PLANNING
A.
Pengertian
Perencanaan
Menurut Garth N. Jone, perencanaan adalah
suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik
untuk pencapaian tugas. Sedanfakn menurut M.Farland, perencanan adalah suatu
fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk
mengubah daripada wewenangnya.
Perencanaan
adalah memilih tujuan dan mengembangkan metode untuk mencapai tujuan.
Perencanaan adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja
organisasi dan individu. Hal ini mendorong orang berkerja ebih keras (usaha
yang intensif), bekerja keras dalam waktu yang lama(tekun), terlibat lansung
dalam pencapaian tujuan (prilaku terarah),
dan memikirkan cara-cara terbaik untuk melakukan pekerja (strategi
pekerja). Akan tetapi yang paling penting, perusahaan-perusahaan yang memilki
perencanaan, akan memperoleh keuntungan yang lebi besar, dan tumbuh lebih cepat
dari pada yang tidak memilki rencana. Namun, perencanaan juga memilki ketiga
perangkap potensial. Perusahaan –perusahaan yang sangat terpaku kepada rencana
mereka, mungkin mengalami keterlabatan dalam beradaptasi terhadap perubahan
lingkungannya. Perencanaan didasarkan atas asumsi masa depan, dan jika asumsi itu
salah, mungkin rencana tersebut mengalami kegagalan.akhirya , perencanaan bias
mengalami kegagalan jika pembuat rencana terpisah dari pelaksanaan
rencana-rencana tersebut.
B.
Teori
Perencanaan
a.
Teori Sinoptik
Teori
ini adalah teori yang paling lengkap di banding dengan yang lainnya. Teori ini
sudah menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Objek yang di
rencanakan di pandang sebagai kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang di
sebut misi. Langkah-langkah perencanaan sinoptik meliputi : 1) Perencanaan
masalah, 2) Mengestimasi ruang lingkup problem, 3) Mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, 4) Menginvestigasi problem, 5) Memprediksi alternatif, 6)
Mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian yang spesifik.
b.
Teori Inkremental
Teori ini berdasarkan pada
kemampuan institusi dan kinerja personaliannya. Teori ini tidak cocok untuk
jangka panjang karena sulit di ramalkan.
c.
Teori Transaktif
Teori ini menekankan
pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi. Perencanaan
dalam teori ini di lakukan oleh provinsi/kabupaten/kota atau sekolah.
d.
Teori Advokasi
Teori advokasi
menekankan pada hal yang bersifat umum. Perbedaan individu dan daerah di
abaikan. Dasar perencanaannya pada argumentasi yang logis,rasional, dan dapat
di pertahankan melalui argumentasi ( advokasi).
e.
Teori Radikal
Teori ini menekankan
pada kebebasan lembaga lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud
agar lebih cepat memenuhi kebuuhan lokal.
f.
Teori SITAR
Teori sitar adalah
gabungan kelima di atas. Oleh sebab itu di sebut juga sebagai compementary
planning proces. Teori ini untuk menggabungkan semua kelebihan masing-masing
teori di atas sehingga lebih lengkap.
C.
Tujuan,
fungsi dan Syarat sebuah perencanaan
Tujuan
Perencanaan
a.
Standar pengawasan, yaitu mencocokan
pelaksanaan dengan perencanaannya.
b.
Mengetahui kapan pelaksanaan dan
selesainya suatu kegiatan.
c.
Mengetahui siapa saja yang terlibat
(struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
d.
Mendapatkan kegiatan yang sistematis
termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
e.
Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang
tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
f.
Memberikan gambaran yang menyeluruh
mengenai kegiatan pekerjaan.
g.
Menyerasikan dan memadukan beberapa
subkegiatan.
h.
Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal
ditemui.
i.
Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Fungsi
perencanaan menurut Robbins dan Coulter yaitu :
a. Perencanaan
sebagai Pengarah
b. Perencanaan
sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
c. Perencanaan
sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
d. Perencanaan
sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas.
persyaratan
perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Faktual dan Realistis
b. Logis dan rasional
c. Fleksibel
d. Komitmen
e. Komprehensif dan menyeluruh
D.
Jenis
Perencanaan
Jenis perencanaan menurut prosesnya
1. Policy
Planning
Suatu
rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar atau pokok dan
bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak
dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2. Program
Planning
Merupakan
perincian dan penjelasan dari pada policy planning. Dalam perencanaan ini
biasanya memuat, hal-hal berikut:
a. Ikhtisar
tugas-tugas yang harus dikerjakan
b. Sumber-sumber
dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c. Biaya,
personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d. Prosedur
kerja yang harus dipatuhi
e. Struktur
organisasi yang harus dipenuhi
3. Operational
Planning (perencanaan kerja)
Suatu
perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara
pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang
seringkali dimuat dalam perencanaan ini adalah: Analisa dari pada program
perencanaa.
1. Penetapan
prosedur kerja
2. Metode-metode
kerja
3. Tenaga-tenaga
pelaksana
4. Waktu,
dan sebagainya
Jenis perencanaan menurut jangka
waktunya
1. Long
Range Planning
Perencanaan
jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga
tahun.
2. Intermediate
Planning
Perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun
3. Short
Range Planning
Perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
Perencanaan dari Dimensi Jenis
1. Perencanaan
dari atas ke bawah (top down planning)
Perencanaan ini dibuat oleh pucuk pimpinan dalam
suatu struktur organisasi, misalnya pemerintah pusat yang selanjutnya
perencanaan tersebut disampaikan ke tingkat provinsi/kabupate/kota untu
ditindak lanjuti.
2. Perencanaan
dari bawah ke atas (bottom-up planning)
Perencanaan ini dibuat oleh tenaga perencana di
tingkat bawah dari suau struktur organsasi, misalnya dibuat di provinsi/kabupaten/kota
utuk disampaikan ke pemerintah pusat.
3. Perencanaan
menyerong ke samping (diagonal planning)
Perencanaan ini dibuat oleh pejabat lain
bersama-sama dengan pejabat yang berada di level bawah di luar struktur
oraganisasinya. Misalnya Depdiknas Jakarta Bappeda Provinsi membuat perencanaan
pendidikan sektoral di daerah. Perencanaan ini juga disebut dengan perencanaan
sektoral.
4. Perencanaan
mendatar (horizontal planning)
Perencanaan mendatar biasanya dibuat pada saat
membuat perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel. Misalnya perencanaan
peningkatan sumber daya manusia melibatkan pejabat departemen pendidikan,
departemen agama, departemen tenaga kerja dan transmigrasi departemen kesehatan
dan departemen sosial.
5. Perencanaan
menggelinding (rolling planning)
Perencanaan menggelinding dibuat oleh pejabat yang
berwenang dalam bentuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah, jangka
panjang.
6. Perencanaan
gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and buttom-up planning)
Perencanaan ini di buat untuk mengakomodasi
kepentingan pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi/kabupate/kota. Oleh
sebab itu, pembuatannya melibatkan partisipasi aktif kedua belah pihak.
Sumber
:
Usman, Husaini. 2008.
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen Yogyakarta:
Garaha Ilmu, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar