Wednesday, November 05, 2014

Planologi Dakwah

Planologi Dakwah

Perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama. Para urutan-urutan pekerjaan, perencanaan merupakan awal awal kegiatan. Fungsi yang lain akan berkerja setelah diberi arahan oleh bagian perencanaan. Perencanaan merupakan proses dasar menajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.[1]
Suatu perencanaan memiliki beberapa komponen perencanaan. Yaitu: 5 W + H
       I.            What, apa yang harus dicapai dan dikerjakan agar mencapai suatu tujuan.
    II.            Why, mengapa hal itu yang menjadi tujuan, bukan yang lain.
 III.            Where, dimana kita memilih tempat yang strategis dalam melaksanakan rencana atau aktivitas.
 IV.            When, kapan suatu rencana itu akan dilaksanakan.
    V.            Who, siapa yang bertanggung jawab atas semua perencanaan tersebut.
 VI.            How, bagaimana cara melaksanakan pekerjaan tersebut supaya apa yang diinginkan akan tercapai.[2]
Secara defenitif,stoner  dan wankel (1993) memperkenalkan istilah perencanaan strategis (strategic planning) sebagai proses pemilihan tujuan organisasi,penentuan kebijakan dan program yang diperlukan untuk mencapai sasaran tertentu dalam rangka mencapai tujuan dan mencapai tujuan dan penetapan metode yang dibutuhkan untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang berkembang.[3]

Defenisi yang komprehensif ini dapat dipadatkan menjadi proses perencanaan jangka panjang yang bersifat formal perencanaan strategis dan dengan perencanaan kebijakan dalam kerja.perencanaan srategis merupakan kegiatan perencanaan suatu organisasi dimana peranan manajemen tingkat tinggi organisasi yang lebih disebut perencanaan operasional (fungsional) perbedaan penting diantara untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi.untuk mencapai tujuan ini digunakan sumber daya yang ada,baik mkanusia atau yang bersifat materi,jangka waktu formal bisa ditentukan satu tahun ,dua tahun atau sesuai dengan kebutuhan.istilah lain yang kerap digunakan untuk menggantikan istilah perencanaan srategis adalah perencanaan komprehensif dan perencanaan jangka panjang.

Dalam membahas perencanaan,seyogyanya dipisahkan antara kedua jenis perencanaan ini adalah bahwa perencanaan strategis memusatkan perhatian pada pelaksanaan pekerjaan yang benar (efektivitas).[4]

Perencanaan adalah proses memutuskan tuijuan-tujuan apa yang dikejar selama suatu jangka  waktu yang akan datang dan apa yang dilakukan agar tujuan-tujuan  itu dapat tercapai.[5]

Menurut Robin dan Coulter (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tuijuan organisasi,menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapai tujuan organisasi.[6]

A.    Pengertian Perencanaan
Perencanaan berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Suatu perencanaan harus menunjukkan pula maksud dan tujuan dari suatu pekerjaan dan bagaimana cara-caranya untuk mencapai tujuan, termasuk pula rencana untuk mengadakan pengawasan agar penyelenggaraan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan dapat diartikan sebagai keputusan terhadap apa yang dilakukan dikemudian hari.[7]
Jadi perencanaan adalah proses mendefenisikan tujuan organisasi dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan berasal dari kata rencana. Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Konsep perencanaan dalam al-qur’an






 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 30)[8]
Dari persepektif penafsirat ayat dengan ayat tersebut megandung makna bahwa manusia juga diwajibkan untuk merencanakan apa yang dia perbuat.






 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Surat Al-Hasyr, ayat 18 ).[9]

B.     Ciri-ciri Perencanaan

1.      Menjelaskan, memantapkan dan memastikan tujuan yan.g dicapai
2.      Meramalkan peristiwa atau keadaan waktu yang datang.
3.      Memperkirakan kondisi-kondisi pekerjaan yang dilakukan.
4.      Memilih tugas yang sesuai untuk pencapaian tujuan.
5.      Membuat rencana secara menyeluruh menekankan kreativitas yang agar diperoleh sesuatu yang baru dan lebih baik.
6.      Membuat kebijaksanaan, prosedur, standard an metode-metode untuk pelaksanaan kerja.
7.      Memikirkan peristiwa dan kemungkinan akan terjadi.
8.      Mengubah rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.[10]
9.      Melihat jauh kedepan,dalam artian bersangkutan dengan masa depan,termasuk jangka waktunya.
10.  Adanya tujuan ,yang ditetapkan sebelumnya (tujuan tertentu),berupa program kegiatan dan cara cara pencapaiannya
11.  Menentukan cara cara pencapaian dengan penetapan :
Ø  Kebijaksanaan
Ø  Strategi
Ø  Peraturan
Ø  Standar
Ø  Oranisasi
Ø  Prosedur
Ø  Dan lain lain
12.  Adanya perhitungan
v  Penggunaan sumber sumber dana
v  Penggunaan sumbeer sumber dengan ketupat
v  Usaha usaha untuk mengatasi masalah masalah yang di hadapi
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.





2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.

3. Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.

5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.



6. Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik.[11]

C.     Rencana yang Baik
Sebuah perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan berikut :
a.       Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik. Standar baik dalam Islam adalah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b.      Dipastikan betul bahwa sesuatu yang dilakukan itu memiliki manfaat. Manfaat ini bukan sekedar untuk orang yang melakukan perencanaan, tetapi juga untuk orang lain, maka perlu memerhatikan asas maslahat untuk umat, terlebih dalam aktivitas dakwah.
c.       Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan. Untuk merencanakan sebuah kegiatan dakwah, maka seorang Da’i harus banyak mendengar, membaca dan meiliki ilmu pengetahuan yang luas sehingga dapat melakukan aktivitas dakwah berdasarkan kompetensi ilmunya.
d.      Dilakukan studi banding (bench mark). Bench mark adalah  melakukan studi terhadap praktik terbaik dari lembaga atau kegiatan dakwah yang sukses menjalankan aktivitasnya.
e.       Dipikirkan dan dianalisis prosesnya, dan kelanjutan dari aktivitas yang akan dilaksanakan.[12]


D.    Manfaat Rencana
1.      Membantu organisasi untuk mengembangkan “fokus” kemudian mengontrol proses. Sebuah organisasi yang memiliki fokus tentu mengetahui apa yang terbaik untuk dilakukan, mengetahui kebutuhan para langganan, mengetahui bagaimana menberi servis terhadap mereka.
2.      Mengembangkan fleksibilitas, membuat menyadari peruabahan apa yang perlu dilakukan, sebuah organisasi yang memiliki fleksibilitas, akan berjalan secara dinamis dengan pandangan ke depan. Ia sanggup mengadakan perubahan dalam rangka meresponsi dan mengantipasi problema-problema dan peluang yang sedang muncul.
3.      Memberikan peluang terhadap pengembangan koordinasi di dalam organisasi di dalam organisasi, sehingga jelas siapa berbuat apa. Semua sub sistem yang ada dengan aneka ragam tujuan (objektivitas) –nya dapat ditata dan dikoordinir sehingga satu sama lain saling menunjang dan membantu sekaligus tidak saling menghalangi.[13]
Manfaat perencanaan
1.      Mendorong  pemimpin mulai dari atas seperti Top manajemen sampai pada bawah untuk berfikir secara sistemayis
2.      Membantu pemimpin dalam melaksanakan koordinasi
3.      Mendorong pemimpin untuk menampilkan garis-garis besar haluan organisasi demi tercapainya tujuan.
4.      Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap perkembangan dari apa yang direncanakan.
5.      Membantun pemimpin dalam menghadapi perkembangan dimasa yang akan datang
6.      Membantu terciptanya gambaran dan hubungan pertanggung jawaban  dari masing-masing bagian organisasi.[14]
E.     Proses Perencanaan
1.      Menentukan Sasaran
            Ini merupakan proses pengambilan keputusan bersama, dan bawahannya didorong untuk mengambil peranan yang penting dalam menyatakan ide mereka.
2.      Menspeksifikasi Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang realistis disetujui oleh manajer dan bawahannya, dan rencana ini dituliskan dengan cukup teliti untuk penelaah berkala.
3.      Penelaahan Performa
Setiap siklus perencanaan mempunyai kerangka wakti khusus dan manajer secara berkala menemui bawahan mereka untuk menelaah kemajuan terhadap sasaran.
4.      Koreksi dan Adaptasi
Tindakan diambil setelah setiap penelaahan performa. Ini dapat termasuk perubahan dalam aktivitas untuk mencapai sasaran atau perubahan-perubahan dalam sasaran sendiri.
5.      Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang.  Jangka waktu yang meliputi jangka yang sangat pendek sampai jangka yang panjang.[15]

Proses Perencanaan
1.      Perencanaan Strategis
            Dari misi organisasi, kemudian diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis ditujukan untuk mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis ditetapkan oleh manajemen puncak.
2.      Perencanaan Taktis
            Rencana taktis diturunkan dari misi dan rencana strategi. Rencana taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana taktis mempunyai fokus pada hubungan manusia dan aksi, dan biasanya ditetapkan oleh manajemen menengah.
3.      Perencanaan Operasional
            Rencana operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan banyak melibatkan manajemen tingkat bawah.
4.      Situasional
            Merupakan perencanaan situsional merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan alternatif jika kejadian situasional muncul.
5.      Perencanaan dan Tingkat Manajemen
            Manajemen puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan diktis, dan manajemen tingkat bawah akan banyak terlibat dalam perencanaan operasional.[16]

Proses Perencanaan
1.      Beri batasan terhadap tujuan (objective) anda. Anda harus tahu arah yang hendak dituju dan cukup spesiifik dan sadar apakah anda betul-betul telah tiba ketempat yang hendak dituju.
2.      Tetapkan dimana anda berada ditengah hasil yang diinginkan atau tujuan yang ingin dicapai. Analisa titik-titik kekuatan dan kelemahan untuk mengukur kemampuan anda sehubungan dengan pemenuhan tujuan-tujuan masa mendatang.
3.      Mengembangkan premis dan dasar-dasar pemikiran logis yang beralasan menyangkut kondisi-kondisi yang akan datang dalam kaitannya dengan apa yang miliki.
4.      Pilih, catat, evaluasi, dan tetapkan diantara premis dan dasar-dasar pemikiran yang telah dikembangkan untuk menciptakan dan membuat rencana-rencana dalam rangka memenuhi tujuan (objective) yang hendak dicapai.
5.      Buat rencana kerja, implementasikan”action plan” dan evaluasi hailnya. Rencana harus memenuhi dan mencapai tujuan (objective)[17]

F.      Faktor  - faktor perencanaan
            Dengan merangkai hubungan antara suatu rencana yang baik dengan proses perencanaan itu sendiri maka untuk menyusun suatu rencana yang  baik diperlukan beberapa faktor sebagai berikut:
1.      Suatu rencana hendaknya disusun oleh tenaga yang benar benar mengetahui  teknik perencanaan
2.      Rencana harus dibuat oleh orang yang mendalami tujuan organisasi
3.      Rencana harus di dukung oleh data/ informasi,ide ide yang relevan[18]
4.      Rencana henddaknya disusun oleh orang yang mengetahui sifat hakiki daripada permasalahan serta mampu melihat kedepan (forcast).




[1] Askolani, Ekonomi, (Jakarta : PT Perca, 2007) hal 52
[2] Ibid.hal 53
[3] Dr.Ahmad Ibrahim Ibn Sina,manajemen syariah sebuah kajian Historis dan Kontemporer,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006) hal.79
[4] Dr.Ahmad Ibrahim Ibn Sina,manajemen syariah sebuah kajian Historis dan Kontemporer,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006) hal.79
[5] George R.Terry & Leslie W.Rue,Dasar-dasar Manajemen(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2009) hal.43-44
[6] Eni Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah,Pengantar Manajemen Edisi Pertama(Jakarta:Kencana,2006) hal.96
[7] Yayat M. Herujito. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Gramedia, 2001)hal 84.
[8] Surat Al-Baqarah:30
[9] Surat Al-Hasyr:18
[10] Yayat M. Herujito. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Gramedia, 2001)hal 28.
[11] Prof. Dr. Azhar Arsyad, NA. Pokok-pokok Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2003) hal 38

[12] Wahyu Ilaihi, manajemen dakwah, (Jakarta: Kencana :2006) hal 99.
[13] Prof. Dr. Azhar Arsyad, NA. Pokok-pokok Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2003) hal 38- 39.
[14] Jurnal.SDM.Blogspot.com/2009/07/
[15] Amin Widjaja Tunggall: Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rineka Cipta: 2002) hal 148.
[16] Mamdul M. Hanafi, Manajemen (Yogayakarta: UUP AMP YKPN, 1997) hal 59-60.
[17] Mamdul M. Hanafi, Manajemen (Yogayakarta: UUP AMP YKPN, 1997) hal 37-38.
[18] Tugas Dakwah.kangsaviking.Wordpress.com/Tugas Dakwah.

No comments: