Friday, May 18, 2012

Strategi Dakwah Melalui Media Elektronik


A.    PENGERTIAN
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya.
Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) harus dilakukan.[1]

2.      Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, dakwatan, yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak.
Secara terminologi Dakwah adalah perintah atau seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar. (Aboebakar Atjeh, 1971:6)
Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).[2]

3.      Media elektronik
Media adalah media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat.
Media elektronik adalah suatu proses penyampai pesan melalui alat – alat elaktronik baik yang berbentuk audio (radio), audio fisiul (TV) dan lain – lain.



B.   DAKWAH MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
Perkembangan tatanan kehidupan masyarakat yang semakin komplek dan pertumbuhan semakin pesat sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informatika  menuntut adanya perimbangan pembinaan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik berupa siaran keagamaan yang lebih bermutu dan profesional sesuai dengan tuntutan era globalisasi.
            Keunggulan teknologi industri telah mencapai  efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu menghasilkan alat-alat informasi, komunikasi dan transportasi sedemikian murahnya dan dalam waktu yang singkat. Tak  mengherankan kalau dunia entertaiment berkembang dengan pesat, memberikan hiburan secara live atau recorded, cetak atau elektronik. Oleh karena itu, tugas kita semakin berat, bukan saja siaran itu dapat membimbing umat Islam dalam pengamalan agama, tetapi juga memberikan motivasi kepada umat dan berupaya menggerakkannya agar meningkatkan partisipasinya secara maksimal dalam mensukseskan program-program pembinaan keagamaan.[3]
           Oleh sebab itu, para pelaku dan pemilik program siaran keagamaan harus terlebih dahulu mengetahui strategi dan sasarannya, serta juga harus mengetahui bagaimana melaksanakan program  dengan sebaik-baiknya? Tentu saja harus mengetahui pula dengan baik kelompok-kelompok yang menjadi sasarannya dan menguasai dengan baik materi-materi siaran agama yang disampaikan. Kemudian, pengelola siaran agama, baik dipusat maupun didaerah, seharusnya menguasai medan dengan baik, sehingga dengan demikian mereka dapat menyusun program-program siaran agama yang sesuai dengan kenyataan, problem dan sasaran yang tepat.
            Agama Islam, adalah agama yang mempunyai motivasi yang kuat dalam usaha mewujudkan dan membina masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual. Islam tidak memisahkan antara kehidupan beragama dan bernegara, oleh karena itu motivasi agama merupakan alat yang ampuh dalam menggelorakan semangat masyarakat dalam kehidupannya. Agama dapat memberi bentuk kepada arti dan kualitas hidup, sebab kalau tidak demikian, maka kita akan kehilangan tujuan, keindahan dan keberkahan hidup. Tujuan ini harus ditanamkan dan disosialisasikan melalui berbagai cara dan kegiatan seperti melalui media elektronik.[4]

C.     Pembagian Media Elektronik
a.       Internet
b.      Televisi
c.       Radio[5]

a)       Internet
Internet adalah jaringan computer luas yang menghubungkan pemakai computer satu computer dengan computer lainnya dan dapat berhubungan dengan computer dari suatu Negara ke Negara di seluruh dunia , dimana kita dapat melakukan browsing, surfing chatting dan lain – lain.[6]

·         Kelebihan Internet Sebagai Media Dakwah
Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan :
1. Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
2. Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya.
3. Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya. [7]
Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik persamaan. jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan yang bathil.
Ada dua komponen penerapan dakwah lewat internet bisa digunakan, yakni lewat mailing list atau email dan penyaluran informasi melalui web-site. Namun saat ini yang paling optimal adalah melalui email. Karena kita tahu, email tidak terlalu membutuhkan teknologi tinggi. Dan dari segi statistik pun, populasi pengguna email sudah sangat banyak. Sedangkan bila kita menggunakan web-site atau situs-situs, kebalikannya dengan email, yakni membutuhkan proses yang lebih panjang dan rumit kendati dari segi tampilan mungkin menarik. Di samping itu, harus pula ada provider dan koneksivitas lebih dulu. [8]

·         Pemanfaatan Internet Untuk Berdakwah
Internet adalah media dan sumber informasi yang paling canggih saat ini sebab teknologi ini menawarkan berbagai kemudahan, kecepatan, ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap orang, kapan saja, dimana saja dan pada tingkat apa saja. Berbagai informasi yang dapat diperoleh melalui Internet antara lain lapangan pekerjaan, olahraga, seni, belanja, perjalanan, kesehatan, permainan, berita, komunikasi lewat email, mailing list, dan chating, bahkan artikel-artikel ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu, dan lain sebagainya. Hampir semua bidang tugas manusia, apapun jenisnya, dapat dicari melalui Internet. Internet sebagai sumber informasi memungkinkan semua orang untuk terus belajar seumur hidup, kapan dan dimanapun serta untuk keperluan apapun. Dan untuk kebutuhan belajar bagi setiap individu, Internet tidak hanya menyediakan fasilitas penelusuran informasi tetapi juga komunikasi.
Berdakwah merupakan kewajiban setiap manusia, setiap orang dalam berbagai profesi bisa melaksanakan da’wah. Sebab berda’wah dapat dilakukan dalam multidemiensi kehidupan. Sebagaimana telah diketahui bahwa dakwah Islam tidak hanya bi al-lisan (dengan ungkapan/kata-kata), melainkan juga bi al-kitab (sengan tulis-menulis), bi at-tadbir (manajemen/pengorganisasian) dan bi al-hal (aksi sosial). Seorang dai atau muballigh yang baik tidak hanya menguasai materi dakwah, melainkan juga harus memahami budaya masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya. Hal itu akan mempermudah dai dalam memilih kata dan menemukan metode apa yang harus digunakan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia menurut kadar kecerdasan mereka.” (HR. Muslim).

Matthew DeBell dari The Education Statistics Services Institute (ESSI) mengatakan bahwa penggunaan komputer dan Internet dapat meningkatkan kualitas hidup orang setiap hari dan meningkatkan prospek pasar kerja mereka. Tingkat penggunaan komputer dan Internet dapat dianggap sebagai indikator standar hidup. Diantara berbagai tujuan orang memanfaatkan Internet antara lain: Berbagi data penelitian dan pekerjaan diantara rekan sejawat dan individu-individu dalam profesi yang sama. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim file melalui e-mail. Meminta dan memberikan bantuan dengan mengajukan permasalahan dan pertanyaan. Memasarkan dan mempublikasikan produk dan jasa. Mengumpulkan umpan balik dan saran-saran dari para pelanggan dan rekan bisnis.
Menurut Buxbaum memahami informasi berkaitan dengan keahlian teknologi informasi, tetapi memberikan pengaruh yang lebih luas kepada individu, sistem pendidikan, dan masyarakat. Keahlian teknologi informasi membuat seseorang dapat menggunakan komputer, aplikasi perangkat lunak, database, dan teknologi lain untuk mencapai berbagai tujuan akademis, pribadi, dan tujuan yang berkaitan dengan pekerjaan. Individu yang memiliki kemampuan memahami informasi perlu mengembangkan beberapa keahlian teknologi.
Secara survey, sejauh ini memang belum ada penelitian mengenai efektivitas pemanfaatan internet bagi kepentingan dakwah Islam. Tapi yang pasti, di kalangan akademisi telah memanfaatkan sarana internet secara optimal bagi pengembangan syiar agama. Hal tersebut misalnya ditandai dengan banyak bermunculan situs baru bernuansakan Islam. Sebab itu, bisa dikatakan dakwah melalui internet ini sangat efektif karena didukung oleh sifat internet yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi keislaman dan dakwah bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat internet, dapat menjangkau siapapun dan di manapun asalkan yang bersangkutan mengakses internet. Umat Islam bisa memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan lain-lain.
Dengan adanya globalisasi kompetisi akan semakin berat, sehingga kita perlu berlomba lomba menguasai teknologi informasi serta mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, oleh  karenanya penguasaan teknologi informasi mutlak diperlukan oleh umat Islam,karena hal itu merupakan salah satu cara paling efektif guna menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai.[9]

·         Strategi Berdakwah Melalui Internet
Strategi dakwah adalah merupakan metode, siasat, taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah, yang peranannya sangat menentukan sekali dalam proses pencapaian tujuan dakwah. Seiring dengan berkembangnya zaman, globalisasi sebagai fenomena terbuka luasnya ruang dan waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik, melainkan juga menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia. Kemunculannya dengan kemajuan peradaban manusia menjadikan globalisasi sebagai sebuah ideologi bagi masyarakat masa kini yang juga disebut sebagai masyarakat informasi.

