Friday, May 18, 2012

Sistem Informasi Manajemen Dakwah


BAB I

PENGERTIAN KONSEP DAN SYSTEM INFORMASI
A. Pengertian
1. Konsep Dalam lingkup penelitian,konsep mempunyai arti sebagai sebuah abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek,peristiwa atau fenomena lainnya. Konsep juga merupakan sebuah peta perencanaan untuk masa depan sehingga bisa dijadikan pedoman dalam melangkah ke depan.
Woodruff (Amin, 1987) telah mengidentifikasikan 3 macam konsep,yaitu:

1. Konsep Proses, konsep yang menjelaskan tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan bila terjadi.
2. Konsep Struktur, konsep yang menjelaskan tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam.
3. Konsep Kualitas, konsep yang menjelaskan tentang sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.
2. Definisi Informasi Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi adasuatu proses transformasi data menjadi suatu informasi .
Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan, dan ia dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber lain .
Informasi adalah sumber konseptual yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajer dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan mengunakan informasi yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangatpenting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system) . Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

Konsep Dasar Informasi dapat dijelaskan dengan beberapa definisi, antara lain:
a. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya .
b. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidak pastian tentang suatu keadaan atau kejadian . Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidak pastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
c. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making) .
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
BAB II
KONSEP INFORMASI DALAM DAKWAH
1.     Konsep Dakwah Siriyah Atau Jahriyah Pada Masa Nabi Saw
Tabiat dakwah Islam adalah Jahriyah dan terang-terangan. Karena dakwah islam adalah dakwah bagi seluruh alam dan semua makhluk.
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al-Maidah : 67).
Imam Al Qurthuby dalam tafsirnya, mengutip perkataan Ibnu Abbas tentang ayat ini, "Makna ayat ini adalah sampaikanlah semua yang diturunkan Rabb-mu kepadamu, bila engkau menyembunyikan sesuatu darinya, maka engkau tidak menyampaikan risalah. Ini adalah bentuk ta'dib (pelajaran) bagi Nabi dan para pengusung ilmu untuk tidak menyembunyikan sedikitpun syari'at Allah".Rasulullah sendiri tidak menampakkan dakwah beliau hingga diizinkan oleh Allah.
Allah juga berfirman :

“Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". (Al-Isra’ : 110).
Imam Al-Bukhari menjelaskan, ayat ini diturunkan sedangkan Rasulullah di Makkah dan masih menyembunyikan dakwah beliau.
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam syarhnya mengatakan, “Merahasiakan dakwah di Makkah adalah dimasa awal Islam”.
Allah berfirman :
 “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr : 94).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan : “Dari Abdullah bin Mas’ud beliau berkata : “Nabi masih merahasiakan dakwahnya hingga turunnya ayat ini.”  Menyembunyikan Keislaman Allah berfirman :

“Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata... (Ghafir : 28).
Imam At Thabary berkata, "Laki-laki yang menyembunyikan imannya karena takut kepada Fir'aun atas keselamatan jiwanya."
Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi :
“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun (19) Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya.” (Al-Kahfi : 19-20).
Dari Ibnu Abbas beliau berkata, Rasululullah berkata kepada Al-Miqdad : “Jika seseorang hidup bersama orang-orang kafir, yang bila menampakkan imannya, pastilah mereka membunuhnya. Begitulah keadaanmu yang menyembunyikan iman ketika engkau di Makkah”.
Dalam kisah keislaman Abu Dzar Al-Ghifari. Beliau menemui Rasulullah dan berkata : “Tunjukkan Islam kepadaku”. Kemudian Rasulullah mengajarinya tentang islam. Abu Dzar berkata : “Dan akupun masuk islam.” Rasulullah berkata kepadaku : “Wahai Abu Dzar, sembunyikan urusan keislamanmu ini dan kembalilah ke negerimu. Bila telah sampai padamu kabar terangnya urusan dien ini, maka terimalah.” Maka aku berkata, “Demi Dzat Yang mengutusmu dengan Al-Haq, sungguh akan aku tampakkan urusan ini di depan kaumku.”
Al-Hajjaj bin ‘Ilath menyembunyikan keislamannya dari penduduk makkah. Beliau juga meminta izin kepada Rasulullah tentang urusannya ini. Untuk tidak menampakkan keislamannya hingga ia selesai mengumpulkan harta bendanya di Makkah.
Imam Muslim meriwayatkan dalam Kitabul Iman :
Dari Hudzaifah berkata : “Kami bersama Rasulullah, beliau berkata : “Tunjukkan kepadaku, berapa kali kalian mengucapkan keislaman ?.” Kami berkata : “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengkhawatirkan kami dan jumlah kami antara 600 hingga 700 orang ?.” Rasul menjawab : “Sesungguhnya kalian tidak akan tahu bila kalian di uji.” Hudzaifah berkata : “Dan benarlah, kami di uji hingga sebagian dari kami shalat dengan diam-diam.”
Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan, “Sungguh aku melihat, bahwa kami di uji hingga sebagian kami shalat sendiri dalam ketakutan.”
Imam An-Nawawi berkata : “Bisa jadi hal ini dikarenakan fitnah yang menimpa waktu itu.”
Dari semua kisah dan riwayat di atas, bisa diambil benang merah, bahwa menyembunyikan iman (dengan ungkapan lain melakukan siriyah) adalah sesuatu yang masyru’ untuk kondisi tertentu. Saat ujian dan fitnah yang dahsyat menerpa. Fitnah yang melahirkan ketakutan dan menyisakan penderitaan karena beratnya ancaman dan tekanan musuh-musuh Allah.
Namun yang perlu diingat, hanyasanya tabiat asli dakwah islam adalah Jahriyah. Kecuali dalam kondisi tertentu, maka tabiat asli Jahriyah dalam dakwah lebih diakhirkan demi menjaga maslahat yang lebih besar dan mendesak.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Siapapun kaum muslimin yang tinggal dalam satu wilayah atau masa dan kondisinya lemah, maka hendaknya ia mengamalkan ayat sabar, toleransi dan memaafkan siapa saja yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Yaitu Ahli Kitab dan orang musyrik. Sedangkan jika kondisi kuat, maka mengamalkan ayat-ayat perang terhadap dedengkot kekafiran yang menyerang dien dan ayat-ayat qital atas Ahli Kitab hingga membayar jizyah sedang mereka dalam keadaan hina.
2.     Proses Informasi Dalam Dakwah
Suatu pesan informasi-tabligh akan diproses oleh para mustami’ (jama’ah) apabila memenuhi 2 (dua) syarat : 1) motivasi, 2) kemampuan.Hanya jika ada alasan yang rasional untuk menggunakann enersi (dan atau biaya) suatu informasi akan diproses. Upaya itu baru akan dilakukan jika audiens dilibatkan dalam pesan yang disampaikan. Suatu pesan menjadi relevan bagi mustami’ (khalayak) apabila mereka menjadi bagian dari suatu pesan. Karena pesan dakwahnya dirasa cukup penting untuk diproses, maka kebutuhan untuk membuat suatu keputusan bertindak menjadi penting dan menarik.
Motivasi untuk memproses informasi secara sentral semakin tinggi ketika seorang mustami’ terlibat dalam suatu pesan tabligh. Tipe keterlibatan ini telah dikaji secara intensif dalam prilaku khalayak, khususnya komunikasi produk.
Sedangkan untuk syarat kedua yaitu: Kemampuan untuk memproses informasi. Untuk memperkuat motivasi mad’u dalam pemprosesan informasi sentral, mustami’ dituntut untuk memiiki kapasitas dan kemampuan memproses informasi. Kemampuan ini didukung oleh tingkat pendidikan dan pengalaman hidup. Mereka yang tingkat pendidikan (formal)nya rendah rata-rata akan lebih lamban, bergaya lugu dan sederhana. Tetapi itu masih tergantung pada pengalaman kerja serta pada kondisi dan situasi yang melingkungi mereka.
Karena itu ada 3 hal:
a.     Alasan-alasan yang damai, ramah dan cocok dengan logika mereka akan selaras dengan kemampuan mereka dalam memproses informasi.
b.      Bahasa yang sederhana lebih mudah dicerna oleh mereka.
c.       Contoh-contoh yang akrab dengan lingkungan mereka, menjadi titik tolak analisis keberhasilan pesan-pesan tabligh merasuk dalam hati dan fikiran.
Selama ini penelitian dakwah belum banyak melakukan riset tentang adanya hubungan (korelasi) antara tingkat kecerdasan (intelektual, emosional dan moral) dengan kecenderungan pemilihan/kesenangan bentuk-bentuk isi pesan tertentu.
3.     Konsep Dakwah Zaman Sekarang Sebagus apa pun sebuah agama atau ajaran, tidak akan memiliki arti dan manfaat jika hanya tersimpan dalam ide dan pikiran pemiliknya, tanpa disebarkan dan disiarkan kepada orang lain. Semua akan tinggal menjadi puing-puing yang tidak bernilai dan tidak bermanfaat. Karena itu, penyebaran dan penyiaran Agama islam sebagai petunjuk hidup dan salah satu perintah dari allah awt. Namun kenyataan menunjukan bahwa penyiaran agama islam dewasa ini ternggal dibandingkan dengan penyiaran agama, konsep, ide lain. Tampaknya salah satu faktor ketertinggalan ini adalah sistem penyiaran agama Islam kalah cepat dari pada sistem penyiaran agama dan konsep lain itu,terutama di bidang jaringan informasi dan jaringan kerja. Dakwah belum banyak mengunakan internet, homepage, serta media massa elektronik dan cetak.
Kegiatan penyiaran Agama Islam adalah sebagian dari kegitan dunia. Bagi seorang dai, penyampaian kebenaran islam kepada umat merupakan sebuah kewajiban. Secara khusus, memperbaiki dan meluruskan aliran dan paham sesat yang tumbuh subur dan semarak di kalangan umat islam Indonesia merupakan usaha yang harus dilakukan. Dalam usaha menyiarkan dakwah dan perkembangan aliran dan paham sesat pada zaman modren tidak bisa lagi dilakukan secara perorangan atau sebuah lembaga seperti MUI secara sendirian. Di era global, keberhasilan dakwah islam sangat membutuhkan jaringan. Jaringan berarti hubungan horizontal dan vertical antara sejumlah elemen atau lembaga. Jaringan ini ber fungsi sebagai saluran informasi secara timbale balik untuk tujuan bersama malalui tindakan tertentu. Semakin luas bentuk sebuah jaringan semakin efektif usaha yang dilakukan untuk keberhasilan program.
Urgensi jaringan bidang informasi dengan dakwah islam didasarkan kepada tiga prinsip berikut: Pertama,prinsip kewajiban dakwah serta amnr makruf dan nahi munkar. Kedua, prinsip mencari kebenaran. Tiga, perintah ta’awun,yakni kerjasama dalam berbuat baik.
Prinsip wajib dakwah didasarkan kepada Al-quran surat An-Nahl:125 yang artinya,”Ajaklah (manusia) ke jalan tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik.” Al-quran surat Ali-imron: 104 memerintahkan manusia melakukaan dakwah dan amar makruf dan nahi mungkar. Dalam surat Ali-imron: 110 Allah juga menyatakan umat islam sebagai umat terbaik karena melakukan amar makruf dan nahi mungkar.
Prinsip mencari kebenaran didasarkan kepada lima ayat pertama dari surat Al-alaq dan sejumlah hadis yang mewajibkan menuntut ilmu. Perintah mencari kebenaran didasarkan kepada surat Al-hujurat: 6. Dalam ayat ini Allah memerintahkan menyelidiki berita yang benar. Dalam menyampaikan dakwah, seorang dai harus manguasai ilmu yang hendak disampaikan. Di antara cirri dai yang berhasil dalam dakwahnya adalah cinta ilmu dan informasi sehingga penjelasan yang disampaikannya akurat dan argumentatif. Era global, agen berita ada dimana-mana. Agen-agen ini akan menyiarkan berita yang dipasok. Berita yang disiarkan tergantung kepada sumber pemasok. Dalam memasukkan berita, dakwah isalm sangat kurang dan selalu terlambat kerena tidak menggunakan teknologi informatika. Lebih dari itu, zionisme, komunisme, dan sekularisme menggunakan taktik dan strategi yang canggih dengan cara licik. Mereka membungkus konsep dan ide mereka dengan baju agama dan didukung dengan kekuatan material. Karena itu tidak sedikit orang islam yang islamnya belum terdefenisi terkecoh dan tergiur dengan propaganda mereka. Bahkan, orang islam yang lemah iman mudah menerimanya dan bahkan menyiarkan pula. Informasi tentang fenomena seperti ini sulit terdeteksi tanpa melalui jaringan informasi yang terkodinir. Tanpa informasi dini, usaha antisipasinya tidak mungkin pula dilakukan.
Prinsip ta’awun (kerjasama) didasarkan atas surat Al-maidah: 2 yang memerintahkan manusia agar tolong-menolong dan kerjasama dalam memperjuangkan kewajiban. Dengan demikian, jaringan dimaksudkan di sini adalah jaringan kerjasama dengan pihak-pihak atau lembaga-lembaga di berbagai daerah dan negri untuk merealisasikan program dakwah dan mengantisipasi paham sesat dan bahaya. Dakwah islam sudah saat nya membangun jaringan yang luas, rapi, dan terkordinir. Jaringan ini tidak cukup sebatas kota dan daerah, tetapi juga melampaui batas-batas Negara. Sebab, tantangan dan ancaman dakwah dewasa ini juga gerakan global. Jaringannya pun luas dan dinamis. Untuk memenangkan pertarungan, dakwah islam harus menggunakan jaringan yang lebih luas dan lebih dinamis. Paling tidak dakwah islam memiliki jaringan yang sama dengan mereka.
Sistem informasi sangat penting bagi kegiatan dakwah yang terdiri dari:

1.      Dunia masa depan adalah dunia informasi. Maju tidak suatu bangsa atau suatu Negara ditentukan oleh penguasa bangsa atau Negara atas informasi yang kian kompleks dan canggih. Bangsa Indonesia hanya akan berkembang maju apabila mampu mengusai informasi. Kalau informasi belum kita miliki, kita harus berupaya mendapatkannya dengan cara apapun.
2.     Suatu system informasi khususnya teknologi system informasi sudah banyak di gunakan masyarakat sebagai sumber informasi, sehingga kegiatan dakwah pun bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
3.     Proses penyampaian informasi dengan menggunakan system informasi lebih mudah karena system terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan membantu.
d) Kegitan dakwah dengan menggunakan system informasi itu mudah untuk direncanakan dan di control pengembangannya.
4.     Proses evaluasi lebih mudah.
f) Dakwah dengan menggunakan teknologi system informasi khususnya internet lebih mudah di akses oleh masyarakat karena keunggulannya yang tidak turn-off sepanjang masa.
Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan nilai-nilai. Diamana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.
Dampak internet terhadap dakwah tentu saja ada nilai positif dan negatifnya. Positifnya saat ini internet banyak digunakan sebagai sarana untuk berdakwah. Karena sifatnya yang global dan tidak pernah turn-off. Selain itu semua orang di seluruh pelosok dunia hampir bisa menikmati fasilitas internet. Sehingga sangat berguna bagi kelancaran berdakwah. Internet bisa dijadikan sebagai media dakwah islami. Terbukti dengan adanya situs-situs dakwah dimedia internet seperti MyQuran.com,Ukhuwah.or.id dam lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan internet membawa dampak positif bagi kemajuan dakwah. Dakwah yang dulu hanya bisa disampaikan melalui tabligh, seiring dengan kemajuan teknologi kini berkembang bahwa dakwah tidak terbatas sampai tabligh, tetapi bisa disampaikan melalui media internet walaupun satu ayat.


DAFTAR PUSTAKA
Soedrajat Soegito. (2003) sistem informasi manajemen, penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta.
http://pusdiklat-dewandakwah.com/dewan-dawah/pemikiran-islam/128-urgensi-jaringan-dakwah.html
http://www.muslimdaily.net/jurnalis/6591/konsep-kerahasiaan-dalam-dakwah-dan-jihad
http://pusdiklat-dewandakwah.com/dewan-dawah/pemikiran-islam/128-urgensi-jaringan-dakwah.html
pusdiklat-dewandakwah.com

1 comment:

Anonymous said...

terima kasih, infonya sangat berguna