Hasil Observasi pada Masjid Jami’
Lueng Bata
Masjid
berasal dari bahasa arab sajada yang berarti tempat sujud
atau tempat menyembah Allah SWT. Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi
kaum muslimin. Setiap muslim boleh melakukan shalat di wilayah mana pun di bumi
ini, terkecuali di atas kuburan, di tempat yang bernajis, dan di tempat-tempat
yang menurut syari’at Islam tidak sesuai untuk di jadikan tempat shalat. Oleh
karena itu untuk mangetahui bagaimana kriteria sebuah masjid yang dianggap
sesuai dengan kriteria yang ada dalam hukum islam, maka saya melakukan sebuah
observasi lapangan untuk melihat bagaimana bangunan dan fasilitas-fasilitas
pendukung lainnya yang ada pada masjid jami’ Lueng Bata.
Masjid
bjami’ lueng bata terletak di dusun masjid, desa lueng bata, kecamatan lueng
bata, banda aceh dengan imuem syiek masjid yang bernama bapak A Rahman TB
seorang kepala kanwil depag.
A.
Observasi bangunan
1. Arsitektur bangunan masjid
Dalam menentukan bentuk arsitektur sebuah masjid, di
indonesia khususnya memiliki dua bentuk arsitektur yang berbeda antara yang
satu dengan yang lain. Adapun kedua bentuk arsitektur tersebut adalah:
·
Asitektur Pancasila
Arsitektur pancasila adalah sebuah gaya bangunan atap masjid yang merupai
persegi yang mempunyai tingkatan, biasanya terdapat tiga tingkatan pada atap
masjid tersebut. Masjid yang seperti biasanya disebut masjid pancasila karena
merupankan masjid bantuan dari para menteri dan para pejabat tinggi negara pada
masa orde baru.
·
Arsitektur Biasa
Arsitektur biasa adalah gaya arsitektur yang biasa kita temukan pada
masjid-masjid umumnya. Biasanya masjid yang memiliki arsitektur ini memiliki
kubah seperti masjid pada umumnya.
Di dalam perkarangan masjid Jami’ Lueng Bata terdapat dua
masjid, yang mana antara satu masjid dengan masjid yang satunya lagi memiliki
dua gaya arsitektur yang berbeda diantara keduanya.
Masjid pertama
dibangun pada perkarangan ini adalah masjid yang mempunyai gaya arsitektur
pancasila, masjid ini sudah lama tidak digunakan lagi untuk pelaksanaan ibadah
sekali-kali hanya digunakan untuk keperluan perkumpulan para jamaah tabligh
ataupun untuk menyimpan buku-buku atau kitap-kitap. Didepan masjid ini juga
terdapat sebuah kolam yang tidak digunakan lagi, dulunya kolam ini digunakan
sebagai tempat mengambil wudhu’.
Masjid yang kedua adalah masjid yang mempunyai arsitektur
seperti umumnya masjid, masjid ini dibangun sekitar tahun 1990 dan selesai pada
tahun 1991. Sekarang masjid ini sedang mengalami renovasi dan pertambahan luas
masjid.
2. Kapasitas daya tampung jamaah
Masjid jami’ Lueng Bata memiliki kapasitas daya tampung
yang besar sehingga cukup menampung jamah dalam kapasitas yang besar. Masjid
ini masih dalam tahap renovasi dan pertambahan luas di sebelah utara,selatan,
timur, dan lantai atas masjid. Dikarnakan lantai atas belum siap, maka yang
saya hitung jumlahnya hanya pada lantai pertama.
Pada lantai pertama terdapat 24
shaf yang terbagi atas shaf lama sebanyak 18
shaf yang bersambung dengan shaf tambahan dari sebelah utara dan selatan
masjid serta tambahan sebanyak 6 shaf pada bagian timur masjid. Oleh karena
itu, dalam satu shaf bisa diisi ±82 jamah maka dikalikan
dengan jumlah shaf sebanyak 24 maka kira-kira dalam tersebut bisa memuat
sebanyak ±1968 jamah, ini belum termasuk dengan lantai 2 yang
kira-kira bisa memuat jamah sebanyak ±1068
jamaah. Maka apabila dijumlahkan total dari jumlah jamaah lantai 1 dan 2 maka
berjumlah ±3036
jamah.
3. Sarana pendukung lainnya
·
Ruang pengurus masjid
Masjid jami’ lueng bata memiliki satu ruang yang dikhususkan kepada para
pengurus masjid dan para remaja masjid jami’ lueng bata. Ruang ini terletak d
sebelah barat masjid lantai pertama.
·
Gedung TPA
Masjid jami’ lueng bata memiliki ruang yang dikhususkan kepada santri dan
ustadz TPA Al-Irsyad dalam menjalankan proses belajar mengajar al-qur’an dan
ilmu agama lainnya. Adapun jumlah ruang untuk TPA adalah 6 ruang disebelah
tenggara masjid dan yang lainnya berada di dalam masjid.
·
Tempat wudhu’
Masjid jami’ lueng bata memiliki tiga tempat wudhu’ , tempat wudhu’
tersebut terbagi atas dua di sebelah barat masjid dan satu di sebelah selatan
masjid.
Pada bagian barat masjid terdapat satu tempat wudhu’ wanita dengan jumlah
keran air sebanyak 28 keran. Dan untuk laki-laki senyak 15 keran pada bagian
dalam dan 17 keran pada bagian luar. Di sebelah selatan masjid juga terdapat
satu tempat wudhu’ yang memilki 12 keran air.
·
Sumur dan WC (toilet)
Pada masjid ini terdapat dua sumur yang satu berada di sebelah barat
masjid dan yang satunya lagi berada di sebelah selatan masjid. untuk WC masjid
ini memiliki dua disebelah barat dan 4 disebelah selatan masjid. masjid ini
juga mempunyai satu tempat buang air kecil bagi pria yang terletak di sebelah
barat masjid dan memiliki 4 tempat bilik.
·
TK (Taman Kanak-Kanak)
Dilingkungan masjid ini juga memiliki satu TK yang bernama TK Al-Irsyad,
TK ini memiliki tiga ruang untuk proses belajar mengajar, satu ruang untuk para
guru dan kepala sekolah serta satu ruang untuk gudang penyimpanan.
·
Menara
Masjid ini memiliki satu menara dengan empat lantainya.
·
Kuburan
Didepan masjid pancasila terdapat satu komplek kuburan dengan enam liang.
·
Vas Bunga
Masjid ini memiliki enam vas bunga kertas yang di tempatkan di depan
masjid
Tempat
wudhu wanita Tempat
wudhu wanita tempat
wudhu pria barat



Tempat
wudhu pria barat luar tempat wudhu pria selatan tempat buang air kecil






hjb
B.
Kelengkapan
1.
Sound system
Masjid ini memiliki sound sistem yang cukup
jelas, sehingga seluruh masyarakat gampoeng lueng bata dapat mendengar sesuatu
dari sound dengan jelas.
2.
Lampu
Masjid ini memiliki lampu sebanyak 45
dengan klasifikasi sebagai berikut:
·
lampu hias ada satu
·
lampu neon sebanyak 44, 10 berada pada bangunan
lama dan 34 pada bangunan tambahan yang baru.
3.
Jam
Masjid ini mempunyai empat jam, satu jam
hias, dan tiga jam dinding.
4.
Kipas angin
Masjid ini memiliki 16 pada bangunan lama,
dan 2 pada bangunan baru di sebelah utara serta 1 pada bangunan baru sebelah
selatan.
5.
Tiang Masjid
Masjid jami’ lueng bata memiliki 43 tiang
penyanggah, 29 berada pada bangunan lama, dan 14 berada pada bangunan baru
(perluasan).
6.
Mimbar
Masjd ini dulunya memiliki satu mimbar yang
sudah lama masa pemakaiannya, kemudian digantikan dengan yang baru atas
sumbangan dari salah seorang pengurus masjid. Dan mimbar yang lama diberikan
kepada pengurus menasah desa lueng bata.
C.
Pengelolaan
1.
Protokol
Protokol pada pelaksanaan
shalat jumat ataupun pada hal-hal yang lain memiliki suara yang jelas, karena
yang menjadi protokol pada masa-masa tersebut adalah para remaja masjid.
2.
Suara imam
Suara imam pada masjid ini
cukup jelas karena yang menjadi imam adalah mereka yang berumur 50 tahun
kebawah, akan tetapi sering juga dijumpai imam yang berumur 50 tahun keatas,
walaupun menjadi imam mereka hanya ditempatkan pada saat pelaksanaan shalat
dhuhur dan ashar saja.
3.
Jumlah jamah yang
melaksanakan ibadah shalat
Jumlah jamaah yang
melaksanakan ibadah shalat biasanya berada pada jumlah yang berbeda-beda
tergantung pada kondi dan situasi cuaca ataupun halangan dari masing-masing
jamaah itu sendiri. Namun saya dapat menarik kesimpulan dari jumlah rata-rata
jamah yang melaksanakan ibadah shalat di masjid ini.
·
Shalat Subuh
Pada pelaksanaan
shalat subuh biasanya rata-rata jamaah berjumlah ±25 orang biasanya didominasi
oleh para laki-laki.
·
Shalat Dhuhur
Pada waktu
shalat dhuhur jumlah jamaah bisa menjadi banyak dikarnakan adanya jamaah dari
para siswa-siswi dan para guru dari MTsN 2 Banda Aceh yang juga melaksanakan
shalat di masjid ini. Biasanya jumlah jamaah pada waktu ini bisa menjadi +500 jamaah.
·
Shalat Ashar
Jumlah jamaah
pada waktu ini bisa berjumlah +200 lebih dikarnakan adanya tambahan dari santri
TPA dan siswa-siswi yang sedang mengikuti les di sekolahnya.
·
Shalat Maghrib
Pada waktu
pelaksanaan shalat maghrib jamaah biasanya berjumlah ±60 jamaah
·
Shalat Isya’
Pada waktu ini
jumlah biasanya jumlah jamaah sedikit menurun dari waktu shalat maghrib,
biasanya jamaah pada shalat isya’ berjumlah ±40 orang.
D.
kebersihan
1. Ruang Utama
Pada ruang ini
ruangan bisa dikatakan bersih dan teratur hanya saja pada ruang tambahan yang
sedikit berabu dan kurang rapi, karena masih dalam masa perluasan.
2. Perkarangan Masjid
Meskipun masih
dalam masa perluasan masjid ini memiliki perkarangan yang bersih dan teratur.
3. Kamar mandi dan tempat wudhu
·
Kamar mandi (toilet)
Pada bagian ini
agak sedikit kurang bersahabat, dikarnakan bau yang sangat menyengat dan lantai
yang sedikit becek bercampur tanah, namun pada tempat pembuangan lumayan bersis
karena tidak ada sisa yang ditinggalkan.
·
Tempat Wudhu
Pada tempat ini
meskipun terkadang bersih karena baru dibersihkan terkadang juga kotor karena
becek bercampur tanah yang dibawa sandal jamaah seperti pada gambar diatas.
E.
Keuangan
-Kas masjid pada
tanggal 21 oktober 2011 berjumlah
Rp75.395.900
-sumbangan dari
hamba Allah pada tanggal 24 oktober 2011 berjumlah Rp 500.000
-sumbangan dari
hamba Allah pada tanggal 27 oktober 2011 berjumlah Rp 1.000.000
-pengeluaran
sebasar Rp 750.000
-Setelah
pemasukan dikurangi pengeluaran maka jumlah kas yang tersisa adalah:
Rp78.114.900
-untuk kas
pembangunan perluasan masjid berjumlah Rp32.564.000
-sisa semen yang
tersedia berjumlah 353 sak semen.
F.
Penutup
Demikianlah hasil observasi yang
telah saya laksanakan di Masjid Jami’ Lueng Bata kecamatan Lueng Bata kota
Banda Aceh. Apabila terdapat kesilapan ataupun kelasahan dalam penulisan ini
saya mengharapkan kritikan membangun
dari kawan-kawan sekalian agar kedepan saya lebih paham terhadap kekurangan yang
ada pada saya, karena yang menilai seseorang bukanlah dirinya sendiri akan
tetapi orang lainlah yang menjadi penilai yang objektif bagi orang tersebut.
Sumber : Riznal Akhyar S.Sos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar