Saturday, November 15, 2014

Rasionalisme

Pengertian Rasionalisme

Rasionalisme

v  Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris
rationalism.5 Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”.6
A.R. Lacey7 menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalah
sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi
pengetahuan dan pembenaran.

Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. By Kuwat Pamuji.

v  Rasionalisme, dalam kosmos filsafat, adalah sebuah sistem berpikir yang menekankan peran nalar dalam mencerap ilmu. Kebalikan dari Empirisisme, yang menekankan peran pengalaman, khususnya indra dan persepsi.

v  Rasionalisme muncul pada abad ke-17 dan tokoh yang dikenal dalam mazhab ini adalah Rene Descrates (1596-1650) yang memopulerkan ungkapan cogito ergo sum yang berarti aku berpikir maka aku ada. Menurut Descrates, Rasionalisme yaitu manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak oleh karena itu manusia dapat merealisasikan kebebasannya tersebut dan kebebasanlah yang merupakan cirri khas kesadaran manusia yang berpikir.

v  Rasionalisme dalam ranah teologi (baca: Deism) adalah kebalikan dari Fideism yang lebih mengedepankan akal atas iman, dan seluruh asas dan hakikat agama dapat dibuktikan dengan rasio. Tidak bersandar melulu kepada iman

v  Rasionalisme pada masa Aufklarung (Age of Reason). Istilah teknis ini digunakan untuk penyifatan terhadap pandangan-pandangan dunia (weltanschauung) filsuf-filsuf pada masa itu. Reason dalam persfektif mereka adalah opposite meaning dengan iman, otoritas tradisional, puritanisme dan khurafat. Tentunya di sini posisi mereka bertentangan secara diametral dengan kaum Masehi tradisional. Para cendekiawan rausyan fikr ini beranggapan bahwa akal adalah piranti reliabel dan akseptabel dalam perkara-perkara yang bertalian dengan hauzah kehidupan manusia, seperti ilmu, agama, etika, politik

v  Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh haruslah dengan cara berpikir

v  Pengertian lain rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.

v  Rasionalisme adalah pandangan bahwa akal memiliki kekuatan independen untuk dapat mengetahui dan mengungkapkan prinsip-prinsip pokok dari alam , atau terhadap sesuatu kebenaran yang menurut logika , berada sebelum pengalaman, tetapi tidak bersifat analitik . ( by Achmad Maulana, dkk, Kamus ilmiah populer ).



Referensi

1.      Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta,     Pustaka Sinar
Harapan, 1998, hal. 119-125.
                       
2.       Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat 2, Yogyakarta, Kanisius, 1980, hal. 18.

3.       Bertrand Russell, History of Western Philosophy and Its Connection with Political and Social
Circumstances from the Earliest Times to the Present Day, London, George Allen and Unwin,1946, hal. 580.

4.       Ibid., hal. 685. dan Y. Masih, A Critical History of Modern Philosophy, Delhi, MotilalBanarsidass, 1988, hal. 173.

5.      http://kuwatpamuji.blogspot.com/2009/01/rasionalisme.html http://id.wikipedia.org/wiki/Rasionalisme

http://education.feedfury.com/content/16333544-filsafat_rasionalisme.html

No comments: