Saturday, November 15, 2014

Persaudaraan Sesama Muslim

PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM

PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya, Iptek acap kali berbenturan atau dibenturkan dengan agama yang berakibat pada kegagalannya dalam misi kemanusian yang dilandasi pada bingkai humanis demokratis dan berkeadilan. Distorsi ini juga dapat dialami oleh profesi pekerjaan sosial sebagai aktivitas kemanusiaan yang abai terhadap nilai-nilai keagamaan di satu sisi dan misi  kemanusiaan oleh agama yang tidak dibingkai oleh keilmuan pada sisi yang lain.
Integrasi antara keduanya dalam praktek pekerjaan sosial merupakan sebuah keharusan sebab pendekatan moderen dan agama dalam praktek pekerjaan sosial merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan.Dalam pembahasan ini, paling tidak ada tiga kesimpulan yang dapat di kemukakan:
Pertama, Ambruknya ideologi raksasa seperti kapitalime yang terbukti dangkal dalam menuntaskan masalah kemanusiaan bahkan melahirkan berbagai patalogi sosial, memberikan peluang sekaligus tantangan bagi pendekatan keagaman dalam wacana keilmuan terutama pekerjaan sosial untuk dapat memberikan jalan alternative terhadap kemajuan peradaban dalam bingkai nilai-nilai universal religius yang humanis, demokratis dan berkeadilan.
Kedua, Konsekwensi pemahaman keagaman yang kaku dan tidak bersifat scientific justru akan memunculkan berbagai stigmatisasi negative terhadap peran penting agama dalam relasi kemanusiaan sesuai mandat pekerjaan sosial. Stigmatisasi tersebut berpandangan bahwa agama adalah dogmatism, rigidity dan gender biasexcessive self-blaming,  Fatalistik dan status quo serta  dianggap tidak peduli dengan urusan kekinian di dunia.
Ketiga, Bahwa baik pendekatan keagamaan maupun moderen yang tidak diintegrasikan, dapat menuai kegagalan dalam praktek pekerjaan sosial. Dengan kata lain, baik Pengetahuan rasionalis (bi-logical) dan spiritual serta pendekatan keagamaan yang tercerai berai dan cenderung saling mengalienas sama-sama berpotensi untuk gagal.


Apa itu  Pekerjaan Sosial                
Pekerjaan sosial adalah profesi kemanusiaan yang telah lahir cukup lama. Sejak kelahirannya sekitar 1800-an.[1] Purifikasi peksos terus berlanjut sejalan dengan tuntutan perubahan dan aspirasi masyarakat. Namun demikian, seperti halnya profesi lain (Guru, Dosen, Dokter), fondasi dan prinsip dasar pekerjaan sosial tidak mengalami perubahan.
Pekerjaan sosial berbeda dengan profesi lain, semisal psikolog, dokter atau psikiater. Dalam praktek kerjanya dia senantiasa harus melibatkan aspek-aspek diluar klien dalam penyelesaian masalahnya. Artinya, bahwa mandat utama pekerja sosial adalah memberikan pelayanan sosial baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat yang membutuhkannya  sesuai dengan nilai-nilai dakwah , pengetahuan dan ketrampilan professional pekerjaan sosial.
Selain itu, pekerjaan sosial juga merupakan aktivitas professional untuk menolong individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif untuk mencapai tujuan dakwah . Sebagai suatu aktivitas professional, pekerjaan sosial dilandasi dengan vondamen utama berupa; kerangka pengetahuan, kerangka keahlian dan kerangka nilai.
Dalam konferensi internasional di Montreal Kanada, juli 2000, IFSW mendefinisikan pekerjaan sosial sebagai Profesi yang mendorong pemecahan masalah dalam kaitannya dengan relasi kemanusiaan. Perubahan sosial, pemberdayaan dan pembebasan manusia, serta perbaikan masyarakat. Menggunakan teori-teori perilaku  manusia dan sistem-sistem sosial. Pekerjaan sosial melakukan intervensi pada titik dimana orang berinteraksi dan keadilan sosial merupakan sangat penting bagi pekerjaan sosial hkususnya dalam konteks dakwah.

PEMBAHASAN

A.    Ada 2(Dua) Factor Yang Mempengaruhi Sosial Dalam Proses Dakwah Yaitu :

1.      FACTOR INTERNAL

v  Da`i dan kepribadiannya
Dakwah dalam islam merupakan tugas yang sangat mulia , yang juga merupakan tugas para nabi dan rasul, juga merupakan tanggung jawab setiap muslim. Dakwah bukanlah pekerjaan yang mudah , semudah membalikkan telapak tangan , juga tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang . seorang da`I harus mempunyai persiapan-persiapan yang matang baik dari segi keilmuan ataupun dari segi budi pekerti.sangat susah untuk dibayangkan bahwa suatu dakwah akan berhasil , jika seoarang da`I tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang memadai dan tingkah laku yang buruk baik secara pribadi ataupun sosial
Juru dakwah ( da`I ) adalah salah satu factor dalam kegiatan dakwah yang menempati posisi yang sangat penting  dalam menentukan  berhasil atau tidaknya kegiatan dakwah . setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah khususnya juru dakwah( da`I ) professional yang mengkhususkan diri di bidang dakwah seyogianya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan dakwah baik rohani maupun jasmani.

v  Mad`u
Keberhasilan suatu aktifitas dakwah tidak mungkin didukseskan atas dasar satu factor atau dua factor saja, tetapi keberhasilan dakwah ditentukan oleh kesatuan factor-faktor atau unsur-unsur yang saling membantu,memengaruhi dan berhubungan satu dengan yang lain. Mad`u merupakan individu atau bagian dari komunitas tertentu.mempelajari tentang unsur ini merupakan suatu keniscayaan dalam keberhasilan suatu dakwah.
v  Intelegensi/ pengetahuan

 yaitu aspek kecerdasan seseorang mencakup kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berfikir, kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat , kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan dakwah atau masalah dan kemampuan mengambil kesimpulan.

v  Keterampilan ( skill)

seseorang yang berlibat dalam kegiatan dakwah dia tersebut memiliki skill yang bagus karena jika skill rendah maka kegiatan dakwah hanya berada pada kelas bawah diseabkan kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh seorang da`i.

v  Kurangnya da`i yang professional menjadi pengaruh dan tantangan dalam mengembangkan  dakwah.

v  Rendahnya mutu manajemen organisasi dakwah

v  Minimnya dana, fasilitas pendukung dan minimnya SDM ( sumber daya manusia)



2.      FACTOR EKSTERNAL

v  Pengaruh budaya
secara umum kebudayaan meliputi segala sesuatu yang dihasilkan dari cipta , rasa, dan karsa manusia yang bersifat materi maupun nonmateri yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu disekelilingnya. Menyangkut gagasan manusia tentang individu,orang lain serta semua aspek yang berkaitan dengan biologi , fisik, sosial dan sebagainya.

v  Linkungan ( kondisi)
Artinya tempat atau kondisi masyarakat tersebut yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi okupasional( profesi atau pekerjaan ) berupa golongan petani,pedagang,seniman,buruh,pegawai negeri( administrator ) dan lain sebagainya.

v  Organisasi sosial
Setiap masyarakat memiliki hubungan sosial yang bervariasi yang terkristalisasi dalam kelompok-kelompok sosial, permanen atau temporer,organisasi formal atau non formal.relasi-relasi dalam organisasi sosial dakwah ini dipengaruhi oleh kepercayaan,norma , dan sikap kelompok.

B.     Dalam mengembangkan kegiatan dakwah supaya dakwah tersebut efektif dan tidak ada factor-faktor yang mempengaruhi sosial dakwah maka ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi yaitu anatara lain :

1.      Berdakwah itu harus dimulai diri sendiri( ifdak binafsik )
2.      Secara mental, Da`I harus siap menjadi pewaris nabi yakni mewarisi kejuangan yang beresiko menjadi sebuah pedoman da`i dalam melaksanakan kegiatan dakwah
3.      Da`i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran islam bisa disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat.
4.      Dalam menghadapi kesulitan da`i harus bersabar , karena sudaj menjadi sunnatullah bahwa setiap pembawa kebenaran pasti akan dilawan oleh orang kafir , bahkan setiap nabi pun harus mengalami diusir oleh kaumnya.seorang da`i hanya bisa mengajak, sedangkan yang member petunjuk adalah Allah swt.
5.      Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi , dalam hal ini keberhasilan membangun komunitas islam , meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah.
6.      Da`I harus memerhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas pertama sehubungan dengan hal-hal yang bersifat universal,yakni al-khair( kebajikan ) baru kemudian nahi mungkar ( qs.3 : 104 ) al-khair adalah kebaikan universal yang datangnya secara normative dari tuhan, seperti keadilan dan kejujuran , sedangkan amal ,makruf adalah sesuatu yang secara sosial dipandang sebagai kepantasan .






PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sebagai peristiswa komunikasi, aktifitas dakwah dapat menimbulkan berbagai peristiwa ditengah masyarakat, peristiwa yang harmoni, yang menegangkan , yang controversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran , baik pemikiran yang moderat maupun ekstrem, yang sederhana maupun rumit, yang persial maupun komprehensif.
Manusia sebagai objek dakwah ( mad`u ), maupun ( Da`i) baik sebagai individu mapun sebagai kelompok , memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sebagaimana juga da`i ada yang berfikiran sempit dan ada yang berwawasan luas. Da`I juha tidak cukup hanya menguasai materi dakwah , tetapi juga memahami karakteristik manusia yang menjadi mad`u.
Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan dakwah maka seseorang atau sekelompok sangat mampu dalam sagala hal tidak secara khusus saja tapi menyeluruh karena itu sangat menentukan keberhasilan dakwah dan tidak terhambat ataupun pengaruh-pengaruh lain nya yang membuat dakwah tidak berjalan dengan efisien dan efektif.







DAFTAR PUSTAKA

munir,Muhammad,DKK,Manajemen Dakwah edisi pertama.jakarta:rahmat semesta.2009 cet.Ke-II

faizah,DKK,Psikologi Dakwah edisi pertama,Jakarta:rahmat semesta,2009,cet.Ke-II

Edi Suharto,membangun masyarakat.memberdayakan rakyat,kajian strategis.pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial,bandung: revika aditama,2005)h



[1] Lihat Zasstrow dalam Edi Suharto, Membangun Masyarakatm, Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung : Revika Aditama, 2005) h











.

No comments: