Manajemen Proyek
LATAR
BELAKANG MASALAH
Indonesia
adalah Negara kepulauan dengan mayoritas penduduk beragama islam dan tercatat
sebagai Negara dengan penduduk paling banyak beragama islam di dunia, maka
tidaklah heran kalau di Indonesia sangatlah mudah untuk menemukan masjid. Kegunaan
masjid selain sebagai tempat beribadah juga berfungsi tempat keperluan lainnya
seperti:
a.
Tempat
Beribadah
Sesuai
dengan namanya Masjid adalah tempt sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai
tempat ibadah shalat. Sebagaimana kita ketahui bahwa makna ibadah di dalam
islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditunjukan untuk
mempeoleh ridha allah, maka fungsi masjid di samping sebagai tempat shalat juga
sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran islam.
b.
Tempat
Menuntut Ilmu
Masjid
berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang
merupakan fardhu’ain bagi umat islam. Di samping itu juga ilmu-ilmu lain, baik
ilmu alam, sosial, keterampilan dan lain sebagainya.
c.
Tempat
Pembinaan Jamaah
Dengan
adanya umat islam di sekitarnya, masjid berperan mengkoordinir mereka baik
untuk shalat berjamaahmaupun aktivitas lainnya dalam rangka menyatukan potensi
dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam
himpunan jama’ah masjid (HJM) dibina keimanan, ketaqwaan, ukhwah imaniah
(persaudaraan atas dasar iman ) dan da’wah islamiahnya. Sehingga masjid menjadi
basis umat islam yang kokoh.
d.
Pusat
Dakwah dan Kebudayaan
Masjid
merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebar
luaskan dakwah islamiyah dan budaya islami. Di masjid pula direncanakan,
diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan islam
yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu masjid berperan sebagai sentra
aktivitas dakwah dan kebudayaan.
e.
Pusat
Kaderisasi Umat
Sebagai
tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan umat, masjid memerlukan akti-vis yang
berjuang menegakkan Islam secara berkesinambungan. Patah tumbuh hilang
berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan di pusatkan di
masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman
Pendidikan Al-Qur’an, Organisasi Remaja Masjid maupun HJM beserta kegiatannya.
f.
Basis
Kebangkitan Umat Islam
Abad
ke-lima belas Hijriah ini dicanangkan umat Islam sebgai abad kebangkitan Islam.
Umat islam yang sekian lama tertidur
dan tertinggal dalam pencaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan
berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai
aspek, baik ideologi, hokum, ekonomi, politik, budaya, social dan lain
sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam
kehidupan rill umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai islam.
Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana
digulirkan.
Umat
islam berusaha untuk bangkit. Dan kebangkitan ini memerlukan peran masjid
sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari masjid menuju masyarakat
secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran masjid pada abad
lima belas hijriah adalah mendesak (urgent)
dilakukan umat islam. Back to basic, back
to masjid.
Dari
fungsi diatas masjid semestinya dijadikan sebagai tempat multi kegiatan tidak
hanya sebagai tempat melaksanakan ibadah, namun pada realitanya penggunaan
masjid tidak sesuai dengan apa yang di harapkan oleh pengurusnya. Masalah utama
yang membuat terhambatnya penggunaan masjid adalah masalah sarana dan prasarana
pendukung kegiatan di masjid itu sendiri seperti:
Masalah
bangunan masjid yang sudah tua atau rekontruksi bangunan yang kurang
berkualitas.masalah harus diperbaiki sesegera mungkin agar tidak menghambat
proses peribadatan ataupun kegiatan-kegiatan lain yang berlangsung di masjid.
Masalah
lingkungan masjid yang tidak teratur dan tidak terawat yang harus sesegera
mungkin dibenahi agar terciptanya lingkungan yang indah dan nyaman. Masalah
sarana pendukung minim seperti pengeras suara, karpet, mimbar dan lain-lain.
Faktor utama timbulnya
masalah-masalah tersebut adalah:
g.
Kurangnya
dana
Kurangnya
dana yang dimiliki oleh masjid dalam menangani problemnya tersebut. Kurangnya
dana yang dimiliki oleh masjid dapat disebabkan oleh beberapa factor seperti
kurangnya kurangnya dana yang disalurkan oleh pemerintah atau kurangnya
kesadaran masyarakat dalam berinfaq kepada masjid. Sebanarnya apabila
masyarakat mempunyai kesadaran untuk berinfaq kepada masjid tentu tidak akan
terjadi masalah yang dapat memberatkan pihak mesjid dalam memperbaiki
sarana-sarana yang sudah ada.
h.
Kurangnya
perhatian pemerintah dalam rangka memakmurkan masjid.
Kurangnya
perhatian dari pemerintah disebabkan oleh kurangnya laporan sari masyarakat
kepada pemerintah terkait dan letak wilayah yang terlalu terpencil sehingga
menyulitkan pemerintah dalam membantu serta sulitnya medan jalan yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan. masyarakat yang kurang memiliki sifat gotong royong
dalam menangani masalah tersebut.
Pengurus
yang kurang aktif dalam upaya memakmurkan dan menjaga sarana yang sudah ada. Faktor-faktor
diatas dapat diatasi apabila adanya kesadaran dari pengurus dan masyarakat itu
sendiri dalam menjaga dan merawat secara bersama-sama tempat ibadah ini. Akan
tetapi itu saja tidak cukup, diperlukan satu kegiatan kerja yang menangani
masalah-masalah tersebut sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai dalam waktu yang cepat dan hasil yang
memuaskan.
Setelah berbicara
tentang latar belakang perbaikan sarana ibadah selanjutnya kita akan membahas
tentang latar belakang perlunya proyek pemberdayaan para fakir miskin dan kaum
dhuafa.
Indonesia
adalah Negara dengan hasil bumi yang berlimpah baik dari sector pertanian,
perkebunan, maupun hasil tambang. Dari hasil bumi tersebut semestinya dapat
meningkatkan perekonomian negara dan meningkatkan taraf hidup masyarakat ke
tingkat penghidupan yang lebih makmur, namun amat disayangkan hasil bumi yang
ada tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dikarnakan kurang sumberdaya manusia
dan kurangnya skill (keterampilan) dimiliki oleh masyarakatnya sehingga
terjadilah penganguran yang berakibat pada kemiskinan.
Di Indonesia persoalan kemiskinan merupakan
persoalan yang serius Karenakan di khawatirkan akan menyebabkan terjadinya
kantong-kantong kemiskinan yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya
berbagai persoalan social diluar kontril atau kemampuan pemerintah untuk
menananggani dan mengawasinya.
Kemiskinan
merupakan salah satu masalah social di Indonesia yang tidak mudah untuk di
atasi. Beragam upaya dan pogram dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja
banyak kita jumpai permukiman masyarakat
miskin dihampir setiap sudut kota/desa yang disertai dengan ketidaktertiban
dalam hidup bermasyarat.
Kemiskinan
di Indonesia juga diakibatkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang disediakan
oleh pemerintah kepada masyarakatnya yang pada akhirnya berakibat pada bertambahnya
jumlah pengangguran di Indonesia. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia
membuat masyarakat lebih memilih bekerja di luar negeri baik sebagai buruh
ataupun sebagai pembantu rumah tangga. Masyarakat Indonesia lebih memilih
bekerja di luar negeri dengan alasan lapangan pekerjaan yang di sediakan di
sana begitu luas dan juga upah kerja yang lebih tinggi dari upah yang diberikan
di Indonesia.
Namun
amat disayangkan apabila kita melihat sisi buruk dari para pekerja Indonesia
yang ada di luar negeri, tidak semua tenaga kerja Indonesia yang mengadu nasib
di luar negeri memperoleh apa yang mereka inginkan seperti mimpi mereka ketika
masih berada di Indonesia.
Para
tenaga kerja Indonesia kerap mendapatkan siksaan dari majikan mereka di sana
akhirnya mereka pulang ke Indonesia dengan keadaan yang mengenaskan bahkan ada
yang pulang ke Indonesia dengan jasat tanpa nyawa. Ironis memang di samping
mereka menjadi pahlawan devisa bagi negerinya sendiri tapi mereka harus
mengorbankan dirinya sendiri demi menyambung kehidupan keluarganya d di
Indonesia.
Ada
banya kasus-kasus para tenaga kerja Indonesia yang di siksa di negeri orang,
ada yang nianiaya oleh majikannya, tidak di beri upah(gaji) yang telah
disepakati, diperkosa, dan bahkan ada yang dibunuh oleh majikannya. Pemerintah
dalam masalah ini kurang bertindak sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh
semua para tenaga kerja Indonesia yang bekerja mengadu nasib di negeri orang.
Pemerintah mulai tersadar apabila ada warganya yang mulai di ekspose ke media
sebagai korban penganiayaan, selebihnya pemerintah tidak akan tau menau soal
rakyatnya tersebut apabila belum di ekspose ke media.
Oleh
karena itu untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak alangkah baiknya
para masyarakat di berikan keterampilan dalam suatu pelatihan pemberdayaan
masyarakat yang bisa meningkatkan taraf hidup mereka tanpa harus bekerja diluar
negeri. Sebenarnya banyak sekali sumber daya alam di Indonesia ini yang dapat
dimanfaatkan untuk diolah sebagai suatu produk yang mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dan bahkan kualitasnya dapat di sandingkan dengan produk-produk
luar negeri.
Ada
banyak pengusaha-pengusaha di Indonesia yang sukses menjadi pengusaha di
negerinya sendiri dengan memanfaatkan hasil alam Indonesia yang begitu
melimpah. Para penguasaha-pengusaha yang sukses ini tidak hanya menjual hasil
produksinya di dalam negeri bahkan ada yang mengekspor hasil produknya sampai
ke luar negeri. Hasil dari produk-produk Indonesia sangat digemari di luar
negeri dikrnakan unik dan bermutu tinggi, misalnya hasil kerajinan dari
tempurung kelapa, tas, makanan, maupun minuman herbal hasil olahan masyarakat
Indonesia.
Dari
para pengusaha yang sukses tersebut semestinya menjadi motivasi bagi masyarakat
lain untuk meningkatkan perekonomian mereka namun dikarnakan terbatas biaya dan
kurangnya skill yang dimiliki oleh masyarakat menyebabkan mereka semakin
terpuruk dibawah garis kemiskinan. Berikut ada beberapa Kriteria masyarakat
miskin yang didapat dari pusat badan statistic adalah sebagai berikut :
1. Luas lantai bangunan
tempat tinggal kurang ari 8 m2 per orang
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal tersebut
dari tanah / miring bamboo / kayu murahan 3. Jenis dinding tempat tinggal
terbuat dari bambu / rumbia / kayu yang berkualitas rendah / tembok tanpa plaster
4. Tidak memiliki
fasilitas buang air besar
5. Sumber penerangan
rumahh tangga tidak menggunakan listrik
6. Sumber air minum
bersumber dari sumur / mata air yang tidak terlindungi / sungai / air hujan
7. Bahan bakar yang di
gunakan untuk memasak sehari hari ialah kayu bakar atau arang
8. Hanya membeli satu
set pakaian dalam setahun
9. Hanya sanggup makan
sebanyak satu atau dua kali dalam sehari
Untuk
menangani masalah kemiskinan ini alangkah baiknya jika pemerintah melakukan
suatu pelatihan kepada masyarakat kurang mampu agar kehidupan mereka menjadi
lebih baik dan tingkat pengangguran pun akan segera berkurang.
Dalam
menjalankan pelatihan pemberdayaan tersebut alangkah lebih efektifnya jika pelatihan
tersebut dibimbing langsung oleh pengusaha sukses yang ahli dibidangnya serta
diberikannya motivasi(masukan) kepada masyarakat agar terdorong masyarakat
untuk memperbaiki perekonomian mereka. Dan alasan utama memilih langsung ahlinya adalah
untuk memberikan ilmu-ilmu dan masukan kepada masyarakat serta cara mengatasi
maslah atau tantangan yang akan timbul ketika mereka berwirausaha.
Untuk
membuat hasil produk masyarakat mempunyai harga yang tinggi, sebaiknya hasil
produk tersebut di ekspor keluar negeri dengan memperhatikan model dan permintaan
luar negeri terhadap produk. Untuk memudahkan proses pengeksporan sebaiknya
mengundang para ahli ekonomi untuk memberikan ilmu-ilmu yang akan berguna
nantinya.
Para
ahli ini nantinya akan memberikan ilmu tentang tatacara mengekspor produk mereka dan cara-cara
bersaing dengan produk lain secara sehat dan tidak menghalalkan hal-hal yang
kotor. Apabila pemberdayaan ini berjalan dengan sukses efeknya tidak hanya
dirasakan oleh masyakat tetapi juga oleh negara karena pendapatan penduduk akan meningkat dan jumlah
pengangguran akan berkurang.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana upaya masyarakat dalam
mengurus dan menjaga tempat ibadah beserta sarananya
2.
Bagaimana perhatian pemerintah terhadap
rumah ibadah dan sarananya yang perlu diperbaiki untuk kelancara beribadah
3.
Apa kendala utama yang di hadapi oleh
masyarakat untuk meningkatkat taraf ekonomi keluarganya
4.
Bagaimana cara meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada
5.
Bagaimana upaya dan perhatian pemerintah
dalam memberantas kemiskinan di kota/desa
6.
Bagaimana perubahan ekonomi yang akan
terjadi apabila adanya pemberdayaan atau pelatihan umtuk mengembangkan skill
masyarakat.
3.
TUJUAN
AKHIR
Produk akhir dari hasil
proyek yang di laksanakan ini ialah :
Terbentuknya
suatu tempat ibadah yang layak untuk digunakan serta terpenuhinya sarana-sarana
pendukung tempat ibadah tersebut guna terciptanya tempat ibadah yang layak dan
nyaman untuk digunakan.
Masyarakat
akan lebih kreatif dalam mengelola hasil alam yang ada di sekitarnya Terciptanya
suatu lapangan pekerjaan baru yang bisa menekan angka pengangguran yang semakin
tinggi di Indonesia
Masyarakat
akan memiliki skill dan ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan perekonomian keluarga
Terciptanya
jiwa interprener dan kemandirian dalam mengelola usaha yang akan dijlankan.
4.
JADWAL
PELAKSANAAN AKHIR
Pelaksanaan
proyek perbaikan sarana ibadah serta
pemberdayaan fakir miskin dan kaum dhuafa akan dilaksanakan mulai
tanggal 12-10-2012 dan proyek ini akan selesai atau ditutup pada tanggal
12-10-2013
5.
TAHAPAN
PROYEK
Tahapan perbaikan
sarana ibadah serta pemberdayaan fakir miskin dan kaum dhu’fa adalah :
a.
Perencanaan
merencanakan hal – hal
apa saja yang akan di butuhkan pada pelaksanaan proyek perbaikan sarana ibadah
serta pemberdayaan fakir miskin dan kaum dhu’fa yang akan di laksanakan kedepan
nantinya sehingga tercapainya tujuan proyek
b.
Pemograman
Yaitu merancang apa apa
saja yang menjadi sub sub kegiatan sehingga lebih mudah dalam mengerjaka proyek
c.
Penganggaran
Yaitu menrincikan
jumlah biaya yang di butuhkan dalam pengerjaan proyek
d.
Pengadaan
Menyediakan barang ataupun jasa yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek.
e.
Pelaksanaan
kontrak dan pembayaran
Pada sub ini akan
dilaksanakan penandatanganan kontrak proyek antara kontraktor dengan
stakeholder dalam proyek dan juga pembayaran biaya proyek yang telah di setujui
dalam penandatangan kontrak proyek
f.
Penyelesaian
dan penyerahan proyek
Pada bagian yang
terakhir ini adalah mennyerahkan proyek yang telah dikerjakan kepada masyarakat
dan pihak – pihak yang berkepentingan.
6.
FUNGSI
PERENCANAAN PROYEK
Perencanaan: Proses peletakan dasar
tujuan dan sasaran termasuk penyiapan segala sumberdaya untuk
mencapainya.
Tujuan Perencanaan:
-
Memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumberdaya untuk
melaksanakan kegiatan
melaksanakan kegiatan
-
Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
-
Dasar pengaturan alokasi sumberdaya
-
Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari
pentingnya unsur waktu
pentingnya unsur waktu
Unsur-unsur Perencanaan:
a.
Jadwal
b. Prakiraan/peramalan
c. Sasaran
d. Kebijakan dan prosedur
e. Anggaran
b. Prakiraan/peramalan
c. Sasaran
d. Kebijakan dan prosedur
e. Anggaran
Hirarki
Perencanaan:
7.
TUJUAN
PROYEK
1.
untuk
membantu mayarakat akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan
2.
untuk membantu menjaga sarana ibadah dan
mengembangkannya
3.
membantu fakir miskin dan kaum dhuafa
didesa tersebut
4.
untuk
mengimplementasikan kepedulian
mahasiswa terhadap lingkungan masyarakat
5.
Untuk memberikan kemakmuran bagi masayarakat miskin di desa tersebut
8.
MANFAAT
PROYEK
Ø Manfaat Lansung
1.
Masyarakat yang berinisial fakir, miskin
dan kaum dhuafa dapat terbantu dengan adanya kegiatan proyek ini
2.
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan kebutuhan Rohani/ sarana
ibadah yang memadai
3.
Masyarakat dapat merasakan kenyamanan
dalam melaksanakan ibadah yang layak sebagaimana mestinya.
4.
Meningkatkan semangat ibadah bagi
masyarakat
5.
Memperkuat tali siraturahmi antar
masyarakat dengan bergotong royong bersama
Ø Manfaat Tidak Lansung
Manfaat
yang timbul sebagai dampak yang bersifat multiplier effects dari proyek yang
dibangun terhadap kegiatan pembangunan lainnya. Contoh: perbaikan sarana
ibadah menyebabkan timbulnya berbagai
kegiatan masyarakat dalam memanfaatkan sarana yang telah tersedia.
Ø Manfaat Tidak Kentara
Manfaat
dari pembangunan proyek yang sulit diukur dalam bentuk uang, seprti perubahan
pola pikir masyarakat, perbaikan lingkungan, terdapatnya modal bagi masyrakat
fikir miskin dan kaum dua’fa, kemantapan siraturahmi antar masyarakat, dll.
MENGONTROL
PERUBAHAN LINGKUP PROYEK
Control perubahan lingkup proyek berarti mencakup
pengendalian perubahan-perubahan pada lingkup proyek
Yang perlu di perhatikan dalam lingkup perubahan
proyek tersebut ialah
Ø Memgendalikan anggaran atau hal hal yang yang berhubungan dengan proyek perbaikan sarana
ibadah dan pemberdayaan masyarakat miskin dan kaum dhuafa
Ø Memastikan perubahan-perubahan pada proyek perbaikan
sarana ibadah dan pemberdayaan masyarakat miskin dan kaum dhuafa dan apabila
terjadi pada proyek dapat sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
Ø Mengatur perubahan volume barang yang kadang bisa
berubah dalam waktu tertentu
Ø Adanya
perubahan rencana program perbaikan serta pemberdayaan fakir miskin dan kaum
dhuafa
Ø Tenaga
kerja perbaikan sarana ibadah serta pemberdaaan pakir miskin dan kaum dhuafa.
Ø Perubahan
metode pelaksaan yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar.
9.
WBS PROYEK
10. STRUKTUR
ORGANISASI PROYEK
11.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
a.
Pimpinan
Umum
Memimpin dan
Mengkoordinir serta menetapkan kebijakan dan keputusan dalam pelaksanaan proyek
yang telah di setujui.
b.
Manajer
A
Bertanggung jawab atas
proyek A dan departemen di bawah nya
c.
Manajer
B
Bertnaggung jawab atas
proyek B serta departemen di bawah nya
d.
Umum
Menyediakan sarana dan
prasarana, menjaga fasilitas serta menagani maslah internal perusahaan menagani
jam sostek dan rumah sakit yag di tuju
e.
Keungan
Bertanggung jawab atas
masalah keuangan serta, pengeluaran dan pemasukan nya.
f.
Logistik
Departemen ini bertugas
menyediakan barang barang yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan rumah
bagi masyarakat miskin tersebut, contoh pengadaan alat alat berat dsb.
g.
Pebelanjaan
Mengkoordinir bahan –
bahan yang harus ada dalam mengerjakan proyek serta beratanggung jawab atas
ketersediaan bahan nya.
h.
Pemasaran
Mempublikasikan proyek
yang dilaksanakan kepada media yang akan di tuju, contoh Koran, radio, TV dan
lain – lain
12. BUDGET PROYEK
WBS item
|
UNIT
|
BIAYA/UNIT
|
SUB TOTAL
|
WBS LEVEL
TOTAL
|
% DARI TOTAL
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. PERBAIKAN SARANA IBADAH
|
|
|
|
|
|
|
1.1 RENOVASI kap
|
|
|
|
43,650,000
|
|
|
1.1.1 PEMASANGAN KUBAH
|
7
|
2,500,000
|
17,500,000.00
|
|
|
|
1.1.2 CAT TEMBOK dan CAT MINYAK
|
110
|
150,000
|
16,500,000
|
|
|
|
1.1.3 PEMASANGAN PENGERAS SUARA
|
28
|
200,000
|
5,600,000
|
|
|
|
1.1.4 ORNAMEN dan ACCECORIS(KALIGRAFI dll)
|
27
|
150,000
|
4,050,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.2 Renovasi Tempat Wudhu', WC dll
|
|
|
|
32,400,000
|
|
|
1.2.1 semen
|
70
|
60,000
|
4,200,000
|
|
|
|
1.2.2 Keramik
|
500
|
160,000
|
9,000,000
|
|
|
|
1.2.3 Septi tank
|
3
|
150,000
|
4,500,000
|
|
|
|
1.2.4 closhed
|
7
|
2,100,000
|
14,700,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Pemberdayaan Fakir Miskin dan kaum
dhuafa
|
|
|
|
|
|
|
2.1 Pelatihan
|
|
|
|
1,400,000,000
|
|
|
2.1.1 Kewirausahaan
|
120
|
2,500,000
|
300,000,000
|
|
|
|
2.1.2 Ketrampilan Kerja
|
150
|
3,000,000
|
450,000,000
|
|
|
|
2.1.3 Kemandirian kerja
|
130
|
5,000,000
|
650,000,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. PEMBERIAN DANA
|
200
|
1,000,000
|
200,000,000
|
200,000,000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Contigency Reserve(20 % dari total
estimasi biaya)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
WBS
|
JENIS
PEKERJAAN
|
COST ACCOUNT
|
|
BIAYA LANGSUNG
|
|
1
|
PERBAIKAN SARANA IBADAH
|
$ 6,000.00
|
2
|
PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN KAUM DHU'AFA
|
$ 3,900.00
|
3
|
Konstruksi - Overhead cost
|
$ 164,700.00
|
4
|
Konstruksi - Direct cost
|
$ 94,000.00
|
|
Subtotal
|
$ 268,600.00
|
|
|
|
|
|
|
|
contingency sum
|
$ 75,000.00
|
|
|
|
|
total biaya langsung
|
$ 343,600.00
|
|
INDERECT COST
|
|
|
Head office contribution @ 4%
|
$ 5,400.00
|
|
Project Insurance @ 1,2%
|
$
3,800.00
|
|
Profit margin @ 8%
|
$ 8,900.00
|
|
|
|
|
Total inderect Cost
|
$ 18,100.00
|
|
|
|
|
Budget Proyek
|
$ 361,700.00
|
|
Pajak @ 10%
|
$ 43,670.00
|
|
Harga tender termasuk pajak
|
$ 405,370.00
|
13. PROSES MANAJEMEN BIAYA
Proses manajemen biaya ini sangat diperlukan, bahkan
menjadi landasan untuk melaksanakan suatu proyek, karena disini semua
dijelaskan seluruh aspek biaya. Dengan adanya manajemen biaya itu sendiri pihak
pelaksana dapat mengontrol seluruh biaya yang ada dalam proyek ini.
Adapun tahapan-tahapan
dalam proses manajemen biaya :
Ø Monitoring
kinerja pembiayaan
Meyakinkan bahwa hanya
perubahan yang tepat yang termasuk dalam baseline biaya yang direvisi
Ø Memberikan
informasi pada stakeholders
Bahwa perubahan dapat
mengakibatkan perubahan biaya
Ø Penutupan
Proyek
Ø Rencana
review proyek
Rencana
review proyek ini berfungsi untuk menentukan semua elemen-elemen yang dipakai
selama proyek itu berlangsung dapat dikelola dengan baik dan tepat, jangan ada
penyimpangan dari pemakaian seluruh elemen-elemen dari proyek itu sendiri
Ø Rencana
pengetahuan proyek
Ø Rencana
penutupan proyek
14. WAKTU PROYEK
Manajemen
waktu proyek ialah perencanaan, koordinasi dan control terhadap aktivitas
aktivitas proyek yang berfokus pada durasi ( waktu ) proyek
Adapun schedule nya
ialah
Rincian Waktu
No
|
Nama
Kegiatan
|
Tanggal
Mulai
|
Tanggal
Selesai
|
Ket
|
1.
|
Gotong
Royong
|
12-10-2012
|
10-12-2012
|
|
2.
|
Perbaikan
Sarana Ibadah
|
10-12-2012
|
10-05-2013
|
|
3.
|
Kepedulian
Terhadap Fakir Miskin dan Kaum Dua’fa
|
10-05-2013
|
12-10-2013
|
|
15. MANAJEMEN RESIKO PROYEK
Resiko resiko proyek
yamg sering muncul dalam pelaksanaan pembangunan rumah bagi masyarakat miskin
ini ialah
a.
Rencana manajemen resiko
Ø Metodologi
Menjelaskan bagaimana
manajemen resiko akan dilakukan dalam proyek yang berkaitan, tools apa &
sumber data yang bagaimana yang tersedia dan dapat digunakan
Ø Peran
& Tanggung Jawab
Menentukan siapa yang
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan tugas tertentu dan hasil apa yang
harus dipertanggungjawabkan berkaitan dengan manajemen resiko
Ø Dana
& Biaya
Penjelasan estimasi
biaya dan dana yang diperlukan dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan manajemen resiko
Ø Identifikasi
resiko
Dana yang terbatas
Pengiriman barang yang
terlambat
Kualitas barang yang
kurang baik
Tenaga kerja yang
kurang professional
Alat alat berat yang tidak
bisa masuk ke lokasi proyek
Kurangnya Partisipasi
Masyarakat
Cuaca yang tidak
mendukung
Bertentangan dengan
Adat-istiadat setempat
Lembaga masyarakat yang
kurang mendukung
Adanya pihak-pihak yang
mencari Keuntungan
Ø Analisis
resiko
Analisis
resiko adalah menganalisis resiko yang akan terjadi pada pelaksanaan proyek
pembangunan rumah bagi masyarakat miskin tersebut dan bagaimana cara
meminalisir resiko agar pekerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar dan tepat
waktu yang telah di rencanakan .
16. PENGADAAN PROYEK
Manajemen
pengadaan proyek adalah prose proses yang dilakuakn untuk mendapatkan barang
maupun jasa yag di butuhkan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan.
a.
Rencana
pengadaan
Ø Tuntunan
tipe kontrak yang akan digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi yang
berlaku
Ø Template
yang akan digunakan untuk dokumen-dokumen manajeman pengadaan ( mis RFP, SOW, dsb)
Ø Tuntunan
untuk membuat strukturWBS bagi supplier
Ø Peran
danTanggung jawab setiap anggota tim proyek yang dilakukan secara bersamaan.
b.
Proses
manajemen pengadaan
Ø Perencanaan pembelanjaan dan
pengadaan
Dalam
sub ini adalah merencakan apa saja yang menjadi apa yang di butuhkan dalam
pengerjaan proyek yang akan di laksanakan contoh perencanaan pembelian semen, pasir, batu
bata,renopasi kap dan hal hal yang
dibutuhkan
c.
Perencanaan
kontrak kerja sama
Yaitu
merencanakan kontrak kerja sama dengan lembaga lembaga yang mendukung
pelaksanaan perbaikan sarana ibadah serta pemberdsayaan pakir miskin dan kaum
dhuafa bagi masyarakat miskin ini
Ø Permintaan
respon dari sponsorsip
Ø Yaitu
memilih sponsor yang mampu membantu pakir miskin dan kaum dhuafa.
d.
Memilih
Distributor
Yaitu
memilih penjual baarang yang mempu memberikan kualitas barang yang bagus dan
baik untuk mendukung pelaksanaan proyek yang dilaksanakan.
Ø Administrasi
kontrak kerja sama
Ø Penutupan
Kontrak
17. PENUTUPAN PROYEK
a.
Rencana
review proyek
Rencana
review proyek adalah pelajaran penting apa saja yang dapat di ambil dari
pelaksanaan yang telah kita lakukan di desa blang padang,kecamatan
tangan-tangan.yang merupakan salah satu desa tujuan kita melaksakan proyek ini
dimana dengan proyek ini kita berharap adanya perubahan untuk masyarakat
setempat.
b.
Rencana
Penyerahan Proyek
Rencana penyerahan
proyek perbaikan sarana ibadah,serta pemberdayaan pakir miskin dan kaum dhu’afa
yang akan dilaksanakan bagi masyarakat di Desa Blang Padang Kecamatan
Tangan-Tangan Aceh Barat Daya ini selessai di kerjakan dalam 12 bulan.
c.
Rencana
Penutupan Proyek
Sedangkan rencana
penutupan proyek ini akan di laksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di
sepakati bersama.