Friday, May 18, 2012

MUHAMMADIYAH


PENDIRI MUHAMMADIYAH
Organisasi Muhammadiyah pada mulanya didirikan pada tanggal 18 Nopember 1912 M atau bertepatan dengan 13 Zulhijah 1330 H di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad s.a.w. Dari segi bahasa, Muhammadiyah artinya pengikut Muhammad SAW. Pengertian ini sangat luas sehingga seluruh umat Islam dapat dikatakan Muhammadiyah.
Namun dari segi istilah, Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan maksud agar umat Islam Indonesia melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW

SEJARAH MUHAMMADIYAH
Organisasi ini kemudian dibawa ke Minangkabau oleh Buya AR Sutan Mansur yang kemudian menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama dengan adik iparnya yaitu Buya Hamka atas restu dari Inyiak DR atau Syeikh Abdul Karim Amrullah. Bukit tinggi pernah menjadi tuan rumah Kongres Muhammadiyah yang juga dihadiri oleh Nyai Ahmad Dahlan, isteri KH Ahmad Dahlan sendiri.
Di Tanjung Alam, pendirian Muhammadiyah juga menghadapi tantangan yang sangat berat mengingat pada masa itu umumnya masyarakat khawatir kehadiran organisasi Muhammadiyah akan memecah belah “ukhuwah islamiyah” dan persatuan masyarakat Tanjung Alam.
Terlepas dari pro dan kontra, akhirnya Muhammadiyah berdiri tahun 1974 yang didirikan oleh Nazaruddin Sutan Muntiko Basa sebagai ketua pertama dan Nasrul Sutan Sati sebagai bendahara. Pada waktu pendiriannya di TK Perpeta Tanjung Alam juga dihadiri oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah IV Angkat Candung yaitu Ustadz H.Nazir Nurdin, Angku Khatib Masjid Nurul Huda Tanjung Alam, Angku Hadjam Hakim dan lain-lain. Salah seorang warga suku Pili Tanjung Alam yaitu Haji Mukhtar kemudian mewakafkan tanahnya yang terletak di depan Masjid Nurul Huda untuk digunakan bagi pendirian gedung Muhammadiyah.


SYSTEM MANAJEMEN MUHAMMADIYAH
Menurut Qanun Asasi atau Anggaran Dasarnya, Muhammadiyah dalam gerakanya adalah gerakan menurut Islam dan dakwah secara amar ma'ruf nahi munkar beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
Dalam pembentukannya, Muhammadiayah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, dan sunnah rasull,  diantaranya surat Ali Imran ayat 104 :
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran: 104)

Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya (pasti).
Sebagai salah satu organisasi modernis Islam di Indonesia, Muhammadiyah memiliki puluhan ribu amal usaha berupa sekolah (TK/SD/ SLTP/SMU), universitas, masjid, pondok pesantren, rumah sakit, panti asuhan yatim, bank/koperasi, dan jamaah pengajian yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Jaringan organisasi Muhammadiyah terdapat di seluruh propinsi dan di ratusan daerah tingkat kabupaten/kotamadya dan di ribuan kecamatan (cabang) serta desa/kelurahan (ranting).
Jaringan dakwah Muhammadiyah telah merambah hingga Singapura (Muhammadiyah Association), Malaysia, khususnya di negara bagian Pulau Penang, Negeri Patani Raya-Thailand dan Brunai Darussalam, serta negara-negara lainnya di wilayah Asia Tenggara. Tidak berlebihan bila Muhammadiyah dikatakan sebagai salah satu organisasi Islam Modernis (Pembaharu) terbesar di dunia.
Menurut klaim mereka, ada sekitar 35 juta pengikut Muhammadiyah di Indonesia. Bahkan Ir. Soekarno (Presidenpertama Republik Indonesia) pernah menjadi konsul pendidikan Muhammadiyah di Bengkulu dan Jenderal Soeharto (Presiden kedua Republik Indonesia) pernah mengaku sebagai bibit Muhammadiyah.

TUJUAN DIDIRIKANYA ORGANISASI
Tujuan utamanya organisasi Muhammadiyah didirikan adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Dasar pendiriannnya adalah untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah karena pada masa itu praktek agama Islam telah bercampur  dengan tahyul bida’ah dan churafat atau yang dikenal dengan penyakit TBC.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah.
Tujuan-tujuan lainya  Pembentukan Organisasi ini adalah:  
1. Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah.
2. Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah.
3. Dinamika persyarikatan Muhammadiyah.
4. Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah.

PARA PIMPINAN MUHAMMADIYAH
1.      KH Ahmad Dahlan 1912-1922
2.      KH Ibrahim 1923-1934
3.      KH Hisyam 1935 - 1936
4.      KH Mas Mansur 1937 - 1941
5.      Ki Bagus Hadikusuma 1942 - 1953
7.      H.M. Yunus Anis 1959
8.      KH. Ahmad Badawi 1962 - 1965
9.      KH. Faqih Usman 1968

KEWAJIBAN  ORGANISASI
Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, Organisasi Otonom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

Kewajiban-kewajiban Organisasi
1. Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah.
2. Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah.
3. Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah yang baik.
4. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama organisasi otonom.
5. Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada Pim-pinan Persyarikatan Muhammadiyah.
6. Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan Muham-madiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemam-puannya.





SPESIFIKASI ORGANISASI MUHAMMADIYAH
Organisasi otonom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Organisasi otonom dalam Persya-rikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1. Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu)
2. < align="JUSTIFY">Pemuda Muhammadiyah (bergerak di kalangan pemuda)
3. Nasyiatul Aisyiyah (bergerak di kalangan perempuan-perempuan muda)
4. Ikatan Remaja Muhammadiyah (bergerak di kalangan pelajar dan remaja)
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (bergerak di kalangan mahasiswa)
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah (bergerak dalam aktivitas bela diri)
7. Hisbul Wathan (bergerak dalam aktivitas kepanduan



























DAFTAR PUSTAKA

Sucipto  Hery dan Ramly Nadjamuddin, 2005, Tajdid muhammadiyah,cetakan pertama, grafimdo khazanahilmu
http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=40&Itemid=31
http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
http://www.sabda.org/publikasi/40hari/2003/07/
http://baikoeni.multiply.com/journal/item/117
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah

No comments: