Planologi Dakwah
Perencanaan
merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama. Para urutan-urutan
pekerjaan, perencanaan merupakan awal awal kegiatan. Fungsi yang lain akan berkerja setelah diberi arahan oleh bagian
perencanaan. Perencanaan merupakan proses dasar menajemen untuk menentukan tujuan
dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.[1]
Suatu
perencanaan memiliki beberapa komponen perencanaan. Yaitu: 5 W + H
I.
What, apa yang harus dicapai dan
dikerjakan agar mencapai suatu tujuan.
II.
Why, mengapa hal itu yang menjadi
tujuan, bukan yang lain.
III.
Where, dimana kita memilih tempat yang
strategis dalam melaksanakan rencana atau aktivitas.
IV.
When, kapan suatu rencana itu akan
dilaksanakan.
V.
Who, siapa yang bertanggung jawab atas
semua perencanaan tersebut.
VI.
How, bagaimana cara melaksanakan
pekerjaan tersebut supaya apa yang diinginkan akan tercapai.[2]
Secara
defenitif,stoner dan wankel (1993)
memperkenalkan istilah perencanaan strategis (strategic planning) sebagai
proses pemilihan tujuan organisasi,penentuan kebijakan dan program yang
diperlukan untuk mencapai sasaran tertentu dalam rangka mencapai tujuan dan
mencapai tujuan dan penetapan metode yang dibutuhkan untuk menjamin agar
kebijakan dan program strategis itu dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan
dan kondisi yang berkembang.[3]
Defenisi
yang komprehensif ini dapat dipadatkan menjadi proses perencanaan jangka
panjang yang bersifat formal perencanaan strategis dan dengan perencanaan
kebijakan dalam kerja.perencanaan srategis merupakan kegiatan perencanaan suatu
organisasi dimana peranan manajemen tingkat tinggi organisasi yang lebih disebut perencanaan operasional
(fungsional) perbedaan penting diantara untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi.untuk mencapai tujuan ini digunakan sumber daya yang
ada,baik mkanusia atau yang bersifat materi,jangka waktu formal bisa ditentukan
satu tahun ,dua tahun atau sesuai dengan kebutuhan.istilah lain yang kerap
digunakan untuk menggantikan istilah perencanaan srategis adalah perencanaan
komprehensif dan perencanaan jangka panjang.
Dalam
membahas perencanaan,seyogyanya dipisahkan antara kedua jenis perencanaan ini adalah bahwa perencanaan
strategis memusatkan perhatian pada pelaksanaan pekerjaan yang benar
(efektivitas).[4]
Perencanaan adalah proses memutuskan tuijuan-tujuan apa
yang dikejar selama suatu jangka waktu
yang akan datang dan apa yang dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai.[5]
Menurut Robin dan Coulter (2002) mendefinisikan
perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tuijuan
organisasi,menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut
secara menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang dan mengoordinasikan
seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapai tujuan organisasi.[6]
A.
Pengertian Perencanaan
Perencanaan
berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai
hasil yang ditetapkan. Suatu perencanaan harus menunjukkan pula maksud dan
tujuan dari suatu pekerjaan dan bagaimana cara-caranya untuk mencapai tujuan,
termasuk pula rencana untuk mengadakan pengawasan agar penyelenggaraan
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan dapat diartikan
sebagai keputusan terhadap apa yang dilakukan dikemudian hari.[7]
Jadi
perencanaan adalah proses mendefenisikan tujuan organisasi dan bagaimana
mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan
berasal dari kata rencana. Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah
ditentukan terlebih dahulu.
Konsep perencanaan dalam al-qur’an
“Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 30)[8]
Dari persepektif penafsirat ayat dengan ayat tersebut megandung makna
bahwa manusia juga diwajibkan untuk merencanakan apa yang dia perbuat.
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” ( Surat Al-Hasyr, ayat 18 ).[9]
B. Ciri-ciri
Perencanaan
1. Menjelaskan,
memantapkan dan memastikan tujuan yan.g dicapai
2. Meramalkan
peristiwa atau keadaan waktu yang datang.
3. Memperkirakan
kondisi-kondisi pekerjaan yang dilakukan.
4. Memilih
tugas yang sesuai untuk pencapaian tujuan.
5. Membuat
rencana secara menyeluruh menekankan kreativitas yang agar diperoleh sesuatu
yang baru dan lebih baik.
6. Membuat
kebijaksanaan, prosedur, standard an metode-metode untuk pelaksanaan kerja.
7. Memikirkan
peristiwa dan kemungkinan akan terjadi.
8. Mengubah
rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.[10]
9. Melihat
jauh kedepan,dalam artian bersangkutan dengan masa depan,termasuk jangka
waktunya.
10. Adanya
tujuan ,yang ditetapkan sebelumnya (tujuan tertentu),berupa program kegiatan
dan cara cara pencapaiannya
11. Menentukan
cara cara pencapaian dengan penetapan :
Ø Kebijaksanaan
Ø Strategi
Ø Peraturan
Ø Standar
Ø Oranisasi
Ø Prosedur
Ø
Dan lain lain
12. Adanya
perhitungan
v Penggunaan
sumber sumber dana
v Penggunaan
sumbeer sumber dengan ketupat
v Usaha
usaha untuk mengatasi masalah masalah yang di hadapi
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus
diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian dari sistem
administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan
perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan.
Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu dari fungsi
administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh
perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.
2. Dilaksanakan
secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus
dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah
perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan
dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan
penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan
lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral
yang tidak mengenal titik akhir.
3. Berorientasi pada
masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan.
Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan,
akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada
masa yang akan datang.
4. Mampu
menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan berbagai
masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun
tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan.
Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut dilakukan secara
bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.
5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya dibedakan
atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar,
serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.
6. Bersifat mampu
kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang
bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas,
runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang
disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber
daya bukanlah perencanaan yang baik.[11]
C. Rencana
yang Baik
Sebuah
perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan berikut :
a. Didasarkan
pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik. Standar baik dalam
Islam adalah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b. Dipastikan
betul bahwa sesuatu yang dilakukan itu memiliki manfaat. Manfaat ini bukan
sekedar untuk orang yang melakukan perencanaan, tetapi juga untuk orang lain,
maka perlu memerhatikan asas maslahat untuk umat, terlebih dalam aktivitas
dakwah.
c. Didasarkan
pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan. Untuk
merencanakan sebuah kegiatan dakwah, maka seorang Da’i harus banyak mendengar,
membaca dan meiliki ilmu pengetahuan yang luas sehingga dapat melakukan
aktivitas dakwah berdasarkan kompetensi ilmunya.
d. Dilakukan
studi banding (bench mark). Bench mark adalah melakukan studi terhadap praktik terbaik dari
lembaga atau kegiatan dakwah yang sukses menjalankan aktivitasnya.
e. Dipikirkan
dan dianalisis prosesnya, dan kelanjutan dari aktivitas yang akan dilaksanakan.[12]
D. Manfaat
Rencana
1. Membantu
organisasi untuk mengembangkan “fokus” kemudian mengontrol proses. Sebuah organisasi yang memiliki fokus
tentu mengetahui apa yang terbaik untuk dilakukan, mengetahui kebutuhan para
langganan, mengetahui bagaimana menberi servis terhadap mereka.
2. Mengembangkan fleksibilitas, membuat menyadari peruabahan
apa yang perlu dilakukan, sebuah organisasi yang memiliki fleksibilitas, akan
berjalan secara dinamis dengan pandangan ke depan. Ia sanggup mengadakan
perubahan dalam rangka meresponsi dan mengantipasi problema-problema dan
peluang yang sedang muncul.
3. Memberikan peluang terhadap pengembangan koordinasi di
dalam organisasi di dalam organisasi, sehingga jelas siapa berbuat apa. Semua
sub sistem yang ada dengan aneka ragam tujuan (objektivitas) –nya dapat ditata
dan dikoordinir sehingga satu sama lain saling menunjang dan membantu sekaligus
tidak saling menghalangi.[13]
Manfaat perencanaan
1.
Mendorong pemimpin mulai dari atas seperti Top
manajemen sampai pada bawah untuk berfikir secara sistemayis
2.
Membantu
pemimpin dalam melaksanakan koordinasi
3.
Mendorong
pemimpin untuk menampilkan garis-garis besar haluan organisasi demi tercapainya
tujuan.
4.
Membantu
pelaksanaan pengawasan terhadap perkembangan dari apa yang direncanakan.
5.
Membantun
pemimpin dalam menghadapi perkembangan dimasa yang akan datang
6.
Membantu
terciptanya gambaran dan hubungan pertanggung jawaban dari masing-masing bagian organisasi.[14]
E.
Proses
Perencanaan
1.
Menentukan
Sasaran
Ini
merupakan proses pengambilan keputusan bersama, dan bawahannya didorong untuk
mengambil peranan yang penting dalam menyatakan ide mereka.
2.
Menspeksifikasi
Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang realistis disetujui oleh manajer
dan bawahannya, dan rencana ini dituliskan dengan cukup teliti untuk penelaah
berkala.
3.
Penelaahan
Performa
Setiap siklus perencanaan mempunyai kerangka wakti khusus
dan manajer secara berkala menemui bawahan mereka untuk menelaah kemajuan
terhadap sasaran.
4.
Koreksi
dan Adaptasi
Tindakan diambil setelah setiap penelaahan performa. Ini
dapat termasuk perubahan dalam aktivitas untuk mencapai sasaran atau
perubahan-perubahan dalam sasaran sendiri.
5.
Perencanaan
menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat
sekarang. Jangka waktu yang meliputi
jangka yang sangat pendek sampai jangka yang panjang.[15]
Proses Perencanaan
1.
Perencanaan
Strategis
Dari
misi organisasi, kemudian diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis
ditujukan untuk mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis
ditetapkan oleh manajemen puncak.
2.
Perencanaan
Taktis
Rencana
taktis diturunkan dari misi dan rencana strategi. Rencana taktis ditujukan untuk
mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian tertentu dari rencana strategis.
Rencana taktis mempunyai fokus pada hubungan manusia dan aksi, dan biasanya
ditetapkan oleh manajemen menengah.
3.
Perencanaan
Operasional
Rencana
operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan banyak
melibatkan manajemen tingkat bawah.
4.
Situasional
Merupakan
perencanaan situsional merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan
alternatif jika kejadian situasional muncul.
5.
Perencanaan
dan Tingkat Manajemen
Manajemen
puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan diktis, dan manajemen
tingkat bawah akan banyak terlibat dalam perencanaan operasional.[16]
Proses Perencanaan
1.
Beri
batasan terhadap tujuan (objective) anda. Anda harus tahu arah yang hendak dituju
dan cukup spesiifik dan sadar apakah anda betul-betul telah tiba ketempat yang
hendak dituju.
2.
Tetapkan
dimana anda berada ditengah hasil yang diinginkan atau tujuan yang ingin
dicapai. Analisa titik-titik kekuatan dan kelemahan untuk mengukur kemampuan
anda sehubungan dengan pemenuhan tujuan-tujuan masa mendatang.
3.
Mengembangkan
premis dan dasar-dasar pemikiran logis yang beralasan menyangkut
kondisi-kondisi yang akan datang dalam kaitannya dengan apa yang miliki.
4.
Pilih,
catat, evaluasi, dan tetapkan diantara premis dan dasar-dasar pemikiran yang
telah dikembangkan untuk menciptakan dan membuat rencana-rencana dalam rangka
memenuhi tujuan (objective) yang hendak dicapai.
5.
Buat
rencana kerja, implementasikan”action plan” dan evaluasi hailnya. Rencana harus
memenuhi dan mencapai tujuan (objective)[17]
F.
Faktor
- faktor perencanaan
Dengan merangkai hubungan antara suatu rencana yang baik
dengan proses perencanaan itu sendiri maka untuk menyusun suatu rencana
yang baik diperlukan beberapa faktor
sebagai berikut:
1.
Suatu rencana hendaknya disusun oleh
tenaga yang benar benar mengetahui
teknik perencanaan
2.
Rencana harus dibuat oleh orang yang
mendalami tujuan organisasi
3.
Rencana harus di dukung oleh data/
informasi,ide ide yang relevan[18]
4.
Rencana henddaknya disusun oleh orang
yang mengetahui sifat hakiki daripada permasalahan serta mampu melihat kedepan
(forcast).
[1] Askolani, Ekonomi, (Jakarta : PT Perca, 2007) hal 52
[3] Dr.Ahmad
Ibrahim Ibn Sina,manajemen syariah sebuah
kajian Historis dan Kontemporer,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006)
hal.79
[4]
Dr.Ahmad Ibrahim Ibn Sina,manajemen
syariah sebuah kajian Historis dan Kontemporer,(Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,2006) hal.79
[6] Eni
Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah,Pengantar
Manajemen Edisi Pertama(Jakarta:Kencana,2006) hal.96
[12] Wahyu Ilaihi, manajemen dakwah, (Jakarta: Kencana
:2006) hal 99.
[13] Prof.
Dr. Azhar Arsyad, NA. Pokok-pokok
Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2003) hal 38- 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar