluasi prestasi individu dan kelompok di dalam organisasi itu.
§ Proses
Sosialisasi dan Karier (Socialization and Career Process). Individu memasuki
organisasi untuk bekerja dan merintis tujuan karier pribadi mereka. Proses
penyadaran individu akan harapan organisasi disebut sosialisasi.
h. Prestasi : Individu, Kelompok dan
Organisasi
Prestasi
individu menjadi bagian dari prestasi kelompok, yang pada gilirannya menjadi
bagian dari prestasi organisasi. Di dalam organisasi yang efektif, manajemen
membantu suatu keseluruhan yang positif, yaitu suatu keseluruhan yang lebih
besar dari sekedar penjumlahan bagian-bagian itu.
Tidak
ada satu ukuran atau kriteria yang memadai, yang dapat mencerminkan prestasi
sesuatu tingkatan. Tetapi ketidakefektifan prestasi sesuatu tingkatan merupakan
pertanda bagi manajemen untuk mengambil tindakan korektif. Semua tindakan
korektif manajemen akan berpusat pada elemen perilaku organisasi, struktur, dan
proses.[3]
i.
Pengembangan dan
Perubahan Organisasi (Organizational Development and Change)
Perubahan organisasi adalah usaha
yang direncanakan oleh manajemen untuk menghasilkan prestasi keseluruhan
individu, kelompok, dan organisasi, dengan mengubah struktur, perilaku, dan
proses. Jika perubahan itu ditetapkan secara benar, individu dan kelompok
tentunya bergerak menuju prestasi yang efektif. Usaha-usaha yang
diselenggarakan dengan persetujuan bersama, direncanakan, dan dievaluasi untuk
meningkatkan prestasi, mempunyai peluang yang besar untuk berhasil.
Unsur
pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan
lingkungan tempat organisasi beroperasi. Apabila orang-orang berkgabung dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu.
Orang-orang juga menggunakan teknologi untuk membantu penyelesaian pekerjaan,
jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan teknologi. Disamping itu,
unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar, dan unsur itu juga
mempengaruhinya. Masing-masing unsur perilaku organisasi itu akan diulas secara
ringkas. [4]
D. PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku
organisasi sangat penting digunakan dalam ruang lingkup keorganisasian karena
perilaku organisasi dapat mengetahui karakter para pelakunya. Perilaku
organisasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
dalam kelompok organisasi yang berhubungan langsung dengan ilmu – ilmu yang
lainnya.
Organisasi
merupakan suatu tempat berkumpulnya sekelompok orang yang memilki tujuan
bersama, memilki eksistensi dalam pencapainnya. Maka dari itu, perilaku
organisasi sangat berguna bagi para pelakuorganisasi untuk mengetahui sifat –
sifat/ karakter apa saja yang dibutuhkan dalam berperilaku di organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1847754-perilaku-organisasi-konsep-dasar-dan/#ixzz1wmqikpe2
As’ad. Mohammad, kepemimpinan efektif
dalam perusahaan : suatupendekatan psikologik, yogyakarta : liberty, cet.
Kedua, 1986
Chandra,
robby i.,konflik dalam hidup sehari-hari, yogyakarta :kanisius, 1992
Deep,
sam dan lyle sussman,mengefektifkan kinerja (saran untuk menghadapi 44 jenis orang yang menimbulkan
masalahdi lingkungan kerja),seri pustaka eksekutif, jakarta : ppm,
cet.kedua,1996.
D harma,
agus,gaya kepemimpinan yang efektif bagi para manajer ,bandung : sinar baru,
1984
Drummond,
helga,pengambilan keputusan yang efektif (petunjuk praktisdan komprehensif
untuk manajemen),jakarta : gramedia, 1995
Fritschi,
bep, agnes t. Kristayani dan florian steinberg, partisipasi masyarakat dalam
operasionalisasi pendekatan p3kt , dalamnana rukmana,florian
Steinberg
dan robert van der hoff (ed.), manajemen pembangunan prasarana perkotaan,
jakarta :lp3es, 1993
Gordon,
judith r.,organizational behavior : a diagnostic approach,newjersey : prentice
hall inc., 1996
Gramedia,management
action guides : mengendalikan konflik dan negosiasi, jakarta : gramedia, 1997
Indrawijaya,
adam i.,perilaku organisasi, bandung : sinar baru, cet.keempat, 1989
Indrawijaya,
adam i.,perubahan dan pengembangan organisasi, bandung: sinar baru, 1983
analisis
keputusan manajemen (modern managerial decision making),jakarta : erlangga,
1984
Robbins,
stephen p.,perilaku organisasi : konsep, kontroversi, aplikasi,new jersey :
prentice hall inc., 7thedition, 1996.
Terjemahanindonesia oleh pt. Prenhallindo, 1996.
Schein,
adgar h.,psikologi organisasi, seri manajemen no. 80, jakarta :ppm, cet.
Ketiga, 1991
Supranto,
johannes,teknik pengambilan keputusan, jakarta : rineka cipta,1991
Supratiknya,
a.,perilaku organisasi (organizational behavior),bandung : tarsito,1989
[1] Http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1847754-perilaku-organisasi-konsep-dasar-dan/#ixzz1wmqikpe2
Indrawijaya, adam i.,perilaku organisasi, bandung : sinar baru,
cet.keempat, 1989
[2] Fritschi,
bep, agnes t. Kristayani dan florian steinberg, partisipasi masyarakat dalam
operasionalisasi pendekatan p3kt , dalamnana rukmana,florian
Robbins,stephen
p.,perilaku organisasi :konsep,kontroversi,aplikasi,newjersey : prentice hall
inc., 7thedition, 1996.Terjemahanindonesia oleh pt. Prenhallindo, 1996.
No comments:
Post a Comment