Untuk dapat mencapai tujuan yang tepat dan mendapatkan kebehasilan, maka seorang da’i harus pandai dalam memilih media dakwah. Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan.
Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Keberadaan internet sebagai media dakwah sudah bukan lagi pada tataran wacana lagi. Seharusnya para ulama, da’i, dan para pemimpin-pemimpin Islam sudah menyadari dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mentarbiyah generasi-generasi muda kita agar siap dan matang dalam menghadapi serangan-serangan negatif dari media internet.
Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Langkah-langkah untuk berdakwah melalui internet dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam, diantaranya: cybermuslim atau cyberdakwah, Situs Dakwah Islam, YoutubeIslam atau IslamTube, Website, Blog dan Jaringan sosial seperti: Facebook dan twitter. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.[10]

·         Situs-situs Dakwah
Di Indonesia situs-situs Islam mulai marak sekitar awal tahun 1999. Situs myquran.com, al-islam.or.id, laskarjihad.or.id, kisdi.or.id, pesantrenvirtual.com, iiman.co.id, hidayatullah.com, republika.co.id, Ukhuwah.or.id dan banyak lagi yang lainnya mulai menyemarakkan Internet dengan berbagai format sajian. Perkembangannya kemudian semakin pesat di tahun 2000-an dengan masuknya berbagai investasi asing di Indonesia yang berhubungan dengan Internet.
 Format penampilan pun berbeda-beda bahkan semakin tersegmentasi sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Myquran.com menampilkan situs komunitas kolaboratif dimana pengunjung situs dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada seperti Al Qur’an online, direktori situs islam, forum diskusi, chatroom, berita serta artikel dan berbagai sarana interaktif lainnya yang disumbangkan oleh para pengunjung dan anggotanya. Sasarannya adalah pemakai internet usia 17 sampai 35 tahun yang merupakan segmen pemakai Internet terbesar dewsa ini. Situs pesantrenvirtual.com yang dikelola oleh para santri virtual bimbingan KH. Mustopha Bisri merupakan contoh lain situs Islam yang menyajikan berbagai hasil konsultasi virtual dengan Pengelola Pesantren. Situs ini awalnya merupakan komunitas milis yang kemudian di-online-kan menjadi situs.[11]

b)     Televisi
Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.[12]
·         Kelebihan televisi sebagai media dakwah
Kelebihan televisi sebagai media dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainya adalah;
1. Media televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat menjangkau tempat yang lebih jauh. Bahkan pesan-pesan dakwah bisa disampaikan pada mad’u yang berada di tempat-tempat yang tidak sulit dijangkau.
2. Media televisi mampu menyentuh mad’u yang heterogen dan dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan salah satu kharakter komunikasi massa yaitu komunikan yang heterogen dan tersebar. Kelebihan ini jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan berpengaruh positif dalam aktifitas dakwah. Seorang da’i yang bekerja dalam ruang yang sempit dan terbatas bisa menjangkau mad’u yang jumlahnya bisa jadi puluhan juta dalam satu sesi acara. 
3. Media televisi mampu menampung berbagai varian metode dakwah sehingga membuka peluang bagi para da’i memacu kreatifitas dalam mengembangkan metode dakwah yang paling efektif.
4. Media televisi bersifat audio visual. Hal ini memungkinkan dakwah dilakukan dengan menampilkan pembicaraan sekaligus visualisai berupa gambar. 




·         Kelemahan televisi sebagai media dakwah
Selain memiliki beberapa kelebihan sebagaimana disebutkan diatas, dakwah menggunakan media televisi juga mempunyai berbagai kelemahan. Dalam kasus Indonesia hal ini tidak bisa dilepaskan dari kondisi pertelevisian yang ada. Dalam bidang sinetron misalnya, Srikit Syah mengungkapkan bahwa sinetron Indonesia berkembang dari segi jumlah, namun kualitasnya memprihatinkan. Ceritanya menjual mimpi, jauh dari kenyataan. Sinetron yang mendominasi jam tayang utama tak jauh beda dari sinetron Amerika Latin, Thailand dan Philipina. Hal ini berbeda dengan India yang mempunyai ciri khas budaya yang kuat dan konsisten. Sedangkan Indonesia seringkali mencontoh kostum Beverly Hills, Plot Konflik, Melrose Place, dan melodrama Maria Marcedes dalam suguhanya . Demikian pula “sinetron Islami” yang sering kita lihat selama ini sebagian besar belum mencerminkan ajaran Islam yang sesungguhnya. Bahkan terkadang ada suguhan adegan-adegan yang tidak layak ditampilkan dan menyalahi norma ke-Islaman. Disamping itu masih ada beberapa kondisi memprihatinkan lainya dari pertelevisian Indonesia. 
Secara umum kelemahan-kelemahan itu antara lain;
1. Cost yang terlalu tinggi untuk membuat sebuah acara Islami di televise
2. Terkadang tejadi percampuran antara yang haq dan yang bathil dalam acara-acara televise
3. Dunia pertelevisian yang cenderung kapitalistik dan profit oriented
4. Adanya tuduhan menjual ayat-ayat Qur’an ketika berdakwah di televise
5. Keikhlasan seorang da’i yang terkadang masih diragukan
6. Terjadinya mad’u yang mengambang
7. Kurangnya keteladanan yang di perankan oleh para artis karena perbedaan kharakter ketika berada didalam dan di luar panggung.
Namun  televisi adalah salah satu kebutuhan manusia di zaman modern ini. Televisi juga merupakan salah satu sarana dan media yang sangat efektif dalam segala hal termasuk berdakwah. Televisi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekarang ini. Jadi, dakwah melalui media televisi merupakan masukan bagus untuk menambah wacana dan wawasan masyarakat pada umumnya. Dakwah masa kini banyak melalui media massa dan televisi ini salah satu sarananya. Kita lihat berapa banyak keberhasilan para Da'i melalui media televisi. Walaupun mereka bukan dari latar belakang ustadz dan ustadzah, tapi dari berbagai profesi bisa dijalankan melalui media televisi.[13]
Salah satu temuan hasil penelitian Balai Litbang Agama Jakarta tahun 2009, antara lain menyatakan bahwa masyarakat secara umum merespon secara positif terhadap tayangan dakwah Islam di TV Nasional. Sementara tayangan bermuatan dakwah Islam di TV lokal dipandang masih sangat terbatas. Terutama karena kemasannya yang kurang variatif serta nara sumber yang kurang professional. Di samping itu, pada umumnya responden tertarik pada program dakwah TV dengan pendekatan dialog interaktif, karena bisa memberikan wawasan yang lebih luas dari sisi kompleksitas masalah yang timbul di masyarakat, dan keluasan pembahasan oleh pembicara (nara asumber). Paket-paket acara bermuatan dakwah yang mengangkat kasus-kasus riil di masyarakat melalui paket Bedah persoalan atau Curhat, Pencerahan qalbu, memiliki daya tarik tersendiri.[14]
Secara umum responden mengakui kemasan dakwah di sejumlah TV swasta nasional, telah dikemas secara menarik, orisinal, trendy. Dengan durasi yang relatif tidak lama yakni 30 menit, sehingga tidak membosankan. Pilihan topik juga dikemas secara dinamis, dan disampaikan secara tidak monoton, dan tidak terkesan menggurui. Misalnya Teropong Iman oleh Aa’ Jimmy di Trans TV dengan gaya komedian. dan Curhat dong di Indosiar. Perjalanan Tiga Wanita(PTW) juga Trans TV, dengan ilustrasi open sapce dan bertualang menusuri alam Kebesaran Tuhan di alam terbuka. Dakwah seperti itu tidak membosankan, lebih interaktif, variatif.
c)      Radio
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi. artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. [15]
·         beberapa kelebihan sebagai media dakwah, yaitu : 
1. Cepat dan Langsung. Radio adalah sarana tercepat, lebih cepat daripada Koran dan TV dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu yang banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan.
2. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Kita jarang sekali duduk dalam satu grup dalam mendengarkan radio, tetapi biasanya mendengarkannya dilakukan sendirian, seperti di mobil, di kamar tidur, dan sebagainya.
3. Dekat. Suara penyiar radio hadir di rumah dan sangat dekat dengan pendengar. Pembicaraan langsung menyentuh aspek pribadi.
4. Hangat. Paduan kata-kata, efek suara dan musik dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atau memperoleh kehangatan dari suara penyiar, dan pendengar seringkali berfikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka.
5. Sederhana. Proses siaran radio tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola atau pendengar.
6. Tanpa Batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, SARA (Suku, Agama, Ras, antar golongan), dan kelas sosial. Hanya “Tunarungu” yang tidak mampu mengonsumsi dan menikmati siaran radio.
7. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau membeli alat televisi, pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut biaya sepeserpun untuk mendengarkan radio.
8. Fleksibel. Siaran radio dapat dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, dan lainnya.
 
 
 
·         Kelemahan Radio. Sebagai media dakwah yaitu :
1. Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti membaca Koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisannya.
2. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka-angka dibulatkan. Misalkan penyiar akan menyebutkan “seribu orang lebih “ untuk angka 1.053 orang.
3. Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dnegan surat kabar yang mampu menambah jumlah halaman dengan bebas. 
4. Beralur Linear. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Berbeda dengan membaca, dapat langsung menuju halaman akhir, awal atau tengah.
5. Mengandung Gangguan. Seperti timbul tenggelam dan gangguan teknis.[16]
Radio merupakan salah satu sarana berdakwah yang efektif. Apalagi di segala penjuru bisa menjangkau dakwah dengan adanya radio. Bagi masyarakat pada umumnya yang kurang mampu, pasti mengerti dan memahami radio dan fungsinya. Salah satu fungsi radio itu jika dimasukan untuk berdakwah pun sangat bermanfaat dan efektif. Radio pada zaman sekarang ini sudah hampir tertinggal dengan media lain. Namun, radio masih sangat efektif dan tepat untuk berdakwah bagi masyarakat yang kurang mampu. Karena radio bisa dijangkau oleh segala kalangan. Dakwah melalui radio pun bisa dilakukan pada zaman sekarang ini, karena semodern apapun zaman sekarang ini masih ada masyarakat yang terbelakang dan belum menjangkau media-media elektronik yang canggih. Dan radio salah satu cara berdakwah yang bisa dilakukan para Da’i
Adapun program siaran keagamaan melalui media radio dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta dapat menembus ruang dan waktu tanpa batas, ini perlu dikemas dengan baik bagaimana suatu siaran keagamaan atau dakwah menjadi panutan dan diterima masyarakat secara lugas dan menyenangkan, memiliki daya tarik dan berhasil guna bagi audiens.[17]

C.    KESIMPULAN
 Media elektronika mempunyai peranan yang besar dan luas sekali sebagai alat penyampai informasi maupun sebagai alat komunikasi. Peranannya yang besar dan luas ini menempatkan posisinya begitu penting dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya. Bahkan dalam perkembangannya di Indonesia, media elektronika sudah bukan merupakan kebutuhan sekunder melainkan sudah menjadi kebutuhan primer. Internet, TV dan radio hampir tersebar merata keseluruh nusantara,
           
Sisi lain dari peran elektronik adalah efektif dan efisien, terutama dalam hal biaya, tenaga dan waktu. Seorang mubaligh cukup berbicara di TV, radio atau menulis di website dalam waktu seketika informasi tersebut sudah dapat dipantau oleh sekian puluh juta orang. Begitu pula suatu ide atau gagasan yang hendak disampaikan kepada kelompok masyarakat tertentu bahkan yang jauh dipelosok, tidak diperlukan lagi biaya besar untuk mendatangi kelompok-kelompok tersebut melainkan cukup disampaikan melalui media baik internet, TV, dan radio.

Sekurang-kurangnya ada tiga macam pendekatan yang harus dilakukan dalam menyampaikan siaran keagamaan  agar mencapai hasil yang baik, yaitu;

1.      Pendekatan hikmah (filusuf) dan aqliyah (rasional).
2.      Pendekatan Mau’izhah (pengajaran).
3.      Pendekatan Mujadalah (diskusi, bertukar fikiran)

 Namun pada hakikat nya semua media memiliki kekurangan dan kelebihan masing – masing, jadi seorang da’I harus pandai dalam menggunakan media yang tepat dalam berdakwah sehingga dakwahnya dapat di terima oleh mad’u atau khalayak ramai.






DAFTAR PUSTAKA

1.      Zulkiple Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta, 2004
2.      Didin Hafidhuddin; media massa dakwah, Jakarta, 2006
5.      http://www. Dunia manajemen dan dakwah.com


[1] http://www. Dunia manajemen dan dakwah.com
[2] http://www. Dunia manajemen dan dakwah.com
[3] Zulkiple Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta halaman 34-35
[4] Zulkiple Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta halaman 35
[5] Didin Hafidhuddin; media massa dakwah, halaman 102
[7] https://zamrishabib.wordpress.com/2011/02/15/dakwah-melalui-dunia-maya/
[8] https://zamrishabib.wordpress.com/2011/02/15/dakwah-melalui-dunia-maya
[9] http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/

[10] http://www.kamisama86.co.cc/2009/11/metode-dakwah-melalui-internet.html
[11] http://www.kamisama86.co.cc/2009/11/metode-dakwah-melalui-internet.html
[12] http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/pengertian-televisi
[15] http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/pengertian-radio

No comments: