BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Keluarga
memiliki nilai strategi dalam
pembentukan kepribadian Anak. Sejak
kecil anak sudah mendapat
pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan
kebiasaan hidup sehari-hari
dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberikan
dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi
perkembangan jiwa anak. Keladanan kebiasaan
yang orang tua tampilkan dalam bersikap dan berprilaku tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak. Meniru kebiasaan hidup orang tua adalah
suatu hal yang sering dilakukan, karena
memang pada masa perkembangannya, anak selalu ingin menuruti apa-apa yang orang
tua lakukan. Anak selalu
ingin meniru ini dalam pendidikan
dikenal dengan istilah anak belajar melalui imitasi.
Kemudian dalam kehidupan sehari-hari orang tua tidak
hanya secara sadar, tetapi juga terkadang secara tidak sadar memberikan
contoh kurang baik kepada anak. Misalnya, meminta tolong kepada
anak denga mengancam, tidak
mau mendengarkan cerita anak
tentang sesuatu hal, memberi nasehat tidak pada tempatnya, berkata kasar kepada anak, terlalu
mementingkan diri sendiri terlalu mencampuri urusan anak, membeda-bedakan anak,
kurang memberikan kepercayaan kepada anak
untuk melakukan sesuatu, dan sebagainya.
Beberapa contoh sikap dan prilaku dari orang tua yang
dikemukakan diatas berimplikasi
negatif terhadap perkembangan jiwa anak. Anak telah belajar
banyak hal dari orang tuanya. Anak
belum memiliki kemampuan untuk menilai,
apakah yang diberikan oleh orang tuanya itu termasuk sikap dan prilaku yang baik atau tidak. Yang
penting bagi anak adalah mereka telah belajar banyak hal dari sikap dan
perilaku yang didemontrasikan oleh orangtuanya. Efek
negatif dari sikap dan prilaku orang tua
yang demikian terhadap anak misalnya,
Anak memiliki sifat keras hati, keras kepala, manja, pendusta, pemalu,
pemalas. Sifat-sifat anak tersebut menjadi rintangan dalam pendidikan
selajutnya[1]
Peran orang tua di Kecamatan
Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya memiliki pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari segi positif maupun negatif, karena
bersama orang tuanyalah anak banyak menghabiskan waktunya dan bersama orang tua
pula anak mendapat pelajaran. Seharusnya perkembangan anak itu tergantung
kepada orang tuanya apakah dia akan
membentuk anaknya menjadi orang baik ataupun menjadi orang yang tidak baik.
Oleh karena kurang
control orang tua terhadap anak di Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya
akan berakibat rasa kebebasan bagi anak
sangatlah tinggi baik dari segi tingkah laku yang mengarah ke positif seperti pengajian, organisasi kemasyarakatan, namun yang lebih mendominasi mereka yang
kurang dikontrol adalah dalam prilaku yang mengarah ke hal-hal yang negatif seperti minum-minuman keras, tauran bahkan nonton film yang tidak wajar.[2]
M. Ngalim Purwanto
menuliskan dalam bukunya yang berjudul "Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis”, bahwa orang tua mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mendidik
anak-anak. Sebagian orang mengatakan bahwa
kaum ibu adalah pendidik bangsa, karena pendidikan seorang ibu merupakan pendidikan dasar yang tak
boleh diabaikan. Sedangkan ayah adalah
orang yang dianggap paling banyak memegang peranan penting dalam sebuah keluarga. Anak memandang seorang
ayah adalah orang yang paling besar
prestasinya. Maka ayah juga mempunyai pengaruh yang besar dalam kesuksesan pendidikan anak.
Peran orang tua dalam
mengajarkan Al-Qur’an dilingkungan rumah tangga di kecamatan
Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya dapat
ditegaskan bahwa orang tua yang
menjalankan peranannya merupakan orang tua yang melaksanakan kewajibannya
berdasarkan yang dibebankan kepadanya
dalam memberikan pembinaan membaca Al-Qur’an.
Sebaliknya apabila ada orang tua yang
tidak melaksanakan kewajibannya sementara ia sendiri mengetahui bahwa pembinaan
tersebut adalah wajib baginya, maka ia dapat dikatakan sebagai orang yang tidak
berperan atau tidak menjalankan tugasnya dalam memberikan pendidikan Al-Quran pada anaknya.[3]
Ibnu khaldun mengatakan
hendaklah pendidikan yang pertama untuk
anak adalah mengajarkannya Al-Qur’an sebelum persiapkan fisik dan akalnya,
agar sejak dini dia mengucap bahasa arab asli dan meresap pada dirinya nilai-nilai iman. Apabila orang
tua mencintai anaknya serta ingin menjadi orang tua yang berperan, tentunya mereka secara suka
rela dan tidak menemukan kesulitan walaupun kesulitan itu ada, namun dapat
dianggap sebagai warnawarni hidup
dalam mendidik dan membina anak khususnya dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an untuk anak.[4]
Anak
harus sedini mungkin diajarkan mengenai baca bahkan menulis Al-Quran agar kelak anak-anak tersebut menjadi generasi Qur`ani yang tangguh dalam menghadapi
zaman.[5]
Pada kenyataannya
pengajian Al-Qur’an, khusus di Kecamatan Sampoiniet
Kabupaten Aceh jaya yang dilakukan dalam keluarga terdiri dari adanya
orang tua dan anak untuk mempercepat bimbingan pengajian Al-Qur’an
yang baik atau benar. Kemudian
harus mampu memberikan motivasi kepada anaknya supaya anaknya lebih giat dalam pengajian Al- Qur’an, di Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya. Setiap orang tua memiliki tata cara dalam
melakukan bimbingan membaca Al-Qur’an di rumah
atau di tempat lain, setiap orang tua memerlukan cara ini
supaya ilmu yang diajarkan kepada anaknya dapat diterima dan diserap dengan
baik.
Berdasarkan
uraian dan permasalahan diatas maka timbullah keinginan dari penulis untuk
melakukan penelitian “PERAN
ORANG TUA DALAM MEMBINA PENGAJIAN AL-QURAN DALAM RUMAH TANGGA KECAMATAN SAMPOINIET KABUPATEN ACEH
JAYA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah:
1.
Bagaimana Peran Orang Tua dalam Membina Pengajian Al-Qur’an dalam
Rumah
Tangga Kecamatan Sampoiniet
Kabupaten Aceh Jaya
2.
Apa
Pengaruh orang tua dalam Membina Pengajian Al-Qur’an dalam
Rumah
Tangga Kecamatan Sampoiniet Kabupaten
Aceh Jaya
3.
Apa kendala Peran Orang Tua dalam Membina Pengajian
Al-Qur’an dalam Rumah Tangga
Kecamatan Sampoiniet Kabupaten
Aceh Jaya
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk
mengetahui Peran Orang Tua dalam Membina Pengajian Al-Qur’an dalam
Rumah Tangga di Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya
2.
Untuk Mengetahui Pengaruh Peran Orang Tua dalam Membina
Pengajian Al-Qur’an dalam
Rumah Tangga Kecamatan Sampoiniet Kabupaten
Aceh Jaya
3.
Untuk Mengetahui kendala Peran Orang Tua
dalam Membina Pengajian
Al-Qur’an dalam Rumah Tangga
Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya.
D.
Kegunaan
Penelitian
Hasil penelitian ini
diharap:
1.
Secara akademis, penelitian dapat menjadi bahan bagi pengembangan
ilmu kesejahteraan sosial
secara nyata dalam mengembangkan bentuk-bentuk yang dilakukan. Baik
dalam peran orang terhadap anaknya, khusus
mengenai pentingnya peran orang tua dalam membina pengajian Al-Qur’an
dalam rumah tangga Kecamatan
Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya.
2.
Secara praktis, penelitian mengharapkan
dapat menjadi bahan masukan dalam proses peningkatan dalam Peran Orang Tua dalam Membina Pengajian Al-Qur’an
dalam Kecamatan
Samponiet Kabupaten Aceh Jaya.
3.
Secara teoritis, melatih diri dan mengembangkan pemahaman
kemampuan berpikir penulis melalui penulisan karya ilmiah mengenai “Peran Orang Tua dalam Membina Pengajian
Al-Qur’an dalam Rumah Tangga Kecamatan
Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya” dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh
selama belajar di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Jurusan
Manajemen Dakwah, UIN
Ar-Raniry Banda
Aceh.
E. Penjelasan Istilah
1.
Peran
Keikutsertaan dalam pelaksanaan atau ketertiban seseorang
dalam pelaksaan baik secara langsung
atau tidak langsung.[6]
2.
Orang Tua
Merupakan
bagian kecil dari sebuah keluarga tetapi memiliki tugas mutlak dalam
mendidik anaknya.
3.
Membina
Merupakan
usaha atau serangkaian proses yang dilakukan oleh pendidik terhadap pada
anak/peserta didik dalam membentuk perilaku menuju kearah kedewasaan.
4.
Pengajian Al-Qur’an
Merupakan
suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kepandaian berupa
keterampilan yang dikuasainya atau terampilnya seseorang dalam membaca Al-Qur’an[7].
5.
Rumah
Tannga
Merupakan suatu
instusi yang berbentuk karena
ikatan perkawinan antara sepasang suami isteri untuk hidup
bersama dan membina rumah tangga
untuk mencapai keluarga sakinah dalam
lindungan dan ridha Allah[8]
Dari definisi
diatas, penulis menyimpulkan bahwa Peran Oran Tua Dalam Membina
Pengajian Al-Qur’an adalah suatu kegiatan yang sangat
penting dilakukan Orang Tua dalam membina anaknya supaya Anak-anaknya terlepas
dari kebodohan sehingga menjadi berguna didunia maupun diakhirat.
F.
Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
1.
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif (fiel research) yaitu mengadakan penelitian langsung turun
kelapangan penelitian ini untuk
mengumpulkan data-data yang menyangkut
dengan masalah yang dikaji
2.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksakan di desa-desa
Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya. Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai objek
peneliti adalah mengigat desa-desa
ini salah satu
desa yang ingin maju dalam
pengajian Al-Qur’an.
Jumlah desa
yang ada di Kecamatan Sampoiniet
tersebut berjumlah 19 desa. Terdiri dari 100 KK (Kepala Keluarga), yang menjadi Sampel dalam penelitian
ini yaitu 5 Desa
dalam
wilayah Kecamatan
Sampoiniet dan
tiap-tiap desa 20 KK ( Kepala keluarga). Desa Kuala ligan, Babah Nipah, Kuala Bakong, Mataie, Lhok Kruet.
3.
Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu :
a.
Observasi
Observasi adalah
mengadakan pengamatan langsung kelokasi penelitian, langkah-langkah dalam
observasi adalah mengamati kondisi lapangan yang berhubungan dengan yang
diperlukan dalam pembahasan skripsi ini. Objek penelitian
bersifat prilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, serta proses kerja dan penggunaan
responden kecil.[9]
b.
Wawancara
Wawancara (interview) adalah suatu pengumpulan data yang jalan tanya jawab langsung dari para
responden dalam usaha memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian
ini, langkah-langkah yang ditempuh dalam Wawancara adalah menyusun daftar
wawancara dan kemudian menemui responden
serta mengandakan dialog sesuai dengan pedoman wawancara, kemudian
dicatat atau direkam dengan mengunakan alat perekam, (tape recorder).
c.
Dokumentasi
Tehnik Dokumentasi adalah suatu cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti
arsip, termasuk juga buku tenteng teori,
pendapat, dalil atau hukum,
dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.[10]
4.
Tehnik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam
kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, disederhanakan, serta diperas
sedemikian rupa, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah
dan menguji hipotesis.
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta
hubungan-hubungan yang terjadi dianalisis, perlu pula dibuat
penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan
membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain diluar penelitian tersebut. Berdasarkan analisis dan penafsiran yang
dibuat, perlu pula ditarik kesimpulan-kesimpulan yang berguna, serta
implikasi-implikasi dan saran-saran untuk kebijakan selanjutnya.[11]
[1]
Syaiful Bahri Djamah, M. Ag. Pola Komunikasi
Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga (Jakarta: PT. Renika Cipta,2004) hal. 24-26
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi
Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga.( Jakarta:PT. Renika
Cipta, 2004) hal.28
[10] Nurul Zuriah, Metodelogi
Penelitian Sosial Dan Pendidikan,( Jakarta:Media
Grafika, 2006). hal. 191
Tidak ada komentar:
Posting Komentar