Sunday, March 30, 2014

Praktikum PBI "SUSU"

BAB I
PENDAHULUAN
     1.1  Latar Belakang
Pada zaman dahulu, susu telah menjadi bahan pokok pangan manusia. Susu diambil dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kambing, dan kerbau. Susu diyakini memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Di Indonesia, dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS), susu dimasukkan sebagai salah satu bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai sumber protein yang penting bagi tubuh. Dibeberapa bangsa terutama Bangsa Eropa, minum susu telah menjadi kebiasaan ketika sarapan.  Namun di Indonesia, menurut beberapa pendapat mengenai perihal kebiasaan minum susu, orang Indonesia dinyatakan sebagai bukan milk drinker. Orang Indonesia dinyatakan sebagai bukan milk drinker maksudnya orang Indonesia, terutama orang Jawa, memiliki kebiasaan makan nasi, mereka mengonsumsi susu hanya saat mereka mampu membelinya. Hal ini terjadi dipengaruhi oleh faktor pendidikan, ekonomi, dan persediaan.
Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin bertambah, produksi susu semakin ditingkatkan.Tidak hanya produk susu segar, tapi juga produk-produk olahan susu yang semakin bervariatif. Bentuk susu yang biasanya cair, bisa diolah dalam bentuk padat, gel, serbuk, dan bahkan dapat dibuat kerupuk. Variasi ini memudahkan masyarakat untuk meningkatkan minat dalam mengonsumsi susu.        
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat –sifat fisik dan kimia, mikrobiologi susu serta melakukan uji orgaoleptik susu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Susu yang berasal dari sapi yang diberi hormon tidak serta merta mentrasfer bahan aktif kimia ini ke dalam tubuh. Dengan kata lain, rBGH baru bisa menyebabkan kanker jika disuntikkan langsung ke tubuh manusia.
(Keith Ayoob : 1993)
Susu sapi memiliki kandungan protein dua kali lipat lebih banyak ketimbang susu kedelai. Akan tetapi, baik susu kedelai dan sapi, keduanya merupakan sumber makanan yang kaya kalsium, kalium, fosfor, vitamin D dan nutrisi lainnya.Kedelai dan susu sapi memiliki berbagai jenis protein. Protein dalam susu sapi disebut kasein.(Meagan Mohammadione : 1994)
Susu sapi biasanya juga diperkaya dengan vitamin D, dan setiap orang membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium. Namun, serat tidak bisa Anda dapatkan dalam susu sapi. Jumlah lemak pada susu bervariabel, termasuk lemak jenuh. Perlu diingat, ada sedikit kandungan lemak dalam susu rendah lemak seperti susu skim yang kandungan lemaknya hanya 1-2 persen saja. Tapi susu juga memiliki kandungan laktosa, (Amanda Powell : 1989)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
 2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat         : Tabung glass, glass piala, thermometer, lactodensimeter, ice-bath, stomer viskositas, stop watch, oven, cawan porselen, pipet ukur, desikator, tebung reaksi, pipet steril, inkubator, tabung katalase dan bungsen.
Bahan-bahan : Susu segar, susu bubuk, susu kental manis, susu krim, asam laktat, susu yang lama, larutan H2O2 0,5%, larutan pasaphenydian glodocaly, dan larutan buffer Na parnito dipholphate.
2.2 Cara Kerja
1. Uji organoleptik susu “liquid milk”
a.       cium bau susu, amati penampakan, dan cicipi rasanya (bila telah dinyatakan tidak mengandung penyakit menular ke manusia)
b.      periksa tutup bagian dalam dan wadah susu yang telah dikosongkan dan catat hasil pengamatan.
2. Penentuan sifat-sifat fisik susu.
Berat jenis
a.       aduk susu dengan jalan menuangkan berkali-kali dari gelas piala yang satu ke gelas piala yang lain.
b.      Tuangkan susu dengan hati-hati ke gelas ukur, dan usahakan agar tidak berbentuk busa.
c.       Tentukan temperaturnya. Lalu celupkan lactodensimeter kedalam susu sampai tenggelam dan diamkan sampai naik kembali.
d.      Baca batas permukaan susu pada skala lactodensimeter.
e.       Ulang sampai 3 kali untuk mendapatkan angka rata-rata.
Kekentalan
a.       Masukkan susu dalam ice- bath agar temperaturnya turun sampai  20 0c
b.      Masukkan susu kedalam tabung viskosimeter.
c.       Isi tabung setelah luarnya dengan air es temperatur 20 0c
d.      Celup rotor cylinder viskosimeter kedalam susu tersebut.
e.       Putar rotor cylinder dengan pemberat tertentu.
f.       Lakukan hal yang sama dengan menggantikan susu dengan air es temperatur 20 0c
g.      Bandingkan waktu yang diperlukan untuk 100 kali putaran pada susu dan pada air es.
Pembentukan cream line
a.       Panaskan susu didalam gelas piala sampai mencapai tenperatur 65 0F dengan jalan memasukkannya ke dalam bak air mendidih.
b.      Pindahkan kurang lebih 105 ml kedalam bak gelas piala yang lain, dan segera masukkan kedalam “ice bath” sampai temperatur susu mencapai 55 0F
c.       Simpan dalam lemari es dengan temperature 35 oF
d.      Periksa setiap 30 menit sampai terbentuk “cream line”.
e.       Lakukan hal yang sama dengan pemanasan susu sampai temperatur 120, 140, 150, 160 oF
Pembentukan film
a.       Panaskan 100 ml susu dengan gelas piala diatas api.
b.      Perhatikan dengan hati-hati dan catat temperatur pada waktu mulai terbentuknya “film” pada bagian atas.
Pengumpalan casein.
a.       Masukkan 20 ml susu kedalam gelas piala, dan catat temperaturnya
b.      Tambahkan 1 ml larutan rennet 10 % aduk sampai rata.
c.       Perhatikan dengan hati-hati dan catat waktu yang diperlukan sampai terjadi pengumpalan casein.
d.      Lakukan hal yang sama dengan menggunakan susu yang yang temperaturnya 85, 105, dan 130 0F.
Penerapan sifat-sifat kimia susu.
Penerapan kadar bahan kering susu.
a.       Keringkan cawan perselen dan tutup dalam oven dengan temperatur lebih kurang 100 0c selama 10 menit.
b.      Masukkan kedalam desikator dan biarkan sampai temperatur mencapai suhu kamar.
c.       Timbang cawan dengan tutupnya dengan cepat.
d.      Timbang lagi dengan teliti.
e.       Masukkan ke dalam oven temperatur 100 oc sampai kering selama 2-3 jam.
f.       Masukkan kedalam desikator sampai temperatur turun pada temperatur kamar.
g.      Hitung kadar bahan kering dan buat hasil yang diperoleh.
Penerapan sifat mikrobiologi susu.
a.       Buat larutan biru methylene dalam aqua destilata steril yang 5 ml methylene dalam alkohol absolute campurkan dalam 195 ml aqua destilata atau satu buah biru methylene dalam 200 ml aqua destilata.
b.      Masukkan 0,5 ml larutan biru methylene tersebut kedalam tabung reaksi steril dengan pipet steril.
c.       Aduk susu yang akan diperiksa, tambahkan 20 ml kedalam tabung reaksi dengan pipet steril.
d.      Bolak balik tabung reaksi agar methylene merata.
e.       Tempatkan pada rak dan simpan pada incubator suhu 37 oc
f.       Periksa setiap setengah jam sampai seluruh warna lainnya menghilang, kembali ke warna putih.
g.      Catat waktu yang diperlukan mulai dari tabung hingga menghilang warna biru dan buat diskusi.
Penerapan angka katalase susu.
a.       Masukkan 10 ml susu yang akan diperiksa kedalam tabung katalase dengan pipet steril.
b.      Tambahkan 5 ml gram larutan H2O2 ke dalamnya dengan pipet steril.
c.       Kocok dengan jaln berbolak-balik tabung katalase dan tempat cairan susu tersebut dibagian yang vertikal dan skala dan juga agat tidak ada gelembung udara di atasnya.
d.      Sumbat dengan kapas dan simpan tegak lurus dalam inkubator pada suhu 37 oc.
e.       Baca volume O2 terkumpul pada puncak.
Penerapan uji didih susu
a.       Masukkan jumlah susu tertentu kedalam tabung reaksi, dan sumbat dengan kapas.
b.      Panaskan langsung di atas gas bunsen secara perlahan-lahan sampai mendidih.
c.       Perhatikan terbentuknya pengumpalan dan catat temperatur pada saat terbentuknya pengumpalan tersebut.
Penetapan uji pasteurisasi susu
a.       Panaskan 150 ml susu dalam gelas piala masing-masing sampai mencapai temperatur 140, 150, 160, 170 dan 180 0c.
b.      Masukkan 8 ml kedalam tabung  reaksi dan tambahkan H2O2 0,5 ml
c.       Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
d.      Tambahkan larutan H2O2 1 ml dan kocok dengan membalikan tabung reaksi.
e.       Terjadi perubahan  warna menunjukkan adanya enzim peroksidasie.
f.       Masukkan 2 ml susu dalam tiap-tiap pemanasan kedalam tabung reaksi.
g.      Perhatikan perunahan warna yang terjadi dan amati hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Pada praktikum bahan dasar dan dasar-dasar pengolahan kali ini, praktikan melakukan percobaan pengenalan bahan pangan hewani dan produknya. Pada praktikum kali ini, yang diamati adalah susu frisian flag, susu bear brand dan susu kedelai.
Mengamati Ciri-ciri Berbagai Susu susu frisian flag, susu bear brand dan susu kedelai. Tabel 1. Ciri-ciri susu frisian flag, susu bear brand dan susu kedelai.  Warna (putih) Aroma,Tekstur (lembut) Pada praktikum ini, diamati berbagai jenis susu frisian flag, susu bear brand dan susu kedelai.
Tabel 1. . Jenis- Jenis Susu Yang Diamati Adalah Susu Frisian Flag, Susu Bear Brand dan Susu Kedelai.
Kelompok
Sampel
Warna
Aroma
Rasa
Kekentalan
Pembentukan Film
Suhu didih
Kadar air %
suhu
waktu
I
-
-
-
-
-
-
-
-
-
II
 Frisian Flag
 Kuning
Harum
Manis
Sangat kental
 84 oc
 1 Jam
 90 oc
 4,18 %
III
 Bear Brand
 Putih kekuningan
Biasa
Hambar
 Encer
 66 oc
 47 Menit
 80 oc
 7,59 %
IV
 Susu Kedelai
 Putih kekuningan
Aroma kedelai
Hambar
 Encer
 70 oc
 30 Menit
 88 oc
 4,9 %

3.2 Pembahasan
Ø  Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa susu
Susu frisian flag memiliki warna kuning dan susu bear brand warna putih kekuningan sedangkan  kedelai warna putih kekuningan.
Tampaknya ketiga susu  tersebut memiliki bentuk yang sama, namun ternyata bentuknya berbeda dan berbeda antara warna,aroma, rasa dan kekentalannya.
Susu tersebut memiliki aroma tersendiri, frisian flag memiliki aroma rasa harum, susu bear brand memiliki aroma biasa/khas sedangkan susu kedelai memiliki aroma kedelai. Susu tersebut memiliki rasa yang berbeda, frisian flag rasanya menis, susu bear brand dengan rasa hambar, sedangkan susu kedelai memilki rasa hambar, kekentalan dari susu tersebut frisian flag memiliki kekentalan yang kental, susu bear brand memiliki kekentalan encer sedangkan susu kedelai juga memiliki kekentalan yang encer.
Walaupun berbeda namun memiliki tujuan yang sama,yaitu cara pengawetannya. Salah satu cara yang digunakan untuk  pengawetan adalah dengan cara permanasan. Susu frisian memiliki kadar air kira-kira 4,18% , susu bear brand memilki kadar air 7,59 % sedangkan susu kedelai dengan kadar air 4,9%.
Pembentukan film dari suhu dan waktu frisian flag memiliki suhu 84 oc dan waktu 1 jam, susu bear brand suhu 66 oc dan waktu 47 menit sedangkan susu kedelai 70 oc dengan waktu 30 menit dan suhu didih dari susu tersebut frisian flag memilki suhu didih 90 oc, susu bear brand memiliki suhu didih 80 oc sedangkan susu kedelai memiliki suhu didih 88 oc


BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa:
Susu yang merupakan minuman kaya manfaat ini memiliki berbagai jenis dan macamnya. Susu juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan lain seperti yogurt, mentega, keju, es krim dll. Dari segi manfaat susu memiliki banyak kelebihan seperti mencegah penyakit darah tinggi dan jantung, menetralisir racun , menambah kekuatan tulang dll. Selain itu susu juga mampu diserap dengan sempurna dalam tubuh yakni sebesar 100%. Oleh karena itu susu dikatakan sangat baik dinyatakan sebagai bahan makanan. Susu yang baik adala apabila jumlah bakteri yang ada sedikit, tidak mengandung spora mikroba pathogen, bersih yaitu tidak mengandung debu atau kotoran lainnya, mempunyai cita rasa yang baik dan tidak dipalsukan.


Daftar Pustaka

Buckle, K.A., R. A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Buckle, K.A., 2009. Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Rebo International b.v., Lisse, The Netherlands .Dumont’s Lexicon of Cheese. 2004.. ISBN 978-90-366-1689-8. Page 19-21
Gisslen, Wayne.2007. Professional Cooking. John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-471-66376-8.
http://darrellshop.multiply.com/journal/item/5/Proses_UHT_Upaya_Penyelamatan_Gizi_pada_Susu(diunduh pada tanggal 12 November 2011)
http://www.sinartani.com/nilai-tambah/pasca-panen/3200.html(diunduh pada tanggal 12 November 2011)
http://www.indosiar.com/ragam/49546/susu-uht-bernilai-gizi-lebih(diunduh pada tanggal 12 November 2011)
http://www.scribd.com/doc/34800797/Bab-10-Uji-Kualitas-Susu(diunduh pada tanggal 12 November 2011)





No comments: